Pugliara, Apakah Solusi untuk Lini Tengah Persib?
Thursday, 07 April 2016 | 21:06
Pertanyaan besar di kalangan bobotoh, apakah sosok Robertino Pugliara adalah solusi dalam permasalahan lini tengah Persib selama ini? Ya, semenjak ditinggalkan Konate Makan dan Firman Utina, pelatih Dejan Antonic mencoba mendatangkan Marko Krasic, Kim Jeffrey Kurniawan dan Rachmad Hidayat. Marko kandas lantaran ia dianggap tidak memenuhi ekspektasi.
Kini giliran Pugliara yang diandalkan Dejan untuk memberikan warna di tubuh penyerangan skuat Maung Bandung. Pemain berusia 32 tahun itu langsung disiapkan menuju turnamen jangka panjang, Indonesia Soccer Championship (ISC). Ia berpeluang memulai debut melawan Surabaya United, Jumat (8/4), di Stadion Galuh Ciamis, dalam pertandingan trofeo bersama PSGC.
Saat ditanyai apakah Pugliara adalah sosok playmaker dan solusi atas apa yang dibutuhkan Persib saat ini? Sang pemain justru memasrahkannya kepada pelatih. Ia hanya mengharapkan bisa memberikan kontribusi positif serta memperbaiki lini serang Maung Bandung yang dinilai kurang variatif.
“Itu kurang tahu, itu nanti tergantung pelatih mau pakai saya dimana. Tapi ya itu semoga saya bisa bantu tim bisa kasih banyak kontribusi buat tim ini,” kata Pugliara.
1. Pugliara Mendukung Pergerakan Winger Persib
Robertino Pugliara merupakan tipikal playmaker yang mengandalkan kelincahan, kecepatan, dan seorang yang cerdik melihat situasi soal penyerangan. Midfielder yang mampu memegang bola lebih banyak dan memberikan umpan terobosan.
Kondisi tersebut sangat mendukung dengan pergerakan winger Persib yang selama ini diisi pemain-pemain yang menyukai bola daerah. Sebut saja Atep, Tantan, Samsul Arif, David Laly atau Febri Hariyadi.
2. Pugliara Bukan Pengumpan Jitu
Namun pemain asal Argentina itu bukan tipe pengumpan jitu seperti Firman Utina. Hal tersebut tentu menyulitkan bagi striker asing Persib, Juan Carlos Belencoso yang memiliki jangkung badan 186 cm. Tinggi badannya akan sia-sia bila tak ada umpan akurat–mengarahkan bola tepat di kepalanya.
Berkaca pada laga di Bhayangkara seorang Kim Jeffrey ataupun dua sayap Persib tak mampu memberi crossing matang kepada Belencoso. Hanya umpan Taufiq lewat situasi set piece yang bisa bantu Belencoso mencetak angka.
Sebelumnya, Supardi Nasir-M. Ridwan atau Atep-Tony Sucipto sering melakukan kombinasi crossing memanjakan striker macam Ilija Spasojevic atau Ferdinand Sinaga. Namun untuk saat ini kombinasi itu sedang luntur sebab umpan sering tak sampai.
3. Pugliara Bisa Manfaatkan Hold up Ball Belencoso
Namun, kekurangan Pugliara itu bisa tertutupi dengan daya jelajah tinggi dan tubuh mungil yang lunglay untuk fenetrasi menciptakan peluang. Tubuh tinggi besar dengan hold up ball yang dilakukan Belencoso bisa dimanfaatkan Pugliara sebagai tembok pantul guna membuat second striker bergerak dan kemudian mencetak skor.
Hal ini yang sering dilakukan Konate kepada Djibril Coulibaly dan Ferdinand hingga ia bisa menjadi top skor Persib musim 2014. Hal serupa dilakukan Konate kepada Spasojevic musim 2015 saat umpan Firman Utina atau crossing sayap terlampau gampang digagalkan lawan.
