Polisi Temukan Sejumlah Tiket Palsu Beredar di SJH
Monday, 21 March 2016 | 13:55
Pihak kepolisian menemukan sejumlah tiket pertandingan yang diduga palsu beredar di Stadion Si Jalak Harupat pada Minggu (20/3) kemarin. Disampaikan oleh Kanit Resmun Polres Bandung, Iptu Fitran Romajimah bahwa tiket tersebut mempunyai bahan yang 99 mirip asli. Namun disana tidak tertera tulisan ‘Persib’ yang hanya bisa dilihat dengan alat scan dengan sinar ultraviolet. Barang bukti yang didapat sekitar 30 lembar itu pun sudah diamankan oleh pihak berwenang.
“Pada moment pertandingan kali ini kita berhasil mengamankan kurang lebih 30 lembar tiket yang diduga palsu. Itu masih dugaan dengan ciri-ciri untuk tiket yang asli ada tulisan Persib yang hanya bisa dilihat dengan sinar ultraviolet. Untuk yang dugaan palsu, tidak terdapat tulisan tersebut,” ujar Fitran dalam jumpa pers seusai laga.
Kronologis ditemukannya dugaan tiket palsu itu terjaadi ketika para penonton mulai memasuki tribun stadion. Ketika dilakukan pengecekan oleh panitia, banyak tiket yang tidak lolos scan sinar UV. Sadar akan hal itu, panitia langsung melapor ke posko reskrim dan langsung didalami. Ternyata bobotoh yang memegang tiket tersebut mengaku membeli dari calo yang berkeliaran di sekitar stadion. Sehingga kurang lebih ada 30 orang calo yang dibawa ke Polres Bandung.
“Kita mendapat dugaan tiket palsu itu dari penonton kemudian kita kembangkan dan mereka ternyata beli dari calo. Untuk sementara masih kita dalami dari mana asal usul tiket tersebut dengan melakukan interogasi kepada calo tersebut,” paparnya.
Saat ini pihak kepolisian sementara masih melakukan pendataan di Polres kepada calo-calo tersebut. Mereka juga hanya akan melakukan dokumentasi dan jika tidak ada unsur pidana, polisi hanya mengarahkan tukang catut tersebut untuk membuat pernyataan untuk tidak melakukan tindakan serupa. Fitran juga belum bisa menyebut bahwa ada permainan mafia dibalik kejadian ini.
“Sementara kita masih melakukan penyelidikan sehingga belum bisa diketahui ada mafia atau tidak,” tukasnya.

Pihak kepolisian menemukan sejumlah tiket pertandingan yang diduga palsu beredar di Stadion Si Jalak Harupat pada Minggu (20/3) kemarin. Disampaikan oleh Kanit Resmun Polres Bandung, Iptu Fitran Romajimah bahwa tiket tersebut mempunyai bahan yang 99 mirip asli. Namun disana tidak tertera tulisan ‘Persib’ yang hanya bisa dilihat dengan alat scan dengan sinar ultraviolet. Barang bukti yang didapat sekitar 30 lembar itu pun sudah diamankan oleh pihak berwenang.
“Pada moment pertandingan kali ini kita berhasil mengamankan kurang lebih 30 lembar tiket yang diduga palsu. Itu masih dugaan dengan ciri-ciri untuk tiket yang asli ada tulisan Persib yang hanya bisa dilihat dengan sinar ultraviolet. Untuk yang dugaan palsu, tidak terdapat tulisan tersebut,” ujar Fitran dalam jumpa pers seusai laga.
Kronologis ditemukannya dugaan tiket palsu itu terjaadi ketika para penonton mulai memasuki tribun stadion. Ketika dilakukan pengecekan oleh panitia, banyak tiket yang tidak lolos scan sinar UV. Sadar akan hal itu, panitia langsung melapor ke posko reskrim dan langsung didalami. Ternyata bobotoh yang memegang tiket tersebut mengaku membeli dari calo yang berkeliaran di sekitar stadion. Sehingga kurang lebih ada 30 orang calo yang dibawa ke Polres Bandung.
“Kita mendapat dugaan tiket palsu itu dari penonton kemudian kita kembangkan dan mereka ternyata beli dari calo. Untuk sementara masih kita dalami dari mana asal usul tiket tersebut dengan melakukan interogasi kepada calo tersebut,” paparnya.
