Connect with us

Arena Bobotoh

PERSIB dan Hak Kekayaan Intelektual

Published

on

Entah yang saya tulis ini adalah sebuah artikel atau bukan, karena mungkin isinya tidak menyentuh substansi, namun sekedar berbagi, dan yang saya bagi ini sedikit banyak tentunya berkaitan erat dengan klub kebanggaan kita bersama….. PERSIB Bandung

Baru saja saya mengikuti rapat pengarahan mengenai seminar tentang Hak Kekayaan Intelektual yang akan diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional RI di hotel Amarosa Bandung pada tanggal 27 Februari mendatang, (sekedar info saja, hotel Amarosa hanya berjarak 20 langkah dari stadion Siliwangi dan pada tanggal tersebut PERSIB pun melangsungkan pertandingan kandang menjamu PSPS pekan baru, {bisa pas kitu nya?}).

Mengapa dalam rapat tadi saya kepikiran terus ama PERSIB? Ya, karena yang dibicarakan adalah HKI, Hak atas Kekayaan Intelektual, bisa jadi hal yang satu ini belum begitu familiar dan tidak dianggap penting dalam kehidupan masyarakat, HKI dalam konteks popular dan aktual mungkin sebatas ramai dibicarakan dalam dunia musik, film dll padahal diera seperti sekarang ini, pemahaman yang kurang justru dapat menimbulkan permasalahan yang tidak sederhana di kemudian hari.. Bahkan untuk mengakomodir dan menjamin perlindungan hukum dan melayani secara prosedural otentik hak kekayaan intelektual di Indonesia pemerintah pun telah membentuk direktorat jenderal HKI dibawah Kementerian Hukum dan HAM RI.

Bagaimana dengan PERSIB?, sebagai orang yang awam dan tak terlalu memahami HKI tentu saja saya ingin menanyakan sesuatu terkait logo PERSIB yang bernuansa pemkot Bandung, beberapa tahun yang lalu penggunaan logo ini sempat ramai dibahas hingga pro-kontra perubahan logo PERSIB, ada wacana penggantian logo setelah PERSIB berpindah kepemilikan secara hukum, hingga detik ini logo yang digunakan tetap yang lama. Saya bertanya langsung kepada Bambang Iriana S.H.,LLM. beliau adalah sekretaris direktorat jenderal HKI Kemenkumham RI, saya bertanya apakah logo dengan nuansa instansi pemerintahan bisa didaftarkan ke KHI? dan beliau menjawab….bisa, berikutnya adalah tentang siapa yang berhak mendaftarkan dsb (apakah pihak pemerintah atau swasta yang mengambil alih? hal-hal tersebut belum dapat saya ceritakan disini)….namun pada intinya adalah logo bernuansa instansi pemerintah dapat didaftarkan, termasuk dengan beberapa modifikasinya (saya sempat tunjukkan stiker PERSIB yang menempel di laptop saya). Sebagai penutup saya sampaikan juga bahwa PT yang menaungi PERSIB sangat concern dengan aspek legal, dan menyadari potensi nilai (value) dari logo dan nama, oleh karena itu bisa dicek kepastian PT.PBB dalam hal pendaftaran Perseroan Terbatas (PT) ke direktorat jenderal Administrasi Hukum (ditjen AHU) dan hal lain yang berkaitan ke ditjen HKI.