Penulis berakun twitter @yasseradil

Pertanyaan besar di kalangan bobotoh, apakah sosok Robertino Pugliara adalah solusi dalam permasalahan lini tengah Persib selama ini? Ya, semenjak ditinggalkan Konate Makan dan Firman Utina, pelatih Dejan Antonic mencoba mendatangkan Marko Krasic, Kim Jeffrey Kurniawan dan Rachmad Hidayat. Marko kandas lantaran ia dianggap tidak memenuhi ekspektasi.
Kini giliran Pugliara yang diandalkan Dejan untuk memberikan warna di tubuh penyerangan skuat Maung Bandung. Pemain berusia 32 tahun itu langsung disiapkan menuju turnamen jangka panjang, Indonesia Soccer Championship (ISC). Ia berpeluang memulai debut melawan Surabaya United, Jumat (8/4), di Stadion Galuh Ciamis, dalam pertandingan trofeo bersama PSGC.
Saat ditanyai apakah Pugliara adalah sosok playmaker dan solusi atas apa yang dibutuhkan Persib saat ini? Sang pemain justru memasrahkannya kepada pelatih. Ia hanya mengharapkan bisa memberikan kontribusi positif serta memperbaiki lini serang Maung Bandung yang dinilai kurang variatif.
“Itu kurang tahu, itu nanti tergantung pelatih mau pakai saya dimana. Tapi ya itu semoga saya bisa bantu tim bisa kasih banyak kontribusi buat tim ini,” kata Pugliara.
1. Pugliara Mendukung Pergerakan Winger Persib
Robertino Pugliara merupakan tipikal playmaker yang mengandalkan kelincahan, kecepatan, dan seorang yang cerdik melihat situasi soal penyerangan. Midfielder yang mampu memegang bola lebih banyak dan memberikan umpan terobosan.
Kondisi tersebut sangat mendukung dengan pergerakan winger Persib yang selama ini diisi pemain-pemain yang menyukai bola daerah. Sebut saja Atep, Tantan, Samsul Arif, David Laly atau Febri Hariyadi.
2. Pugliara Bukan Pengumpan Jitu
Namun pemain asal Argentina itu bukan tipe pengumpan jitu seperti Firman Utina. Hal tersebut tentu menyulitkan bagi striker asing Persib, Juan Carlos Belencoso yang memiliki jangkung badan 186 cm. Tinggi badannya akan sia-sia bila tak ada umpan akurat–mengarahkan bola tepat di kepalanya.
Berkaca pada laga di Bhayangkara seorang Kim Jeffrey ataupun dua sayap Persib tak mampu memberi crossing matang kepada Belencoso. Hanya umpan Taufiq lewat situasi set piece yang bisa bantu Belencoso mencetak angka.
Sebelumnya, Supardi Nasir-M. Ridwan atau Atep-Tony Sucipto sering melakukan kombinasi crossing memanjakan striker macam Ilija Spasojevic atau Ferdinand Sinaga. Namun untuk saat ini kombinasi itu sedang luntur sebab umpan sering tak sampai.
3. Pugliara Bisa Manfaatkan Hold up Ball Belencoso
Namun, kekurangan Pugliara itu bisa tertutupi dengan daya jelajah tinggi dan tubuh mungil yang lunglay untuk fenetrasi menciptakan peluang. Tubuh tinggi besar dengan hold up ball yang dilakukan Belencoso bisa dimanfaatkan Pugliara sebagai tembok pantul guna membuat second striker bergerak dan kemudian mencetak skor.
Hal ini yang sering dilakukan Konate kepada Djibril Coulibaly dan Ferdinand hingga ia bisa menjadi top skor Persib musim 2014. Hal serupa dilakukan Konate kepada Spasojevic musim 2015 saat umpan Firman Utina atau crossing sayap terlampau gampang digagalkan lawan.
Penulis berakun twitter @yasseradil

Sok kah gedor juri