Pertanda Hilangnya Identitas Persib?
Saturday, 11 June 2016 | 22:31
Permainan buruk kembali dipertontonkan Persib kala bertandang ke markas Bhayangkara Surabaya United, Kali ini diperparah oleh hasil yang teramat sangat buruk. Kalah 4-1 dari tim yang belum pernah meraih kemenangan di Torabika Soccer Championship menegaskan ada yang salah di tubuh Persib.
Kekalahan ini akan sangat berdampak buruk bagi pertandingan Persib kedepan. Lain dengan sebelum TSC dimulai, siapapun lawannya, Persib selalu mendapat Respect atas status juara dan permainan luar biasa ketika meraih gelar ISL 2014, dan Piala Presiden 2015. Kali ini, setiap lawan yang akan menghadapi Persib akan memiliki mental diatas rata rata karena memang Persib tidak spesial, bahkan untuk Surabaya United sekalipun.
Saya tidak paham sama sekali tentang ilmu kepelatihan maupun penggunaan statistik dalam sebuah match, terlebih ilmu yang didapatkan dari pelatihan di eropa. Namun yang pasti saya tahu, setiap tim sepakbola akan selalu berlatih mengenai pergerakan pemain lawan, dan passing yang merupakan hal paling mendasar pada saat latihan persiapan match.
Dejan Antonic tidak boleh lagi menganggap Persipura, Arema, dan tim TSC lain nya setara Alexis FC atau Sari Ater FC. Tentang komposisi dan pemilihan starting line up, taktik, dan strategi permainan wajib menjadi perhatian utama. Namun yang terpenting adalah menaikan moral dan mental para pemain. Namun, alih alih menaikan moral dan mental pemain di tim yang berstatus Juara, Dejan malah menggembosi mental mereka dengan kalimat ‘saya tidak tahu, saya bingung, saya tidak mengerti’.
Saat evaluasi diperlukan ketika bermain buruk, beliau lebih memilih membela para pemain membabi buta dengan berkata ‘kamu lihat tadi, anak anak sudah kerja keras di lapangan’. Sayangnya pembelaan itu digunakan untuk berargumen langsung dengan Bobotoh, yang bahkan sangat dihindari oleh Sir Alex Ferguson sekalipun.
Memang pemain sudah sangat bekerja keras di lapangan, dan kerja keras akan menghasilkan sesuatu yang positif. Lantas, bagaimana bila sudah bekerja keras namun mendapatkan hasil negatif? Bukankah kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil? Di sepak bola, kerja keras saja tidak cukup. Bila kerja keras saja cukup, maka Jepang akan berdiri sebagai negara dengan raihan piala dunia terbanyak. Dibutuhkan strategi dan taktik yang tepat di setiap pertandingan, analisa lawan yang akan dihadapi, dan hal teknis lain.
Jadi, apakah strategi yang diterapkan dejan tidak bagus? Oh tentu saja tidak, strategi Dejan sangat sangat bagus. Yang salah dan selalu salah atas raihan Persib adalah wasit yang memimpin pertandingan. Kenapa bisa begitu? Jangan tanya saya, saya tidak tahu, saya bingung, saya tidak mengerti.
Atau mungkin ini adalah sebuah proses dan adaptasi, dimana kita mesti bersabar menunggu polesan Dejan? Proses ndasmu, proses itu harus meningkat dan berjalan keatas secara statistik. 60% pemain baru ditambah pelatih baru bukan alasan untuk menjadikan proses tameng. Tengok klasemen TSC 2016, ada berapa tim yang diisi oleh lebih dari 60% pemain baru yang bahkan pemainnya termasuk pemain kelas dua di Indonesia dan berada diatas Persib. Mereka lebih mampu berbicara banyak dan menyuguhkan permainan yang lebih menghibur dari Persib, meski tanpa pelatih berlisensi Eropaaahh.
Mau sampai kapan menunggu dan menjadikan proses sebuah tameng? Sampai Persib luluh lantak dijadikan bulan bulanan tim lain? Sampai uang dan barang Bobotoh habis terkuras untuk tour sana sini mendukung langsung tim kebanggaan kita semua?