Kemudian ada juga kebetulan-kebetulan (yang jikalau memang ini adalah kebetulan maka akan saya anggap suatu kebetulan yang luar biasa) lain seputar HKI dan PERSIB ini. Yang pertama adalah salah satu anggota tim pengarah seminar yang ternyata adalah komisaris di PT.Surya Esa Perkasa (salah satu lingkaran konsorsium yang berafiliasi dengan PT.PBB) yang juga merupakan kolega dari Glen Sagita, direktur utama PT. PERSIB Bandung Bermartabat. Alhasil ngobrol-ngobrol kecil terjadi dan semakin menguatkan persepsi saya bahwa konsorsium ini memang luar biasa, secara finansial, pengalaman, kecerdasan, jaringan, dan cara bermain, parameternya simpel saja, karena yang bercerita kepada saya adalah seorang pakar hukum dengan kajian multinasional yang juga menjabat sebagai komisaris PT, tentunya langkah-langkah usaha mereka dilakukan dengan pemahaman regulasi yang baik. Beberapa nama pun disebut dalam perbincangan kami, seperti Boy Tohir, dirut PT.SEP yang juga kakak dari Erik Tohir (bos media), serta nama-nama dari unsur birokrat yang sangat sangat sangat kuat (bahkan satu nama membuat saya berpikir…..”pantesan dari awal sangat yakin mengenai kepastian Sergio van dijk, meskipun regulasi kewarganegaraan bukanlah hal yang mudah”.

Kebetulan lain adalah bahwa peserta-peserta seminar ini diutamakan pula dari unsur masyarakat utamanya disektor UMKM, perbankan, dan praktisi, secara “ajaib”…maka komposisi peserta seminar ini mengarah kepada reuni PT.PBB awal jilid II, saat PT.PBB mulai diboyong ke sulanjana dan konsorsium belum mengambil alih. Mengapa bisa begitu?….semua karena kebetulan semata, karena kebetulan seminar diselenggarakan di Bandung maka saya dipercaya untuk menginventarisir peserta, dari elemen masyarakat saya mengundang ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat -LPM Kota Bandung yang juga merupakan mantan direktur keuangan PT.PBB, disektor perbankan saya mengundang mantan divisi marketing PT.PBB yang kini berkiprah disalah satu bank yang fokus di sektor UMKM, dari kalangan praktisi salah satu notaris yang saya undang kebetulan merupakan komisaris juga di PT.PBB, sedangkan disektor masyarakat kreatif banyak juga sektor-sektor usaha kreatif yang diundang kebetulan usahanya bergerak dengan kePERSIB.annya, baik clothing, digital dsb, seperti simamaung misalnya. Sedangkan secara kebetulan pula PT.PBB (baca: PERSIB) berkepentingan pula dalam konteks HKI ini, karena bagaimana dengan penggunaan logo dan nama PERSIB yang sudah jamak digunakan siapa saja bahkan untuk kepentingan-kepentingan komersil? Bagaimana hak PT.PBB terlindungi? Apakah sebagai pemilik brand yang potensial dan bernilai ekonomis maka PT.PBB dapat menjaminkan hak tersebut kepada perbankan?…dengan alasan itu pula undangan akan tiba di sulanjana 17 Bandung (kantor PT.PBB).

Semoga pada tanggal 27 Februari 2013 nanti, 2 event yang bersebelahan itu akan menuai hasil positif…PERSIB mampu menundukkan tamunya PSPS pekanbaru di stadion siliwangi, sementara beberapa meter di seberangnya pemahaman dan pencerahan terkait HKI dapat dioptimalkan untuk kemajuan PERSIB tercinta dikemudian hari……..

*berkhidmat dengan akun twitter @ekomaung

Advertisement
5 Comments

5 Comments

  1. zatnika

    11/02/2013 at 17:38

    Aspek legal sangat penting bagi sebuauh entitas bisnis. Hampir satu tahun lebih, aktifitas saya dihabiskan di Pengadilan dengan menulis berbagai sengketa bisnis termasuk urusan Hak Kekayaan Intelektual, baik itu hak cipta, paten, merek, atau logo.

    Ada pelajaran yang bisa diambil dari beberapa kasus sengketa HaKI tsb, misalnya saja ada beberapa perusahaan yang berusaha membatalkan berbagai mrek yang mirip dengan miliknya. Mereka rela mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk membayar pengacara supaya tujuannya tercaopi, yaitu memonopoli sebuah identitas agar tidak dimanfaatkan orang lain.

