Pesan Dibalik Tragedi Ridho
Wednesday, 13 April 2016 | 21:15
Gelaran Piala Bhayangkara telah usai, namun masih menyisakan duka bagi kubu Persib dan seluruh Bobotoh. Bukan, bukan kekalahan 0-2 dari Arema yang meninggalkan duka mendalam, namun kepiluan seorang bocah berusia 5 tahun yang masih tergolek lemas di rumah sakit Hasan Sadikin yang membuat seluruh Bobotoh bersedih.
Bagaimana tidak, bocah bernama Ridho itu harus kehilangan satu kakinya akibat tabrak lari yang dilakukan seorang oknum Bobotoh. Keluarga Ridho mungkin sudah ikhlas menganggap ini sebagai sebuah cobaan dan ujian dari tuhan, sumpah serapah kita terhadap pelaku juga tak akan mengembalikan kondisi Ridho seperti semula. Namun dibalik seluruh kejadian ini, kita wajib menangkap pesan atas kejadian tersebut.
Pesan yang membuktikan bahwa kita tidak harus mendapat pengakuan sebagai pembalap jalanan untuk menjadi Bobotoh. Pun seandainya anda ugal ugalan dan terlihat gagah di mata teman teman anda, itu tidak akan membantu Persib meraih gelar apapun.
Mengingat masih banyaknya beberapa dari Bobotoh yang kerap kali menjadi oknum dengan aksi ugal ugalan, dan tidak mentaati peraturan lalu lintas pada saat perjalanan pergi dan pulang ketika menonton pertandingan Persib ke stadion, maka apa yang dialami Ridho diatas sepatutnya mampu menjadi gambaran akan dampak perbuatan konyol dari tidak tertibnya berlalu lintas. Bahwasanya perbuatan konyol dengan berperilaku seenaknya, selain mampu merugikan diri sendiri, juga mampu merugikan orang lain. Tidak elok rasanya apabila perbuatan konyol kita akhrinya merenggut mimpi dan masa depan orang lain, terlebih bocah yang bermimpi untuk menjadi pemain Persib, yang Persib itu sendiri menjadi alasan mengapa kita menjadi Bobotoh.
Oleh karenanya, mari kita bertanggung jawab terhadap apa yang Ridho alami. Bukan hanya peduli dengan bantuan moril dan material saja, namun bertanggung jawab dengan menjadi Bobotoh yang santun yang mampu menghargai hak orang lain. Sehingga kelak tak akan ada lagi Ridho Ridho lain, yang menjadi korban dari tindakan tidak bertanggung jawab.
Sejatinya, menjadi Bobotoh adalah bagaimana anda membela, mendukung, dan menjunjung tinggi nama Persib, baik didalam maupun diluar lapangan. Patut diingat, setiap tindakan yang dilakukan oleh kita sebagai Bobotoh, akan (men)generalisasi(kan) tindakan itu kepada nama baik Persib dan Bobotoh secara umum. Oleh karenanya, kita wajib ambil peran untuk menjaga nama baik Persib dan Bobotoh itu sendiri, bukan bertindak seenaknya, tidak bertanggung jawab dan berlindung dibalik label oknum.
Untuk siapapun yang membaca tulisan ini, mari sempatkan menyisipkan doa untuk Ridho. Agar kelak, Ridho mampu menghadapi hidupnya dengan semangat dan pantang menyerah. Karena kekuatan doa adalah harapan terbesar yang mampu kita berikan untuk Ridho. Karena dibalik doa, ada kekuatan Tuhan dengan segala kekuasaanNya.
