Presiden Restui Pembekuan PSSI
Wednesday, 06 May 2015 | 18:13
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo merestui pembekuan PSSI yang dilakukan oleh Kementrian Pemudan dan Olah Raga. Restu ini didapat oleh menteri Imam Nahrawi setelah keduanya bertemu di Istana Negara, Rabu (6/5).
Seperti dikutip dari detik.com, Iman Nahrawi menegaskan dirinya dan kementrian akan terus membekukan PSSI. Selain itu, presiden juga meminta Imam untuk terus melakukan perubahan pengelolaan sepakbola Indonesia.
“Presiden minta pada saya untuk terus melakukan perubahan terkait tata kelola soal sepakbola ini dan tidak boleh berhenti. Tentu dengan step-step yang jelas, dengan blue print yang jelas, karena presiden sangat concern terhadap perubahan tata kelola sepakbola kita,” ujar Imam Nahrawi kepada wartawan.
Dalam kesempatan itu, Imam Nahrawi kemudian mengaku akan mengajukan tim transisi. Ajuan ini merupakan permintaan presiden untuk bisa mengetahui siapa-siapa saja yang ada di tim tersebut sekaligus meminta supaya tim tersebut diisi oleh orang yang berintegritas untuk bisa merubah wajah sepakbola Indonesia. Tugas tim tersebut adalah untuk memantau sekaligus mengendalikan kompetisi supaya di jalan yang benar.
“Mengendalikan kompetisi, memantau kompetisi secara objektif, fairplay, akuntabel, jujur, terbuka dan tentu tidak boleh ada mafia bola. Tidak boleh ada pengaturan skor, tidak boleh ada pemain yang gajinyatertunggak, atau wasit yang tidak terbayar. Concern klub sehat kembali dan hak mereka yang terpenuhi,” tutur Imam, seperti dikutip dari Detik.com.
Mengenai liga yang berhenti, Imam tetap berkehendak supaya dijalankan pada tanggal 9 Mei mendatang. Imam menambahkan, jika PT Liga selaku operator tidak mampu, akan ada tender terbuka untuk mencari operator yang diharapkan bisa transparan dan terbuka.
Akibat pembekuan ini, sepakbola Indonesia terancam hukuman oleh otoritas sepakbola dunia (FIFA). Imam bersikeras bahwa teguran tersebut diarahkan untuk PSSI, bukan negara Indonesia yang berdaulat.
“FIFA menegur PSSI, bukan kami. Kita negara berdaulat. Kita ingin punya proyeksi masa depan, cita-cita besar dan kebanggaan bangsa. Kita lihat sebagai capaian di masa datang,” ujar Imam.


Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo merestui pembekuan PSSI yang dilakukan oleh Kementrian Pemudan dan Olah Raga. Restu ini didapat oleh menteri Imam Nahrawi setelah keduanya bertemu di Istana Negara, Rabu (6/5).
Seperti dikutip dari detik.com, Iman Nahrawi menegaskan dirinya dan kementrian akan terus membekukan PSSI. Selain itu, presiden juga meminta Imam untuk terus melakukan perubahan pengelolaan sepakbola Indonesia.
“Presiden minta pada saya untuk terus melakukan perubahan terkait tata kelola soal sepakbola ini dan tidak boleh berhenti. Tentu dengan step-step yang jelas, dengan blue print yang jelas, karena presiden sangat concern terhadap perubahan tata kelola sepakbola kita,” ujar Imam Nahrawi kepada wartawan.
Dalam kesempatan itu, Imam Nahrawi kemudian mengaku akan mengajukan tim transisi. Ajuan ini merupakan permintaan presiden untuk bisa mengetahui siapa-siapa saja yang ada di tim tersebut sekaligus meminta supaya tim tersebut diisi oleh orang yang berintegritas untuk bisa merubah wajah sepakbola Indonesia. Tugas tim tersebut adalah untuk memantau sekaligus mengendalikan kompetisi supaya di jalan yang benar.
“Mengendalikan kompetisi, memantau kompetisi secara objektif, fairplay, akuntabel, jujur, terbuka dan tentu tidak boleh ada mafia bola. Tidak boleh ada pengaturan skor, tidak boleh ada pemain yang gajinyatertunggak, atau wasit yang tidak terbayar. Concern klub sehat kembali dan hak mereka yang terpenuhi,” tutur Imam, seperti dikutip dari Detik.com.
Mengenai liga yang berhenti, Imam tetap berkehendak supaya dijalankan pada tanggal 9 Mei mendatang. Imam menambahkan, jika PT Liga selaku operator tidak mampu, akan ada tender terbuka untuk mencari operator yang diharapkan bisa transparan dan terbuka.
Akibat pembekuan ini, sepakbola Indonesia terancam hukuman oleh otoritas sepakbola dunia (FIFA). Imam bersikeras bahwa teguran tersebut diarahkan untuk PSSI, bukan negara Indonesia yang berdaulat.
“FIFA menegur PSSI, bukan kami. Kita negara berdaulat. Kita ingin punya proyeksi masa depan, cita-cita besar dan kebanggaan bangsa. Kita lihat sebagai capaian di masa datang,” ujar Imam.

hade lah, satuju ka menpora jeung presiden, tuman si la nyala cs mah kumpulan garong, si togar garong tk suap, hinca panjaitan sarua begal, jadi dikukut we ku si la nyala jelema nu kitu patut jang ngala duit tah…..
tinggal 2 kemungkinan. kalo fifa berpihak ke menpora, persib selamat. kalo fifa kemakan omongan busuk la nyala yasudah. dadah. tapi ingat. persib lebih besar dari la nyala atau bahkan pssi sekalipun. kita liat aja nanti nya bakal ngemis gimana tuh orang orang ke persib. asal konsisten. ceuk urang sunda ge panceg dina galur!
lieur………………..kumaha brehna bae… rek di sanksi rek dibekukeun kumaha dinya…hareuras batu… embung ngelehan…
mimpi… menpora…. masih samar-samar.
hareuras batu…
Mantaps pa, kami doakan bapak yang jadi ketua pssi
IPL bersiap gantikan QNB
Masing masing keras kepala, mengedepankan ego, tunggu saja sangsi dari Fifa, suram sepakbolà indonesia.
Teungarti ari pa JK nitah teruskan berkompetisi ari bp Presiden menyetujui pembekuan……. cik sok mikir kan keur nu resep sepak bola asa riweuh mikiranana,sabab bp Kepala negara jeung wakilna geus ngaler – ngidul mana atuh nu bener? ngan nu resep kana bolamah pasti pa JK…. hidup pa Jk
Kumha singa we ah
menpora ingin benahi mafia di PSSi,,,bagus itu,,,tp ulah ngorbankeun liga dihentikan,,khalayak orng mengais rezeki dr sepakbola banyak,,,,saya satuju klo tim transisi asup ka PSSi,,niat baik menpora kita hargai,,tp leuwih alusna pssi dan menpora jalan bareung perbaiki persepakbolaan indonesia