    Hal ini tentu saja anomali dengan apa yang dilakukan Persib, hingga saat ini saya baru tahu kalau persib baru mempatenkan merek dagang “Persib”, hanya untuk kelas barang 25, atau untuk produk Pakaian; alas kaki; tutup kepala.

    bisa dilihat di: http://merek-indonesia.dgip.go.id/detail.php?aplnumber=%27D002009035907%27

    Padahal, kalau memang PT PBB benar2 concern langkah perlindungan secara hukum tidak hanya cukup dengan mempatenkan nama Persib saja, tetapi logo.

    • sonz

      13/02/2013 at 11:24

      wajarlah kalau banyak dari masyarakat Indonesia belum mengenal atau bahkan banyak yang belum meng-hak patenkan hasil karyanya sendiri, karena pemerintah Indonesia selalu telat dalam hal merativikasi UU terutama yang berkaitan dengan UU internasional termasuk salah satunya HaKI.
      indonesia kan negara hukum yang hanya tertulis saja…:D

  2. khudam malang

    12/02/2013 at 06:07

    buat para bobotoh jgn terlalu berlebihan mengkitik persib,kita hrs bersyukr punya manajemn top,mau spt arema persiby dll

  3. Mahendra Viking Kalbar

    13/02/2013 at 17:50

    Sangat setuju dengan wacana yang dilemparkan di artikel ini. Karenanya masalah HaKI , harus menjadi concern manajemen PBB (saya sangat yakin ini sudah dilakukan). Sebagai industri , sepakbola kedepan akan banyak dihadapkan pada kasus kasus Hukum. bukan hanya menyangkut Logo, tetapi seluruh aspek dari entity Persib. Bukan tidak mungkin kedepan nanti ada “jelema Gelo’ yang mengaku memiliki persib dan mendirikan Persib tandingan dan Pepersiban lainnya. Sekarang harus diakui, manajemen sudah all out berjuang untuk persib, yuuk sama sama kita dukung dan amankan agar iklim industri sepakbola bisa kondusif baik dari sisi industri maupun dari sisi peningkatan prestasi.

  4. conregations

    14/03/2013 at 03:27

    Ngemeng naon sih didinya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Arena Bobotoh

Persib Tim Spesialis Kampanye?

Published

on

Saat membaca ini, bobotoh di lini masa X pasti sedang banyak melihat seliweran poto dan info mengenai tim Persib Legend dengan menggunakan kaos bertuliskan salah satu calon presiden, Ganjar Pranowo. Dan pernyataan resmi klub tidak berafiliasi dengan mereka dan satu sosok calon presiden tertentu (atau dengan yang lain? #eh).

Jika kita bicarakan sedikit sejarah, sejauh yang saya baca, Persib dan suporternya termasuk salah satu entitas yang cukup aktif di sepakbola indonesia saat ada momentum politik. Kita mungkin masih ingat saat manager dan pemain Persib ikut kampanye politik pilbup Sumedang, juga saat sebagian suporter ikut kampanye calon legislatif, gubernur Jawa Barat pernah dijadikan duta tim, dan terakhir bagaimana munculnya komunitas bobotoh Jokowi pada tahun 2019 dan sekarang muncul fenomena Persib Legend ini.

Peneliti Halim dan Lalongan pernah menjelaskan bahwa sebuah partisipasi poliitk bisa dilakukan secara individual ataupun kolektif atau bersama-sama. Yang dilakukan secara individu biasanya tidak menimbulkan friksi di maksyarakat, namun jika dilakukan secara kolektif biasanya menimbulkan friksi, apalagi menyangkut suatu budaya populer yang sudah sangat menempel sebagai satu identitas kedaerahan, misalnya Persib.

Tapi kenapa pesona Persib begitu menawan untuk para elit dan kelompok politik? Teddy Tjahjono (dilansir bola.net) pernah mengkliam jika Persib memiliki 22 juta suporter, angka ini tentu sangat signifikan jika kita kaitkan pada sisi politik. Daftar pemilih tetap KPU untuk tahun 2024 sebanyak 204 juta penduduk. Bisakah terbayang berapa persen jika satu elit atau satu kelompok politik memiliki 2-30 persen dari 22 juta orang pendukung Persib Bandung saja. Dari angka itu sekilas kita tahu, Persib merupakan medium yang menarik untuk “terlibat” dalam politik. Kita pun seakan sudah tidak aneh lagi melihat gimmick politik dimana elit atau kelompok politik, menggunakan pernak-pernik Persib saat pemilihan umum, misal poto sambil membawa syal Persib saat musim kampanye, atau tiba-tiba menggunakan jaket Persib saat foto untuk baligo demi kepentingan elektoral, tapi apakah harus biasa dan mengerti? Negara kita mengatur akan hak ini dalam Pasal 43 Ayat (1 dan 2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dinyatakan, “setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”, jadi bebaskeun.

