Persib dan Golden Share System
Saturday, 15 March 2008 | 22:04
Golden share yang dimiliki Pemerintah Inggris atas maskapai penerbangan British Airways, mengharuskan perusahaan tsb membantu pemerintah dalam perang Malvinas. Kalimat tersebut keluar dari seorang Hitosi Nababan, mantan Dirut PT Merpati Nusantara Airlines. Mengapa sebuah pemerintah bisa memerintah sebuah maskapai penerbangan swasta dan independent untuk membantu dalam sebuah peperangan, jawabannya, karena Inggris mempunyai Golden Share di maskapai penerbangan tersebut.
Menurut investopedia.com, Golden share adalah suatu jenis bagian yang memberikan kewenangan kepada pemegang saham untuk mem-veto atau membatalkan kebijakan perusahaan. Share (bagian) ini mulai populer dikalangan pemerintah negara-negara yang memprivatisasi perusahaannya. Menurut Nababan pula, 1% merupakan bagian yang cukup bagi pemerintah supaya mempunyai hak veto setiap perusahaan yang diprivatisasinya.
Pembahasan tetang golden share ini merupakan pembahasan yang sangat menarik dalam lokakarya Persib yang diselenggarakan SIWO PWI jabar, sabtu, 15 Maret 2008, di Auditorium Rosada Pemkot Bandung.
Isu privatisasi Persib Bandung memang berhembus, setelah ada kebijakan BLI tentang syarat tim yang akan mengikuti Liga Super. Salah satu syaratnya adalah status badan hukum klub. Persib sendiri mempunyai satu rencana untuk diprivatisasi oleh pemeritah. Namun berbagai kalangan menganggap bahwa jika privatisasi dilakukan, maka sebagian saham harus dimiliki oleh pemerintah kota (Pemkot) Bandung. Mereka khawatir, jika mayoritas saham berada di pihak swasta, maka Persib bisa dipindahkan home base-nya, seperti yang terjadi pada kasus Pelita Jaya dan Sriwijaya. Maka Nababan memberikan solusi dengan cara golden share tsb.
Menurut Nababan, jika seandainya Persib melakukan privatisasi, maka pemkot Bandung cukup hanya mempunyai 1% kepemilikan saham klub plus goden share tadi. Golden share ini mengandung beberapa aturan main bagi investor yang akan menanamkan modalnya di Persib. Menurut beliau, Pemkot bisa memveto setiap kebijakan yang bersifat fundamental seperti kebijakan historis dan budaya, dan bukan kebijakan teknis perusahaan. Artinya, jika perusahaan memindahkan Persib ke kota lain, maka Pemkot dapat mem-veto kebijakan tersebut, sehingga Persib tetap berada di kota Bandung.
Dengan mempunyai golden share, maka 100% urusan klub diserahkan ke swasta dan pemkot tak perlu ikut campur urusan perusahaan tersebut. Karena menurut beliau, suatu perusahaan pasti bertujuan untuk mendapatkan profit dan tidak mungkin akan merugikan diri sendiri. Dengan demikian, pemerintah tidak akan dibebani lagi oleh urusan Persib dan perusahaan bebas menjalankan Persib dengan cara mereka sendiri.
Sebagian peserta, termasuk penulis, tidak mengetahui akan adanya sistem ini. Sehnigga pembicaraan tentang status Persib yang semula bersifat teori dan bernada pesimis, menjadi lebih hidup. Dengan sistem ini, pemkot Bandung, sebagai pemegang kebijakan dan kontrol diharapkan tak ragu lagi dalam mengambil kebijaksanaan yang berkenaan dengan status Persib dan menciptakan Persib yang mandiri. Mudah-mudahan.
Wassalam.

Golden share yang dimiliki Pemerintah Inggris atas maskapai penerbangan British Airways, mengharuskan perusahaan tsb membantu pemerintah dalam perang Malvinas. Kalimat tersebut keluar dari seorang Hitosi Nababan, mantan Dirut PT Merpati Nusantara Airlines. Mengapa sebuah pemerintah bisa memerintah sebuah maskapai penerbangan swasta dan independent untuk membantu dalam sebuah peperangan, jawabannya, karena Inggris mempunyai Golden Share di maskapai penerbangan tersebut.
Menurut investopedia.com, Golden share adalah suatu jenis bagian yang memberikan kewenangan kepada pemegang saham untuk mem-veto atau membatalkan kebijakan perusahaan. Share (bagian) ini mulai populer dikalangan pemerintah negara-negara yang memprivatisasi perusahaannya. Menurut Nababan pula, 1% merupakan bagian yang cukup bagi pemerintah supaya mempunyai hak veto setiap perusahaan yang diprivatisasinya.
Pembahasan tetang golden share ini merupakan pembahasan yang sangat menarik dalam lokakarya Persib yang diselenggarakan SIWO PWI jabar, sabtu, 15 Maret 2008, di Auditorium Rosada Pemkot Bandung.
Isu privatisasi Persib Bandung memang berhembus, setelah ada kebijakan BLI tentang syarat tim yang akan mengikuti Liga Super. Salah satu syaratnya adalah status badan hukum klub. Persib sendiri mempunyai satu rencana untuk diprivatisasi oleh pemeritah. Namun berbagai kalangan menganggap bahwa jika privatisasi dilakukan, maka sebagian saham harus dimiliki oleh pemerintah kota (Pemkot) Bandung. Mereka khawatir, jika mayoritas saham berada di pihak swasta, maka Persib bisa dipindahkan home base-nya, seperti yang terjadi pada kasus Pelita Jaya dan Sriwijaya. Maka Nababan memberikan solusi dengan cara golden share tsb.
Menurut Nababan, jika seandainya Persib melakukan privatisasi, maka pemkot Bandung cukup hanya mempunyai 1% kepemilikan saham klub plus goden share tadi. Golden share ini mengandung beberapa aturan main bagi investor yang akan menanamkan modalnya di Persib. Menurut beliau, Pemkot bisa memveto setiap kebijakan yang bersifat fundamental seperti kebijakan historis dan budaya, dan bukan kebijakan teknis perusahaan. Artinya, jika perusahaan memindahkan Persib ke kota lain, maka Pemkot dapat mem-veto kebijakan tersebut, sehingga Persib tetap berada di kota Bandung.
Dengan mempunyai golden share, maka 100% urusan klub diserahkan ke swasta dan pemkot tak perlu ikut campur urusan perusahaan tersebut. Karena menurut beliau, suatu perusahaan pasti bertujuan untuk mendapatkan profit dan tidak mungkin akan merugikan diri sendiri. Dengan demikian, pemerintah tidak akan dibebani lagi oleh urusan Persib dan perusahaan bebas menjalankan Persib dengan cara mereka sendiri.
Sebagian peserta, termasuk penulis, tidak mengetahui akan adanya sistem ini. Sehnigga pembicaraan tentang status Persib yang semula bersifat teori dan bernada pesimis, menjadi lebih hidup. Dengan sistem ini, pemkot Bandung, sebagai pemegang kebijakan dan kontrol diharapkan tak ragu lagi dalam mengambil kebijaksanaan yang berkenaan dengan status Persib dan menciptakan Persib yang mandiri. Mudah-mudahan.
Wassalam.
