PSSI Hentikan QNB League 2015
Saturday, 02 May 2015 | 17:35
Buntut dari pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga sehingga pertandingan QNB League tidak dapat dilaksanakan akibat tidak adanya izin kepolisian, akhirnya membuat PSSI memutuskan untuk mengakhiri kompetisi yang sudah berjalan rata-rata 2 pertandingan bagi setiap tim. Keputusan itu diambil PSSI setelah mengadakan rapat dengan komite eksekutif (Ecxo) serta PT Liga Indonesia pada Sabtu (2/5) di kantor PSSI Jakarta.
Tidak diberikannya izin keramaian oleh kepolisian di semua laga pertandingan merupakan bagian dari force majeur. Artinya keadaan darurat yang di luar kehendak PSSI untuk menanganinya. “Exco memastikan keadaan saat ini kompetisi dihentikan lantaran alasan force majeur yang telah terjadi di luar kehendak PSSI,” ungkap Hinca Pandjaitan, wakil ketua umum PSSI, seperti dikutip dari Goal Indonesia.
Hinca menambahkan tidak adanya dukungan dari pemerintah adalah bagian dari tidak bisa berjalannya roda kompetisi sama sekali. Ia pun cukup menyesali akan situasi tersebut, dimana pihaknya dibuat mati kutu hingga berdampak kepada kontestan QNB League, termasuk pelatih, pemain dan official tim, terutama masyarakat Indonesia akan kehilangan hiburan sepak bola Indonesia.
“Ini mengakibatkan tak ada yang bisa dijalankan PSSI. Oleh karenanya, seluruh kompetisi PSSI kami nyatakan force majeur lantaran tidak mendapatkan pelayanan dari negara. Kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia,” beber Hinca.
Salah satu anggota Exco, Gusti Randa, menegaskan bahwa kondisi kompetisi tidak bisa diadakan di negeri ini. PSSI pun tidak bisa menentukan sampai kapan status force majeur ini berlaku, kecuali Menpora mencabut akan pembekuan PSSI. “Kondisi ini akan berakhir sampai Kemenpora mencabut pembekuan terhadap PSSI,” Gusti.


Buntut dari pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga sehingga pertandingan QNB League tidak dapat dilaksanakan akibat tidak adanya izin kepolisian, akhirnya membuat PSSI memutuskan untuk mengakhiri kompetisi yang sudah berjalan rata-rata 2 pertandingan bagi setiap tim. Keputusan itu diambil PSSI setelah mengadakan rapat dengan komite eksekutif (Ecxo) serta PT Liga Indonesia pada Sabtu (2/5) di kantor PSSI Jakarta.
Tidak diberikannya izin keramaian oleh kepolisian di semua laga pertandingan merupakan bagian dari force majeur. Artinya keadaan darurat yang di luar kehendak PSSI untuk menanganinya. “Exco memastikan keadaan saat ini kompetisi dihentikan lantaran alasan force majeur yang telah terjadi di luar kehendak PSSI,” ungkap Hinca Pandjaitan, wakil ketua umum PSSI, seperti dikutip dari Goal Indonesia.
Hinca menambahkan tidak adanya dukungan dari pemerintah adalah bagian dari tidak bisa berjalannya roda kompetisi sama sekali. Ia pun cukup menyesali akan situasi tersebut, dimana pihaknya dibuat mati kutu hingga berdampak kepada kontestan QNB League, termasuk pelatih, pemain dan official tim, terutama masyarakat Indonesia akan kehilangan hiburan sepak bola Indonesia.
“Ini mengakibatkan tak ada yang bisa dijalankan PSSI. Oleh karenanya, seluruh kompetisi PSSI kami nyatakan force majeur lantaran tidak mendapatkan pelayanan dari negara. Kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia,” beber Hinca.