Mari berdoa juga untuk sang pelaku tabrak lari, agar diberi hidayah dan kesadaran diri untuk berani mempertanggungjawabkan perbuatannya. Saya yakin, saat ini pelaku mengetahui kondisi Ridho saat ini, apalagi kasus ini menjadi perhatian seluruh Bobotoh. Saya harap pelaku mampu berjiwa besar untuk setidaknya meminta maaf atas tindakan yang telah dia perbuat. Karena apapun yang terjadi kelak, ketika pelaku terlalu pengecut untuk mengakui kesalahannya, maka dia akan dihantui rasa bersalah seumur hidupnya. Sebagian orang percaya dengan hal yang bernama karma, untuk saya yang muslim, saya menyebutnya azab Alloh. Dan semoga pelaku dijauhkan dari azab Alloh atas perbuatannya.
Ditulis oleh Gery H Saputra berakun twitter @Storyofgery

Gelaran Piala Bhayangkara telah usai, namun masih menyisakan duka bagi kubu Persib dan seluruh Bobotoh. Bukan, bukan kekalahan 0-2 dari Arema yang meninggalkan duka mendalam, namun kepiluan seorang bocah berusia 5 tahun yang masih tergolek lemas di rumah sakit Hasan Sadikin yang membuat seluruh Bobotoh bersedih.
Bagaimana tidak, bocah bernama Ridho itu harus kehilangan satu kakinya akibat tabrak lari yang dilakukan seorang oknum Bobotoh. Keluarga Ridho mungkin sudah ikhlas menganggap ini sebagai sebuah cobaan dan ujian dari tuhan, sumpah serapah kita terhadap pelaku juga tak akan mengembalikan kondisi Ridho seperti semula. Namun dibalik seluruh kejadian ini, kita wajib menangkap pesan atas kejadian tersebut.
Pesan yang membuktikan bahwa kita tidak harus mendapat pengakuan sebagai pembalap jalanan untuk menjadi Bobotoh. Pun seandainya anda ugal ugalan dan terlihat gagah di mata teman teman anda, itu tidak akan membantu Persib meraih gelar apapun.
Mengingat masih banyaknya beberapa dari Bobotoh yang kerap kali menjadi oknum dengan aksi ugal ugalan, dan tidak mentaati peraturan lalu lintas pada saat perjalanan pergi dan pulang ketika menonton pertandingan Persib ke stadion, maka apa yang dialami Ridho diatas sepatutnya mampu menjadi gambaran akan dampak perbuatan konyol dari tidak tertibnya berlalu lintas. Bahwasanya perbuatan konyol dengan berperilaku seenaknya, selain mampu merugikan diri sendiri, juga mampu merugikan orang lain. Tidak elok rasanya apabila perbuatan konyol kita akhrinya merenggut mimpi dan masa depan orang lain, terlebih bocah yang bermimpi untuk menjadi pemain Persib, yang Persib itu sendiri menjadi alasan mengapa kita menjadi Bobotoh.
Oleh karenanya, mari kita bertanggung jawab terhadap apa yang Ridho alami. Bukan hanya peduli dengan bantuan moril dan material saja, namun bertanggung jawab dengan menjadi Bobotoh yang santun yang mampu menghargai hak orang lain. Sehingga kelak tak akan ada lagi Ridho Ridho lain, yang menjadi korban dari tindakan tidak bertanggung jawab.
Sejatinya, menjadi Bobotoh adalah bagaimana anda membela, mendukung, dan menjunjung tinggi nama Persib, baik didalam maupun diluar lapangan. Patut diingat, setiap tindakan yang dilakukan oleh kita sebagai Bobotoh, akan (men)generalisasi(kan) tindakan itu kepada nama baik Persib dan Bobotoh secara umum. Oleh karenanya, kita wajib ambil peran untuk menjaga nama baik Persib dan Bobotoh itu sendiri, bukan bertindak seenaknya, tidak bertanggung jawab dan berlindung dibalik label oknum.
Untuk siapapun yang membaca tulisan ini, mari sempatkan menyisipkan doa untuk Ridho. Agar kelak, Ridho mampu menghadapi hidupnya dengan semangat dan pantang menyerah. Karena kekuatan doa adalah harapan terbesar yang mampu kita berikan untuk Ridho. Karena dibalik doa, ada kekuatan Tuhan dengan segala kekuasaanNya.