Berkaca pada Chelsea di musim 2015/2016, dimana sebuah tim juara bertahan yang kemudian bermain buruk karena faktor yang ditudingkan kepada Jose Mourinho sebagai nahkodanya, maka manajemen Chelsea mengambil langkah berani dengan memecat Mourinho, untuk kemudian menggantinya dengan Guus Hiddink yang juga pernah mengangkat kembali Chelsea dalam situasi serupa. Hasilnya, Chelsea ammpu berubah lebih baik secara permainan dan peringkat.
Apa mungkin manajemen Persib berani melakukan tindakan serupa? Mengganti Dejan dengan Pelatih yang pernah mengangkat Persib dari keterpurukan dan Puasa Gelar (ehm apal mereun)? Hasilnya mungkin tidak akan sama dengan Chelsea, bisa lebih baik atau sebaliknya. Tapi, melihat keadaan Persib saat ini, saya rasa hal itu wajib dilakukan sesegera mungkin. Sebelum tim kebanggaan kita Persib Bandung kehilangan identitasnya dan disetarakan dengan Alexis FC. Amit amit naudzubilahimindalik.
Bagaimana menurut kalian? Masih bertahan dengan proses sebagai pledoi, atau setuju Persib kehilangan identitas? Silahkan persepsikan sendiri.
Gery H Saputra
Twitter @storyofgery

Permainan buruk kembali dipertontonkan Persib kala bertandang ke markas Bhayangkara Surabaya United, Kali ini diperparah oleh hasil yang teramat sangat buruk. Kalah 4-1 dari tim yang belum pernah meraih kemenangan di Torabika Soccer Championship menegaskan ada yang salah di tubuh Persib.
Kekalahan ini akan sangat berdampak buruk bagi pertandingan Persib kedepan. Lain dengan sebelum TSC dimulai, siapapun lawannya, Persib selalu mendapat Respect atas status juara dan permainan luar biasa ketika meraih gelar ISL 2014, dan Piala Presiden 2015. Kali ini, setiap lawan yang akan menghadapi Persib akan memiliki mental diatas rata rata karena memang Persib tidak spesial, bahkan untuk Surabaya United sekalipun.
Saya tidak paham sama sekali tentang ilmu kepelatihan maupun penggunaan statistik dalam sebuah match, terlebih ilmu yang didapatkan dari pelatihan di eropa. Namun yang pasti saya tahu, setiap tim sepakbola akan selalu berlatih mengenai pergerakan pemain lawan, dan passing yang merupakan hal paling mendasar pada saat latihan persiapan match.
Dejan Antonic tidak boleh lagi menganggap Persipura, Arema, dan tim TSC lain nya setara Alexis FC atau Sari Ater FC. Tentang komposisi dan pemilihan starting line up, taktik, dan strategi permainan wajib menjadi perhatian utama. Namun yang terpenting adalah menaikan moral dan mental para pemain. Namun, alih alih menaikan moral dan mental pemain di tim yang berstatus Juara, Dejan malah menggembosi mental mereka dengan kalimat ‘saya tidak tahu, saya bingung, saya tidak mengerti’.
Saat evaluasi diperlukan ketika bermain buruk, beliau lebih memilih membela para pemain membabi buta dengan berkata ‘kamu lihat tadi, anak anak sudah kerja keras di lapangan’. Sayangnya pembelaan itu digunakan untuk berargumen langsung dengan Bobotoh, yang bahkan sangat dihindari oleh Sir Alex Ferguson sekalipun.
Memang pemain sudah sangat bekerja keras di lapangan, dan kerja keras akan menghasilkan sesuatu yang positif. Lantas, bagaimana bila sudah bekerja keras namun mendapatkan hasil negatif? Bukankah kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil? Di sepak bola, kerja keras saja tidak cukup. Bila kerja keras saja cukup, maka Jepang akan berdiri sebagai negara dengan raihan piala dunia terbanyak. Dibutuhkan strategi dan taktik yang tepat di setiap pertandingan, analisa lawan yang akan dihadapi, dan hal teknis lain.