TAPI, dalam setiap kampanye politik, dalam format apapun itu, sistem penyaringan ada pada diri individu, diartikan setiap bobotoh punya kuasa atas dirinya sendiri, apa dia mau menerima informasi dan melaksanakan akan pesan politik yang disebarkan lewat klub atau kelompok suporternya tersebut atau tidak?
Kita tarik sedikit ke masa lalu, federasi sepakbola (PSSI) di Indonesia memang terbentuk atas dasar politik, sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia untuk melawan penerintahan Belanda saat itu. Jadi jika sekarang masih berpolitik, apakah Persib dan sepakbola Indonesia pada umumnya memang sudah ditakdirkan untuk selalu dekat dengan perpolitikan?

Saya jadi teringat salah satu adegan di The Simpsons, dimana Burney Gumble seorang pemabuk, melihat kampanye Mr. Burns, dia bilang “pemilihan umum? Bukankah itu saat para politikus menutup pintu mereka (untuk mendengarkan suara rakyat) bukan?”, every man for themselves, wahai bobotoh!

Ditulis oleh Kiki Esa Perdana. Penulis adalah bobotoh biasa saja yang kebetulan suka politik.

Lanjut Membaca

Arena Bobotoh

Mau Sampai Kapan?

Published

on


Pertandingan sudah memasuki pekan ke-8, Persib Bandung mencatatkan 1 kemenangan, 5 imbang, dan 2 kali kalah. Faktanya Persib berada di jurang degradasi, jurang degradasi! Melihat fakta seperti ini jelas sangat menyedihkan bagi Bobotoh Persib. Sampai pekan terakhir liga sehingga Persib degradasi? Siapa yang akan bertanggung jawab bila seperti ini? Tak terbayangkan bila Persib harus berjuang di liga 2, sungguh tak terbayangkan. Mau sampai kapan?

Keruwetan klub Persib sudah terlihat dari banyaknya persoalan yang sedang dihadapi, dari mulai persiapan yang tidak optimal, rombongan pelatih yang keluar secara mendadak pada pekan ke-3, pemain asing yang cedera pada debutnya, hubungan dengan suporter yang merenggang, hukuman untuk beberapa pemain yang terprovokasi sehingga mendapatkan sanksi dari komdis, serta stadion yang terlihat tidak full. Mau sampai kapan?

Akar masalah dari persoalan ini tampak jelas. Segera lakukan pendekatan dari semua elemen dari mulai manajemen, pelatih, pemain, serta suporter sehingga bisa mengembalikan Persib kembali kepada jalurnya. Perbaikan hubungan dengan Bobotoh menjadi hal yang krusial mengingat Persib sedang membutuhkan dukungan yang nyata dari suporternya. Sebesar apapun sebuah klub, bila tanpa dukungan yang nyata akan sangat berpengaruh terhadap performa pemain di atas lapangan. Pemain di locker room pun sepertinya selain faktor teknis ganti pelatih ganti strategi, tahu betul bahwa faktor persoalan dari luar lapangan mempengaruhi mental para pemain. Mau sampai kapan?

Saya meyakini bahwa semua elemen menginginkan yang terbaik untuk Persib. Persoalan yang berlarut akan sangat merugikan untuk klub Persib. Sebelum semuanya terlambat alangkah baiknya lakukan pendekatan dengan duduk bersama, saling menghargai pendapat, lupakan ego sejenak. Karakter budaya urang Sunda mah sangat besar dan mudah memaafkan. Saya hanya ingin Persib kembali ke jalur juara, sungguh ini sangat menyedihkan. Mau sampai kapan?