Salah satu anggota Exco, Gusti Randa, menegaskan bahwa kondisi kompetisi tidak bisa diadakan di negeri ini. PSSI pun tidak bisa menentukan sampai kapan status force majeur ini berlaku, kecuali Menpora mencabut akan pembekuan PSSI. “Kondisi ini akan berakhir sampai Kemenpora mencabut pembekuan terhadap PSSI,” Gusti.

Eta menpora teh can ngaraosan di lengserkeun ku sadaya rakyat indonesia jiga jaman pak harto .. Sepakbola di indonesia mah lain saukur karesep tapi budaya ti leleutik..
GEs urang demo we kantor menpora na beh mikir
sepakbola bukanlah bisnis politik…tapi hiburan bagi masyarakat..kembalikan lah sepakbola kepada masyarakat yg terhibur oleh sepakbola itu sendiri
satuju pisan politik tidak boleh dibawa2 ke ranah olahraga
Inti awalna persoalan ieu lantaran pssi keukeuh ngilukeun 2 tim nu teu direkomendasikeun ku tim verifikasi menpora.coba mun pt liga jeung pssi na nurut ka hasil verfikasi moal kieu jadina meureun
Pasti aya jalan nu terbaik lur, Menpora kasih keputusan segera atuh tong dilila2 lah, PSSI mamanas wae, cemen(n)!
Teu kaharti ku akal ari niatan ek politik jeung pencitraanmah. Beukukeun wen atuh menporana ameh teu loba tingkah.
KAN belegug anu kieu teh…sePak bola adalah hiburan masyarakat Indonesia
da anu di luhurna kakurangan duit keur hiruP jadi ue ieu jadina,’
coba urus dengan ketulusan hati lain karna duit,
duit maka bikin lua segalanya
..Politik sebagian dari kejahatan…..
Matak ge nanaon teh kudu ku anu profesional di bidangna.pan loba meureun nu jd profesor di bidang olahraga teh.ari ieu menpora ti mana nya? Politik mah tong di bawa ka dunia olahraga atuh euyy.
SIB, kumaha lamun ngiluan LIGA SINGAPURA weh ari di lembur sorangan euweh kapastianmah
Cek urg mh Persib ngilu hela ka Liga singapura sampe Liga di indonesia ECREUG deui anu di laluuhur na SALADAR..da di liga singapura oge aya anu ti jepang malaysia lmun teu salah mh aya 5perwakiilan negara di liga singapura th..
Lebar eta sponsor 16 siki bisi kecewa ..
Ari maca di berita mah cenah menpora hayang ngalanjutkeun liga, tp pssi nolak ngan nu matak aneh naha klub2 lsi kalah nolak kompetisi anu rek dijalankeun ku tim transisi, malah ngabelaan pssi anu teu puguh, kan jelas tepi ka ayeuna ge hadiah persib sbg juara isl teu puguh kmna, can di bayar.
Ari euk bejamah PSSI geus di akui ku FIFA ari Tim Transisi can di akui ku FIFA
Ari politikmah nu hideung jadi beureum nu beureum bisa jadi hejo etateh ngan ukur ku silat lidah numatak sepak bola di bawa kana ranah politik sa umur2 moal bener
Maksud Menpora teh alus, sanajan PSSI teh transparan jeung profesional. salama ieu korupsi di PSSI atos mendarah daging, pengaturan skor dimana2, suap menyuap tos biasa, ayeuna preman (La Nyala) nu mimpin dek dibawa kamana sepakbola Indonesia? Liga oleh PSSI memang dihentikan, tetapi oleh Menpora sebenarnya disuruh jalan terus kepada PT Liga dengan pengawasan Tim Transisi yg akan dibentuk oleh Menpora, tapi yg beredar seperti Liga dihentikan karena ulah Menpora. Ieu mah dikembalikan deui ka Klub2, apa mau ikuti arahan menpora untuk perubahan sepakbola yg lebih baik atau mau terus mengikuti kenyamanan selama ini tapi terus tersesat? Ngabobotohan teh sing cerdas
ALAH MENI PINTER KAMPRING…