Rafi: Tes Ini Jadi Acuan Kesehatan Pemain
Saturday, 17 January 2015 | 11:36
Sudah menjadi kewajiban bagi setiap klub untuk melakukan tes kesehatan kepada para pemainnya sebelum kompetisi dimulai. Hasil tes ini menjadi acuan terkait bisa tidaknya pemain bersangkutan untuk tampil di kompetisi. Sabtu (17/1) pagi tadi, dokter tim Persib Bandung, Rafi Ghani, membawa para punggawa Maung Bandung untuk tes medis di Parahita Diagnostic Center.
“Tes kesehatan ini setahun sekali, terkecuali kalau di tengah-tengah ada yang mengeluhkan kesehatannya. Kecuali tes kesehatan yang untuk mengukur body fat dan massa otot, itu dilaksanakan secara periodik, biasanya satu bulan sekali,” kata Rafi.
Hasil tes medis ini menjadi acuan bagi dokter tim terkait kesehatan pemain per individu. Namun dalam perjalanannya, banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan pemain yang bersangkutan. Pola makan, asupan makanan, pola istirahat adalah beberapa faktor yang menunjang kesehatan pemain.
“Jadi memang harus ditekankan ke mereka (pemain), asupan apa yang boleh, mana yang ga boleh. Karena ada beberapa makanan tertentu yang merangsang ke susunan syaraf pusat yang bisa mempercepat denyut jantung. Jadi pada saat zat atau makanan tersebut dikonsumsi, nantinya pada saat melakukan aktivitas bisa melebihi heart rate maksimal. Nah itu yang sangat berbahaya, bisa kena serangan jantung,” papar Rafi.
Kasus pemain yang mengalami serangan jantung sudah beberapa kali terjadi di lapangan. Di Bandung, pemain Pelita Bandung Raya, Sekou Camara, mengalami serangan jantung saat menjalani latihan. Nyawanya tidak tertolong.
“Makanya untuk menghindari itu, sedini mungkin sebelum kompetisi mulai, kita lakukan pemeriksaan dengan harapan meminimalisir kejadian-kejadian seperti itu. Banyak faktor yang mempengaruhi denyut jantung, diantaranya istirahat, asupan makanan, terus aktivitas juga. Sebetulnya tes kesehatan ini sebagai acuan mengenai kesehatan si atlet,” tukasnya.

Sudah menjadi kewajiban bagi setiap klub untuk melakukan tes kesehatan kepada para pemainnya sebelum kompetisi dimulai. Hasil tes ini menjadi acuan terkait bisa tidaknya pemain bersangkutan untuk tampil di kompetisi. Sabtu (17/1) pagi tadi, dokter tim Persib Bandung, Rafi Ghani, membawa para punggawa Maung Bandung untuk tes medis di Parahita Diagnostic Center.
“Tes kesehatan ini setahun sekali, terkecuali kalau di tengah-tengah ada yang mengeluhkan kesehatannya. Kecuali tes kesehatan yang untuk mengukur body fat dan massa otot, itu dilaksanakan secara periodik, biasanya satu bulan sekali,” kata Rafi.
Hasil tes medis ini menjadi acuan bagi dokter tim terkait kesehatan pemain per individu. Namun dalam perjalanannya, banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan pemain yang bersangkutan. Pola makan, asupan makanan, pola istirahat adalah beberapa faktor yang menunjang kesehatan pemain.
“Jadi memang harus ditekankan ke mereka (pemain), asupan apa yang boleh, mana yang ga boleh. Karena ada beberapa makanan tertentu yang merangsang ke susunan syaraf pusat yang bisa mempercepat denyut jantung. Jadi pada saat zat atau makanan tersebut dikonsumsi, nantinya pada saat melakukan aktivitas bisa melebihi heart rate maksimal. Nah itu yang sangat berbahaya, bisa kena serangan jantung,” papar Rafi.
Kasus pemain yang mengalami serangan jantung sudah beberapa kali terjadi di lapangan. Di Bandung, pemain Pelita Bandung Raya, Sekou Camara, mengalami serangan jantung saat menjalani latihan. Nyawanya tidak tertolong.
“Makanya untuk menghindari itu, sedini mungkin sebelum kompetisi mulai, kita lakukan pemeriksaan dengan harapan meminimalisir kejadian-kejadian seperti itu. Banyak faktor yang mempengaruhi denyut jantung, diantaranya istirahat, asupan makanan, terus aktivitas juga. Sebetulnya tes kesehatan ini sebagai acuan mengenai kesehatan si atlet,” tukasnya.

sangat bagus