Mari berdoa juga untuk sang pelaku tabrak lari, agar diberi hidayah dan kesadaran diri untuk berani mempertanggungjawabkan perbuatannya. Saya yakin, saat ini pelaku mengetahui kondisi Ridho saat ini, apalagi kasus ini menjadi perhatian seluruh Bobotoh. Saya harap pelaku mampu berjiwa besar untuk setidaknya meminta maaf atas tindakan yang telah dia perbuat. Karena apapun yang terjadi kelak, ketika pelaku terlalu pengecut untuk mengakui kesalahannya, maka dia akan dihantui rasa bersalah seumur hidupnya. Sebagian orang percaya dengan hal yang bernama karma, untuk saya yang muslim, saya menyebutnya azab Alloh. Dan semoga pelaku dijauhkan dari azab Alloh atas perbuatannya.
Ditulis oleh Gery H Saputra berakun twitter @Storyofgery

Mun deuk lalajo PERSIB teu meunang ugal-ugalan.. ngajalankeun motor atawa mobil sangeunahna.. komo sampe ngahalangan jalan batur.. kudu bisa jadi bobotoh anu santun.. heulakeun prestasi tibatan anarki…
Untuk manajemen PERSIB :
Sok geura bere perhatian lebih keur ridho, sakolakeun sing luhur nepi ka kuliah jeng gawe engkena di manajemen persib engkena.
Dibanding meuli pamaen milyaran urg yakin manajemen sanggup merjuangkeuna..nilai positip ieu bakal ngaharumkeun PERSIB dimata masyarakat jabar / indonesia / international.
Enggal damang ridho doa ti sarerea.
PokonaTentukan masa depan ridho.
PENGALAMAN SAYA : cing ka bobotoh anu sok konfoy nu sok teu puguh-puguh eren di tengah jalan lamun balik ti jalak harupat .. eling sateh ngaganggu nu lain .. pasti bobotoh nu sanes sok nemu barudak nu kitu ??
leres kang. kamari ge uing pas balik nobar persib eta dijalan loba nu ugal ugalan, teing naon nu aya dipikirana. lamun teu lobaan rek didagoran da.
saya harap yang nabrak nya seger menyerahkan diri saya yahkin beliau tahu tentang ini…..ridho semoga selalu di berkahi oleh Allah SWT….AAmin
Nu ugal2an, gembrang gembreng knalpot gandeng, eureun sangeunahna bari konvoi nu kitu nu judu areling, asa jalan sorangan.. Keur lobaan we wani kitu, keur sorangan atw geus kajadian siga ridho kieu mah epes meer nyumput
Hese wa, angger we urg amek amekan didieu ari nu garelo budug eta (termasuk saya) mun ker dijalan ugal ugalan di carekan mah ngadon malik neunggeulan.
Kudu kumaha atuh 🙁
Amiiiiin ya Rabb… Mugia cep ridho dipaparin kakiatan kalih kasabaran, teras mugia jalmi nu parantos ngajantenkeun cep Ridho sapertos ayeuna dipaparing “kasadaran” kalih mugia urang sadayan bobotoh nu ngangken micinta persib sing leres-leres “micinta” Persib dina hartos teu ngarugelkeun saha wae anu pakuat pakait sareng persib. Kang Gerry hatur nuhun postinganna, sae pisan buah emutan teh mugia janten bahan pangemut kanggo urang sadaya.
euweuh gawe kang nu kitumah tuman.. pulisi atuh tah tewakan lah mun bisa motorna tong d bikeun deui.. tartibkeun we ulah daek ku duit 20 rb lah… matak dek sadar kumaha ari aparat kalah jigah kitumah.. abdi warga kecamatan kutawaringin.. cing jieun jera atuh.. nuhun