Penulis Tyas Agung Pratama (@tyspra), sehari-hari mencerdaskan anak bangsa. Bobotoh yang ingin kembali Persib juara.

Lanjut Membaca

Arena Bobotoh

Melupakan Persib Bandung Saat Ini Sebagai Warisan Budaya

Published

on

Pada Podcast Simamaung Episode 24 (ditayangkan 6 September 2020) terdapat pernyataan dari narasumber episode tersebut (Hevi Fauzan). Disebutkan bahwa setelah kemerdekaan Republik Indonesia, aset-aset KNIL sekitaran jalan yang saat ini nama pulau (Jalan Manado, Jalan Ambon, Jalan Bali, Jalan Lombok dan seterusnya) diakuisisi oleh Angkatan Darat saat itu dengan mendirikan Divisi Siliwangi. Termasuk diantaranya lapangan sepak bola yang kemudian akhirnya dibangun menjadi sebuah stadion pada 1954 sebagai bagian dari persiapan ulang tahun Divisi Siliwangi ke-10, yang diberi nama Stadion Siliwangi.

Penamaan Siliwangi erat dengan budaya Sunda karena salah satu nama yang dibanggakan oleh orang Sunda terkait dengan sejarah Prabu Siliwangi. Walaupun nantinya perbedaan cerita Prabu Siliwangi namun benang merah sejarah terkait penggunaan logo Maung yang sejatinya binatang asli Jawa Barat dengan nama ilmiah (subspecies) Panthera Tigris Sondaica yang pada akhirnya patut kita hormati sebagai bagian sejarah Persib Bandung yang mengakar dan menjadi cerita karena Stadion Siliwangi sendiri menjadi bagian dari estafet perkembangan Persib Bandung.

Diceritakan juga bagaimana pernah ada saksi sejarah pertandingan Persib Bandung melawan PSV Eindhoven seorang bapak tua dari Cianjur dan teman-temannya saat itu menggunakan angkutan umum untuk datang ke Stadion Siliwangi dan memiliki kebanggaan untuk menceritakan pertandingan tersebut kepada orang lain ataupun anak dan atau cucunya kelak. Persib Bandung menjadi sangat melekat dengan Stadion Siliwangi karena pada saat itu dianggap representatif dan termegah pada zamannya hingga akhirnya bertahap Persib Bandung pindah ke Stadion Si Jalak Harupat.

Kembali pada waktu lampau, saat Persib Bandung masih dikelola pemerintah kota Bandung dimana Persib Bandung sebagai karakter dan budaya yang mengakar karena dianggap mewakili identitas, semangat dan bagian hidup orang Sunda umumnya Jawa Barat. Level fanatisme yang terjadi sudah tidak terlihat dengan penggunaan identitas Persib Bandung namun terlihat dari antusiasme dan cara ekspresi Bobotoh yang menceritakan Persib Bandung dari masa ke masa sehingga jumlah Bobotoh berkembang dan membentuk kelompok-kelompok pendukung Persib Bandung.

Sehingga menimbulkan transisi sejarah cerita Persib Bandung dari Stadion Siliwangi ke Stadion Si Jalak Harupat hingga ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api, namun transisi sejarah ini juga tetap melekat dan meninggalkan banyak cerita dukungan Bobotoh mendukung Persib Bandung. Banyak juga kita temukan fakta bahwa tidak semua Bobotoh yang datang ke Stadion dapat masuk menonton langsung. Namun saat ini kita hanya dapat mengenang romantisme bagaimana mendengarkan siaran tandang Persib Bandung melalui Radio RRI, memanjat pohon atau tiang lampu di Stadion Siliwangi untuk melihat pertandingan langsung dan hal lain yang menjadi kenangan dalam cerita mendukung Persib Bandung.

