
Bagai oase di padang pasir. Kiprah Persib U-21 pada musim kompetisi 2009/2010 seolah menjadi penghilang dahaga Bobotoh atas gelar juara yang sudah lama dirindukan. Lebih dari satu dekade Persib tidak mengangkat trofi sejak tim senior menjuarai Liga Indonesia I musim 1994/1995 pasca menundukkan Petrokimia Putra di partai puncak.
Armada Maung Ngora mengusung semangat untuk memperbaiki catatan mereka dari musim yang sebelumnya. Persib U-21 hanya mampu menempati urutan ketiga Liga Super Indonesia (LSI) U-21 2008/2009 setelah menaklukan PSM Makassar U-21 melalui drama adu penalti. Sebelumnya dalam babak semifinal, Persib U-21 harus kalah dari Pelita Jaya yang akhirnya keluar sebagai juara.
Motivasi berlipat supaya bisa melaju ke partai puncak dibawa tim asuhan Mustika Hadi ini jelang kompetisi musim 2009/2010. Mayoritas materi pemain yang dipertahankan dari musim sebelumnya menjadi modal bagi Maung Ngora untuk merengkuh prestasi. Rudi Geofani, Munadi dan Dias Angga Putra merupakan deretan muka lama yang masih bertahan.

Namun demikian laju Persib menjadi juara tidaklah mudah. Di fase grup, Persib U-21 berada di grup A, tergabung dengan juara bertahan, Pelita Jaya U-21, Persija U-21, Persitara U-21, PSPS U-21 dan Sriwjaya U-21. Munadi dan kawan-kawan pun harus bertemu dengan Pelita Jaya U-21 dalam partai pembuka musim di Stadion Singaperbangsa, Karawang, 28 November 2009.
Ternyata ingatan kekalahan di musim lalu atas Pelita Jaya U-21 masih membekas. Persib U-21 tidak bisa keluar dari tekanan. Hasil minor pun harus ditelan dengan skor 2-1, dan yang makin membuat sakit adalah dua gol lawan lahir dari kreasi mantan pemain Persib junior, Dedi Kusnandar dan Andri Kurniawan.
Beruntung kekalahan itu tidak membuat Persib U-21 langsung terpuruk. Perlahan poin demi poin bisa direngkuh Munadi dan kolega hingga finish di urutan kedua grup A di bawah Pelita Jaya. Satu tiket ke babak 6 besar didapat karena bercokol di posisi runner up, karena setiap tim dari grup A hingga C diambil dua klub teratas.
Di babak 6 besar yang digelar dengan format setengah kompetisi, Persib U-21 tergabung dengan Persipura U-21 dan Persik U-21 di grup M. Taring Maung Ngora pun muncul di fase ini setelah dua kemenangan berhasil disapu bersih. Persib U-21 menjadi pemuncak klasemen dan berhak melaju menuju babak semifinal untuk menghadapi Persebaya U-21 sebagai runner up grup N.
Persib u-21 diuntungkan dengan babak knockout yang dilangsungkan terpusat di Stadion Siliwangi, Bandung. Karena dengan begitu mereka bisa bermain di kandang sendiri dan mendapat dukungan dari suporter. Persebaya pun berhasil ditumbangkan pada 13 Mei 2010 meski harus melalui drama adu penalti.
Di waktu normal, Persib U-21 sempat unggul lebih dahulu melalui sang kapten, Rendi Saputra di menit 28. Namun Fandi Eko Utomo sanggup menyamakan kedudukan di babak kedua tepatnya ketika laga memasuki menit ke-58. Skor 1-1 terus bertahan hingga pemenang mesti ditentukan melalui adu tos-tosan. Persib akhirnya unggul dengan skor 6-5 di laga tersebut.
Misi melebihi pencapaian musim lalu sudah diwujudkan, dan tinggal selangkah lagi Persib U-21 menuliskan nama mereka di buku sejarah klub. Pelita Jaya Karawang dengan status juara bertahan yang jadi lawan. Tantangan yang berat dihadapi karena tim asuhan Jajang Nurjaman tersebut punya semangat ganda untuk mempertahankan tahta mereka.
Berlaga di Stadion Siliwangi, 16 Mei 2010, Persib U-21 sudah diuntungkan ketika laga baru berjalan 8 menit. Kiper Pelita Jaya U-21, Riqi Nugraha diganjar kartu merah oleh wasit Djumadi Effendy karena menjatuhkan Dias Angga Putra di kotak terlarang. Selain menghadapi lawan 10 pemain, Persib U-21 mendapat hadiah penalti dari sang pengadil.
Munadi yang dipercaya sebagai algojo. Dengan dingin dia melepaskan tendangan akurat yang gagal dibaca oleh kiper pengganti, Bayu Anggara. Pelita Jaya U-21 sebenarnya bisa mencetak gol balasan pada menit 19 melalui Ipan Priyanto. Namun wasit menganulir gol ini dan membuat Pelita Jaya U-21 gagal menyamakan angka.
Selepas turun minum, giliran Persib U-21 yang harus ikut bermain dengan sepuluh pemain. Rudi Geofani diganjar kartu kuning kedua pada menit 47. Sebelumnya Rudi sudah sempat mendapat kartu kuning pertama di menit 29. Dengan jumlah pemain yang sama di lapangan, pertandingan menjadi sengit, ditambah kondisi lapangan yang basah karena hujan.
Untuk menambah daya gedor, Mustika Hadi memasukan tenaga baru dengan kaki yang lebih segar, Budiawan untuk menggantikan Sigit Hermawan. Keputusannya pun jitu, Budiawan menjadi penentu kemenangan Persib lewat golnya di menit 90 melalui tandukan menerima crossing Munadi di sisi kanan. Gol itu pun disambut sorak sorai Bobotoh di tribun termasuk wali Kota Bandung, Dada Rosada yang juga merupakan Ketua Umum Persib.
Gelar juara akhirnya bisa diraih lagi oleh Persib setelah sekian lama kering prestasi. Selain itu predikat pemain terbaik juga disabet oleh Munadi yang menjadi kunci permainan Persib U-21 selama kompetisi LSI 2009/2010 bergulir.
Komentar Bobotoh