Proses Perburuan Pemain Persib Harus Sesuai Budget
Tuesday, 02 March 2021 | 17:03
Persib Bandung berlatih di stadion Gelora Bandung Lautan Api, Selasa 2 Maret 2021. Foto: Dok. Persib Bandung
Perburuan pemain dilakukan Persib untuk mengisi kekosongan tempat yang ditinggalkan sejumlah pemainnya. Kim Jeffrey Kurniawan, Beni Oktovianto dan Ghozali Siregar memutuskan untuk berganti kostum alih-alih memperpanjang kontraknya. Robert Rene Alberts pun ingin penggantinya punya kualitas lebih baik.
“Untuk pemain lokal, karena kami ditinggalkan beberapa pemain, kami mempunyai kriteria untuk pemain yang datang. Pemain yang datang harus lebih baik dari pemain terdahulu. Jika tidak maka lebih baik kami mengambil pemain dari tim muda dan itu juga sudah kami lakukan,” terang Robert pada awak media, Selasa (2/3).
Sejumlah nama pun erat dikaitkan dengan Maung Bandung di sosial media. Bobotoh sendiri banyak menyodorkan nama-nama yang menurutnya layak menjadi bagian dari tim. Tapi Robert menegaskan proses perekrutan pemain tentunya harus sesuai dengan anggaran belanja yang diberikan klub.
“Dan di internet juga ada banyak nama yang disarankan oleh suporter dan itu bagus untuk keterikatan dengan klub. Tapi kenyataannya berbeda, ada anggaran yang kami miliki. Persib adalah klub terbaik dalam pengaturan keuangan di Indonesia,” jelas pelatih 66 tahun tersebut.
Baginya Persib harus mengikuti kebijakan yang dibuat oleh manajemen. Dia pernah mengajukan satu nama pemain dengan reputasi jempolan, namun pihak klub tidak bisa mengabulkan keinginannya. Itu lantaran banderol sang pemain di luar anggaran.
“Jadi kami tidak terlalu banyak mengeluarkan uang. Saya merekomendasikan pemain dengan cv yang fantastis tetapi harganya juga tentu fantastis sehingga manajemen berkata ‘maaf Robert itu di luar anggaran’,” terang mantan pelatih Arema dan PSM tersebut.
Sebagai klub, Persib harus bisa mengatur keuangan secara ketat. Tidak bisa uang dihambur-hamburkan ketika transfer window namun pada akhirnya gaji pemain macet. Robert tidak mau kejadian yang pernah menimpa beberapa klub Indonesia turut dirasakan oleh Maung Bandung.
“Jadi siapapun yang diincar harus masuk ke dalam budget. Karena kami harus memiliki stabilitas keuangan yang bagus. Setiap bulan gaji pemain harus dibayarkan, tidak seperti klub lain di Indonesia. Mereka mendapatkan pemain dengan uang yang besar tetapi pada akhirnya tidak ada yang bisa membayarnya. Dari sana masalah dimulai dan kami di Persib tidak ingin mengalami itu,” tukasnya.


Persib Bandung berlatih di stadion Gelora Bandung Lautan Api, Selasa 2 Maret 2021. Foto: Dok. Persib Bandung
Perburuan pemain dilakukan Persib untuk mengisi kekosongan tempat yang ditinggalkan sejumlah pemainnya. Kim Jeffrey Kurniawan, Beni Oktovianto dan Ghozali Siregar memutuskan untuk berganti kostum alih-alih memperpanjang kontraknya. Robert Rene Alberts pun ingin penggantinya punya kualitas lebih baik.
“Untuk pemain lokal, karena kami ditinggalkan beberapa pemain, kami mempunyai kriteria untuk pemain yang datang. Pemain yang datang harus lebih baik dari pemain terdahulu. Jika tidak maka lebih baik kami mengambil pemain dari tim muda dan itu juga sudah kami lakukan,” terang Robert pada awak media, Selasa (2/3).
Sejumlah nama pun erat dikaitkan dengan Maung Bandung di sosial media. Bobotoh sendiri banyak menyodorkan nama-nama yang menurutnya layak menjadi bagian dari tim. Tapi Robert menegaskan proses perekrutan pemain tentunya harus sesuai dengan anggaran belanja yang diberikan klub.
“Dan di internet juga ada banyak nama yang disarankan oleh suporter dan itu bagus untuk keterikatan dengan klub. Tapi kenyataannya berbeda, ada anggaran yang kami miliki. Persib adalah klub terbaik dalam pengaturan keuangan di Indonesia,” jelas pelatih 66 tahun tersebut.
Baginya Persib harus mengikuti kebijakan yang dibuat oleh manajemen. Dia pernah mengajukan satu nama pemain dengan reputasi jempolan, namun pihak klub tidak bisa mengabulkan keinginannya. Itu lantaran banderol sang pemain di luar anggaran.
“Jadi kami tidak terlalu banyak mengeluarkan uang. Saya merekomendasikan pemain dengan cv yang fantastis tetapi harganya juga tentu fantastis sehingga manajemen berkata ‘maaf Robert itu di luar anggaran’,” terang mantan pelatih Arema dan PSM tersebut.
Sebagai klub, Persib harus bisa mengatur keuangan secara ketat. Tidak bisa uang dihambur-hamburkan ketika transfer window namun pada akhirnya gaji pemain macet. Robert tidak mau kejadian yang pernah menimpa beberapa klub Indonesia turut dirasakan oleh Maung Bandung.
“Jadi siapapun yang diincar harus masuk ke dalam budget. Karena kami harus memiliki stabilitas keuangan yang bagus. Setiap bulan gaji pemain harus dibayarkan, tidak seperti klub lain di Indonesia. Mereka mendapatkan pemain dengan uang yang besar tetapi pada akhirnya tidak ada yang bisa membayarnya. Dari sana masalah dimulai dan kami di Persib tidak ingin mengalami itu,” tukasnya.

Ferdinan sinaga&Lilipaly asal hrg na diskon sesuai budjet tos we sisana pemain akademi