PSSI Tolak Usulan Tuan Rumah Bersama
Sunday, 01 November 2009 | 20:27
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia melalui ketua umunya Nurdin Halid (NH), menolak dengan tegas keinginan organisasi negara Asia Tenggara atau ASEAN untuk menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia (PD) 2022. NH mengatakan bahwa hal tersebut tidak akan direstui oleh FIFA sebagai organisasi tertinggi sepakbola dunia.
“Kemungkinan menjadi tuan rumah bersama adalah hal yang tidak mungkin, dan tak akan disetujui FIFA. Indonesia tetap mencalonkan diri sebagai tuan rumah tunggal. Pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah suatu upaya yang serius,” tegas Nurdin.
FIFA dikatakan hanya membolehkan negara tuan rumah PD untuk meminjam stadion di negara lain. Misalnya, jika Indonesia terpilih, maka Indonesia bisa meminjam stadion di Australia, Singapura, atau Thailand. Tapi tidak untuk menjadi tuan rumah bersama.
NH juga mengharapkan masyarakat Indonesia untuk mendukung PSSI yang berkeinginan menggelar PD 2022 di Indonesia. NH mengatakan bahwa setiap tuan rumah mempunyai kelebihan di bidangnya masing-masing.
“Jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengajukan diri menjadi tuan rumah, mungkin saja mereka punya keunggulan di satu sisi, tapi tidak di bidang lainnya. Qatar unggul mata uang, tapi mereka tak punya sesuatu untuk diandalkan,” kata Nurdin.
“Begitu juga dengan Afrika Selatan. Perekonomian mereka tidak jauh beda dengan Indonesia, tapi mereka bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia. Jadi saya tetap optimistis kita bisa.” kata NH dengan semangat.
Sementar itu, untuk memuluskan langkah Indonesia menjadi tuan rumah PD 2022, PSSI telah mengontrak mantan direktur event FIFA periode 1996-2002, Michel Baachini, sebagai tenaga konsultan bidding tuan rumah Piala Dunia 2022. Kontrak kerjasama PSSI dengan pihak Baachini ditandatangani di Sekretariat PSSI, Minggu 1 November 2009.
Baachini ditunjuk karena telah sukses meloloskan Jerman menjadi tuan rumah PD 2006 dan menangani negara Maroko untuk mencalonkan diri di PD 2009, namun akhirnya Maroko kalah tipis dari Afrika Selatan.
Selain itu, PT Bakrie Capital Indonesia menjadi sponsor pencalonan tim Indonesia dengan mengucurkan dana sebesar $24 juta.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia melalui ketua umunya Nurdin Halid (NH), menolak dengan tegas keinginan organisasi negara Asia Tenggara atau ASEAN untuk menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia (PD) 2022. NH mengatakan bahwa hal tersebut tidak akan direstui oleh FIFA sebagai organisasi tertinggi sepakbola dunia.
“Kemungkinan menjadi tuan rumah bersama adalah hal yang tidak mungkin, dan tak akan disetujui FIFA. Indonesia tetap mencalonkan diri sebagai tuan rumah tunggal. Pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah suatu upaya yang serius,” tegas Nurdin.
FIFA dikatakan hanya membolehkan negara tuan rumah PD untuk meminjam stadion di negara lain. Misalnya, jika Indonesia terpilih, maka Indonesia bisa meminjam stadion di Australia, Singapura, atau Thailand. Tapi tidak untuk menjadi tuan rumah bersama.
NH juga mengharapkan masyarakat Indonesia untuk mendukung PSSI yang berkeinginan menggelar PD 2022 di Indonesia. NH mengatakan bahwa setiap tuan rumah mempunyai kelebihan di bidangnya masing-masing.
“Jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengajukan diri menjadi tuan rumah, mungkin saja mereka punya keunggulan di satu sisi, tapi tidak di bidang lainnya. Qatar unggul mata uang, tapi mereka tak punya sesuatu untuk diandalkan,” kata Nurdin.
“Begitu juga dengan Afrika Selatan. Perekonomian mereka tidak jauh beda dengan Indonesia, tapi mereka bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia. Jadi saya tetap optimistis kita bisa.” kata NH dengan semangat.
Sementar itu, untuk memuluskan langkah Indonesia menjadi tuan rumah PD 2022, PSSI telah mengontrak mantan direktur event FIFA periode 1996-2002, Michel Baachini, sebagai tenaga konsultan bidding tuan rumah Piala Dunia 2022. Kontrak kerjasama PSSI dengan pihak Baachini ditandatangani di Sekretariat PSSI, Minggu 1 November 2009.
Baachini ditunjuk karena telah sukses meloloskan Jerman menjadi tuan rumah PD 2006 dan menangani negara Maroko untuk mencalonkan diri di PD 2009, namun akhirnya Maroko kalah tipis dari Afrika Selatan.
Selain itu, PT Bakrie Capital Indonesia menjadi sponsor pencalonan tim Indonesia dengan mengucurkan dana sebesar $24 juta.