Memasuki era industri saat ini, kita belum melihat langkah PT Persib Bandung Bermartabat menjadikan Persib Bandung sebagai Intengible Heritage (Warisan budaya tak benda dalam konteks Persib Bandung sebagai nilai hidup dan turun temurun). Entah itu didaftarkan pada UNESCO ataupun sebagai bagian dari konsep PT Persib Bandung Bermartabat dalam mengelola fanatisme Bobotoh di tengah perpaduan pengelolaan era industri dari era budaya yang menjadikan jarak yang terlalu jauh saat ini.

Pengelolaan tiket, pengelolaan hubungan dengan kelompok Bobotoh dan cara interaksi dalam media sosial menjadi hal yang saat ini disorot oleh kelompok Bobotoh. Belum lagi konflik internal pelatih dan pemain yang menjadi bulan-bulanan bagi Bobotoh. Tentu hal ini sangat mengganggu dan membuat kharisma Persib Bandung sebagai budaya menjadi sangat rumit karena tuntutan industri dan rasa memiliki dari kelompok Bobotoh.

Salah satu yang dibutuhkan saat ini bagi pemain dan bagi pelatih baru Persib Bandung adalah memahami dan menunjukkan di lapangan semangat Persib Bandung dengan karakter dalam bermain sehingga identitas Persib Bandung muncul kembali sehingga dapat mengangkat moral elemen Persib Bandung, sebagai contoh kita sebagai Bobotoh akan selalu yakin Persib Bandung dapat menunjukkan semangat berjuang dalam bermain walaupun tertinggal gol. Kita dapat melihat pertandingan Persib Bandung melawan Arema Malang di Stadion Si Jalak Harupat pada 2014 yang berkesudahan 3-2, dimana saat babak pertama tertinggal 0-2, semangat dan karakter Tantan saat itu menjadi titik balik kemenangan, apakah pada saat itu Tantan menerima strategi khusus dari Djadjang Nurjaman? Dalam cerita yang kita tahu tidak ada, semangat moral dan karakter yang akhirnya menjadi pembeda.

Semoga masalah karakter dan semangat moral ini dapat diperbaiki setelah kekalahan melawan PSM Makassar kemarin dan dijawab oleh pelatih baru, mengembalikan karakter ini penting sebelum aplikasi strategi dalam konteks Persib Bandung. Saat ini melupakan pertandingan Persib Bandung menjadi hal yang mudah karena akses mendapatkan tiket menjadi panjang, menyaksikan pada televisi juga menjadi hal yang mudah ditinggalkan cukup dengan mengetahui hasil akhir. Semua terjadi karena jauhnya pengelolaan Persib Bandung dari fase budaya, konflik dengan kelompok Bobotoh adalah hal yang seharusnya tidak terjadi.

Kita juga berharap PT Persib Bandung Bermartarbat dapat mengubah pola pengelolaan untuk dapat lebih merangkul kelompok Bobotoh sehingga tidak menghilangkan landasan budaya sebelum akhirnya berbicara pengelolaan yang jauh lebih teknis dan lebih industrial.

Ditulis Yosha Rory, dengan akun Twitter @roryosha

Lanjut Membaca
Bir kaç senedir çalıştığım iş yerinde patronla aram çok iyi porno izle Patron ara sıra beni evine gönderiyor ve oradaki işleri yapmamı istiyor porno gif Karısına yardım ediyorum türk porno evde bozulan şeyleri tamir ediyorum porno bahçe işlerini hallediyorum porno izle Yeri geliyor çamaşırları bile yıkıyorum bedava porno Tabi evlerine gittiğim zaman karısıyla yalnız oluyoruz sex patronum tüm gün şirkette oluyor porno izle Herifin karısı 44 yaşında olmasına rağmen çok çekici seksi birisi porno resimler İlgimi çekiyor fakat işimi kaybetmek istemediğim için kadına bakmamaya çalışıyorum porno İşim bittikten sonra salonda televizyon bakıyordum porno indir bu sırada patronun karısı iç çamaşırlarıyla yanıma gelip karşımda durdu porno sikimi açıp yalamaya başladı porno ve ağzına boşaldım.
Advertisement

Komentar Bobotoh

Arsip

Trending