Persib Sambut Baik Pemilihan Wasit Oleh Klub
Wednesday, 30 September 2015 | 20:28
Mahaka Sports and Entertainment benar-benar melakukan langkah tegas dan bijak terhadap turnamen yang digelarnya. Dalam technical meeting bersama 4 klub (Persib, Mitra Kukar, Sriwijaya FC, Arema) yang masuk ke babak semi final, pada Selasa (29/9) di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta diberlakukan aturan pemilihan wasit. Sang pengadil lapangan yang akan memimpin jalannya pertandingan sudah dipilih dengan kesepakatan 4 klub tersebut.
Hal itu diberlakukan karena Mahaka mencoba mengevaluasi babak perempat final. Berkaca dalam babak tersebut, banyak tim yang memprotes akan keputusan wasit yang tidak bisa diterima, termasuk Persib Bandung. Lebih parah lagi protes dilakukan tim Bonek FC (Persebaya United) sampai harus kalah walk out (WO) saat leg kedua babak delapan besar melawan Sriwijaya FC.
Dari 25 nama wasit yang disodorkan oleh Mahaka, sebanyak 10 nama wasit telah dipilih keempat tim. Menanggapi akan aturan baru tersebut pelatih Jajang Nurjaman berharap wasit bisa lebih mawas memimpin laga. Pelatih asal Majalengka itu tidak ingin kejadian-kejadian merugikan di perdelapan final karena keputusan wasit terulang kembali.
“Ya saya berharap kinerja wasit bagus, didasari dengan wasit-wasit hasil pilihan manajer tim, yang diprediksi memimpin bagus, jadi dari sekian wasit itu suruh milih sepuluh yang akan di roling sama Mahaka nantinya,” terang Jajang saat ditemui wartawan di Mes Persib, Jln. Ahmad Yani Bandung, Rabu (30/9).
Janur sapaan akrab Jajang mengakui langkah Mahaka cukup bisa diterima, itu semua dilakukan demi menambah nilai bobot turnamen yang digelarnya dengan cara mendengar keluhan-keluhan klub kemudian megeksekusi dengan evaluasinya. Bagus tidaknya sebuah aturan tersebut dikatakan Janur itu relatif, namun bisa mendukung kebaikan jalannya turnamen. “Itu bukan regulasi hanya aturan saja, untuk menambah bobot turnamen, bagus tidaknya, ya relatif, tapi mengarah kesana,” ujarnya.
Sementara itu manajer Persib Umuh Muchtar bertanggapan sama dengan sang pelatih. Umuh mengharapkan supaya pertandingan semi final bisa berjalan seru tanpa dinodai oleh keputusan wasit yang dipertanyakan. “Mudah-mudahan yang sekarang kan wasitnya pilihan kita semua, kita cari yang netral. Saya selalu minta selalu netral,” tegasnya.
“Paling malu saya, karena dilihat masyarakat Indonesia. Sudah dipilih, harus fair. Harus menunjukan kualitas,” tambahnya.

Mahaka Sports and Entertainment benar-benar melakukan langkah tegas dan bijak terhadap turnamen yang digelarnya. Dalam technical meeting bersama 4 klub (Persib, Mitra Kukar, Sriwijaya FC, Arema) yang masuk ke babak semi final, pada Selasa (29/9) di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta diberlakukan aturan pemilihan wasit. Sang pengadil lapangan yang akan memimpin jalannya pertandingan sudah dipilih dengan kesepakatan 4 klub tersebut.
Hal itu diberlakukan karena Mahaka mencoba mengevaluasi babak perempat final. Berkaca dalam babak tersebut, banyak tim yang memprotes akan keputusan wasit yang tidak bisa diterima, termasuk Persib Bandung. Lebih parah lagi protes dilakukan tim Bonek FC (Persebaya United) sampai harus kalah walk out (WO) saat leg kedua babak delapan besar melawan Sriwijaya FC.
Dari 25 nama wasit yang disodorkan oleh Mahaka, sebanyak 10 nama wasit telah dipilih keempat tim. Menanggapi akan aturan baru tersebut pelatih Jajang Nurjaman berharap wasit bisa lebih mawas memimpin laga. Pelatih asal Majalengka itu tidak ingin kejadian-kejadian merugikan di perdelapan final karena keputusan wasit terulang kembali.
“Ya saya berharap kinerja wasit bagus, didasari dengan wasit-wasit hasil pilihan manajer tim, yang diprediksi memimpin bagus, jadi dari sekian wasit itu suruh milih sepuluh yang akan di roling sama Mahaka nantinya,” terang Jajang saat ditemui wartawan di Mes Persib, Jln. Ahmad Yani Bandung, Rabu (30/9).
Janur sapaan akrab Jajang mengakui langkah Mahaka cukup bisa diterima, itu semua dilakukan demi menambah nilai bobot turnamen yang digelarnya dengan cara mendengar keluhan-keluhan klub kemudian megeksekusi dengan evaluasinya. Bagus tidaknya sebuah aturan tersebut dikatakan Janur itu relatif, namun bisa mendukung kebaikan jalannya turnamen. “Itu bukan regulasi hanya aturan saja, untuk menambah bobot turnamen, bagus tidaknya, ya relatif, tapi mengarah kesana,” ujarnya.
Sementara itu manajer Persib Umuh Muchtar bertanggapan sama dengan sang pelatih. Umuh mengharapkan supaya pertandingan semi final bisa berjalan seru tanpa dinodai oleh keputusan wasit yang dipertanyakan. “Mudah-mudahan yang sekarang kan wasitnya pilihan kita semua, kita cari yang netral. Saya selalu minta selalu netral,” tegasnya.
“Paling malu saya, karena dilihat masyarakat Indonesia. Sudah dipilih, harus fair. Harus menunjukan kualitas,” tambahnya.

seharusnya untuk memperbaiki kompetisi harus disamakan aturan pertandingan antara pelatih, pemain dan wasit. “Kamus” bermain sepak bola sudah ada tinggal kesamaan persepsi dalam pelaksanaannya. Ulah kumaha uing wae jebred
Tokecang maling pendil tosblong.. !
Memang kinerja wasit kita kurang baik dibanding wasit dikawasan Asean sekalipun. Beberapa faktor a.l: teror penonton; intervensi manajemen tuan rumah; ketidak jujuran; peragu dan rasa takut; minder krn status sosek; honor kecil.