Jadi, apakah strategi yang diterapkan dejan tidak bagus? Oh tentu saja tidak, strategi Dejan sangat sangat bagus. Yang salah dan selalu salah atas raihan Persib adalah wasit yang memimpin pertandingan. Kenapa bisa begitu? Jangan tanya saya, saya tidak tahu, saya bingung, saya tidak mengerti.
Atau mungkin ini adalah sebuah proses dan adaptasi, dimana kita mesti bersabar menunggu polesan Dejan? Proses ndasmu, proses itu harus meningkat dan berjalan keatas secara statistik. 60% pemain baru ditambah pelatih baru bukan alasan untuk menjadikan proses tameng. Tengok klasemen TSC 2016, ada berapa tim yang diisi oleh lebih dari 60% pemain baru yang bahkan pemainnya termasuk pemain kelas dua di Indonesia dan berada diatas Persib. Mereka lebih mampu berbicara banyak dan menyuguhkan permainan yang lebih menghibur dari Persib, meski tanpa pelatih berlisensi Eropaaahh.
Mau sampai kapan menunggu dan menjadikan proses sebuah tameng? Sampai Persib luluh lantak dijadikan bulan bulanan tim lain? Sampai uang dan barang Bobotoh habis terkuras untuk tour sana sini mendukung langsung tim kebanggaan kita semua?
Berkaca pada Chelsea di musim 2015/2016, dimana sebuah tim juara bertahan yang kemudian bermain buruk karena faktor yang ditudingkan kepada Jose Mourinho sebagai nahkodanya, maka manajemen Chelsea mengambil langkah berani dengan memecat Mourinho, untuk kemudian menggantinya dengan Guus Hiddink yang juga pernah mengangkat kembali Chelsea dalam situasi serupa. Hasilnya, Chelsea ammpu berubah lebih baik secara permainan dan peringkat.
Apa mungkin manajemen Persib berani melakukan tindakan serupa? Mengganti Dejan dengan Pelatih yang pernah mengangkat Persib dari keterpurukan dan Puasa Gelar (ehm apal mereun)? Hasilnya mungkin tidak akan sama dengan Chelsea, bisa lebih baik atau sebaliknya. Tapi, melihat keadaan Persib saat ini, saya rasa hal itu wajib dilakukan sesegera mungkin. Sebelum tim kebanggaan kita Persib Bandung kehilangan identitasnya dan disetarakan dengan Alexis FC. Amit amit naudzubilahimindalik.
Bagaimana menurut kalian? Masih bertahan dengan proses sebagai pledoi, atau setuju Persib kehilangan identitas? Silahkan persepsikan sendiri.
Gery H Saputra
Twitter @storyofgery

visi tingkat tinggi.. sulit dicerna..???!!!
tolong kang janur balik deui ka persib ulah egois, ulah sampe persib terpuruk. balikeun deui ciri khas maen persib one on one na. teu butuh lisensi pelatih ari teu sahate mah. saya ceurik bathin lalajo persib tim ksayangan di lumat beak ku tim promosi….
saya siap melatih lagi wa
Acan bro perjalanan masih panjang liga yang lersmi juga belum dimulai ini sekedar turnamen ajang pembentukan tim buat sebuah klub, mudah mudahan kedepannya persib akan lebih baik lagi
Gak bisa lur, ini ada yang salah sama PERSIB. Gaya permainan PERSIB hilang. Padahal dengan pemain yg sama PERSIB musim kemaren ada sentuhan 1 2. Ini sama sekali gak ada. Pemain kebingungan. Dapet bola terus bingung mau dikemanain. Akhirnya plentung gak jelas. What are you main?
Bener psan kudu segara di beresan… bae ayna teu juara ge (walau ngarep) asal di kompetisi resmi ngke urang ges kabentuk karakter, pola taktik jeung strategi bisa balik deui ka jati diri persib… sok ayu gera burukeun sun es posibel we lah #eh
lamun make baju bodas mah eleh