Saat ini pihak kepolisian sementara masih melakukan pendataan di Polres kepada calo-calo tersebut. Mereka juga hanya akan melakukan dokumentasi dan jika tidak ada unsur pidana, polisi hanya mengarahkan tukang catut tersebut untuk membuat pernyataan untuk tidak melakukan tindakan serupa. Fitran juga belum bisa menyebut bahwa ada permainan mafia dibalik kejadian ini.
“Sementara kita masih melakukan penyelidikan sehingga belum bisa diketahui ada mafia atau tidak,” tukasnya.

tah eta tiket jieunan bobotoh nu sok komentar negatif
sok fitnah wae sia mah hirup teh
gera tobat sia teh
hirup sa ukur fitnahan batur mah moal caang jalan rezeki sia
anu nyieun tiket palsu mah lain bobotoh tapi oknum..
sintreukan siki na lah…
Siksa selang papangna mun lalaki…
geus waktuna persib boga stadion sorangan
nyonto klub2 di thailand, boga stadion modern, managemen modern, boga training ground sorangan, termasuk sistem ticketing nu modern…
ayeuna mah ngan ngandelkeun stadion boga pemerintah, akses terbatas hanya pada saat penggunaaan saja lain klub sorangan nu ngamanage stadion dan sajabana…
cing hoyong dipikirkeun ti ayeuna, ka jajaran management, direktur, komosaris, serta pemilik saham klub yen persib kudu jadi klub nu mandiri saeutik demi saeutik…tinggalkeun paradigma lama, jadi klub nu profesional sautuhna, Insya Allah pasti bisa
Stadion modern oge kudu di imbangi jeung supporter nu modern teu rasis jeung anarkis….betul ???
satuju pisan kang, ameh urang bisa jongjon mawa anak pamajikan nonton k stadion, moal waswas siga ayeuna…insya allah kapayuna bisa tartib jiga diluar negari
percuma mun masih keneh aya vandalisme mah, rarusak di WC ge beak di coretan nu teu jelas !
kuduna nu asup ka stadion teh di pariksa nepi ka kolor²
Pan maneh pelakuna sateh anduk
tara cocoretan urang mah, maneh we meren nu sok cocoretan mah
ceuk si dodo bari heuay..
Geus boga apan di gedebage stadion mah ngan keur dibeulit ku politik kenah can anggeus kasusna
muhun kang tapi eta teh masih asset pemerintah daerah kang, memang diproyeksikeun kanggo persib oge tapi status sebagai user dan harus membayar sewa fasilitas dll, sami klub nu sanes di indonesia oge kedah sewa statusna…
pami gaduh nyalira mah, persib bebas mengelola hak komersil stadion teh, bade skakantenen didamelkeun kompleks pertokoan terintergrasi didalam stadion, atanapi bade ngajual hak penamaan stadion ka sponsor sepertos emirates stadium (arsenal), dll…
Boa jaman edan nu kitu moal dipudanakeun, ngan saukur pernyataan “moal ngulangi”?
Ari si zaskia gotik dituntut nepi ka sakituna??
Jaman edan,
Polisi ge kudu boga integritas
INI BUKAN BERITA ANEH! DARI TIKET PALSU SAMPAI OKNUM APARAT ( TAPI OKNUMNA MAYORITAS) YANG MENJUAL KARCIS KRITING JUGA BISA BAYAR MONCOR ADALAH HAL BIASA!! SUSAH DIBERANTAS KARENA TAU SAMA TAU DAN UNTUNG SAMA UNTUNG DARI PARA PENJAHAT TIKET DAN OKNUM APARAT!
DITAMBAH OLEH POLA PIKIR DAN KELAKUAN SUPORTERNA NU MASIH KENEH PRIMITIF! HAYANGNA NONTON TAPI GRATIS! SEKALINYA MASUK , DIDALAM MALAH LEMPAR2AN, NYANYI RASIS, NYALAIN FLARE, NYAMPAH, BERKATA BUSUK DAN KOTOR!
Nanaonan calo di tewak bari di lepaskeun deui,,
apa tidak ada UU yang mengatur tentang percaloan
PEER MANAJEMEN JEUNG PANPEL TAH,,,UING MELI TIKET KUDU TI CALO WAE MAH RUKSAK DOMPET AMANG ATUH..KARUNGAN2 NUKITUMAH TUMAN