Peringati Hari Ibu, Made Putar Memori Tentang Sang Bunda
Monday, 22 December 2014 | 20:11
Doa dan dukungan seorang ibu adalah sebuah harga mati dalam setiap langkah anaknya. Hal itu yang dirasakan betul oleh penjaga gawang Persib, I Made Wirawan. Bertepatan dengan hari ibu yang jatuh pada 22 Desember, Made mengatakan dirinya mempunyai kenangan bersama ibunya yang sempat melarangnya berkarir sebagai pesepakbola di luar Bali. Namun akhirnya dia luluh dan malah balik mendukung kiper berusia 33 tahun itu meski kini sosok ibu itu telah tiada.
Waktu itu Made muda berhasrat berkarir di luar Bali, namun sang bunda selalu melarang Made untuk mengembara. Dia membutuhkan waktu selama 3 tahun untuk meyakini ibunya hingga akhirnya mendapat restu. Ketika hijrah ke Persiba Balikpapan, baru 2 pertandingan Made tampil, ibunya malah masuk rumah sakit, Made pun pulang untuk menemuinya. Saat kiper utama Persib itu bertolak kembali menuju Balikpapan, sang bunda malah menghembuskan nafas terakhirnya.
“Ibu saya mendukung untuk bermain bola tapi tidak boleh keluar di Bali. Tahun pertama saya di luar Bali saat di Persiba itu. Kalau menyesal tidak, ya mungkin sedih saja karena tidak dapat di sampingnya di waktu terakhir,” kata Made di Mess Persib, Senin (22/12).
Pria yang meniti karir bersama Perseden Denpasar dan Persekaba Badung itu mengatakan bahwa prestasinya di musim lalu dalam mengantarkan Persib menjadi juara pun bisa menjadi pesan yang membahagiakan untuk sang bunda. Karena selama hidupnya, Made belum pernah mempersembahkan gelar kepada ibunya.
“Kebahagiaan ini mudah-mudahan sampai ke sana. Gelar juara ini juga sebagai pembuktian mungkin, buat sang ibu, yang selama ini memberikan dukungan kepada saya,” terangnya.

Doa dan dukungan seorang ibu adalah sebuah harga mati dalam setiap langkah anaknya. Hal itu yang dirasakan betul oleh penjaga gawang Persib, I Made Wirawan. Bertepatan dengan hari ibu yang jatuh pada 22 Desember, Made mengatakan dirinya mempunyai kenangan bersama ibunya yang sempat melarangnya berkarir sebagai pesepakbola di luar Bali. Namun akhirnya dia luluh dan malah balik mendukung kiper berusia 33 tahun itu meski kini sosok ibu itu telah tiada.
Waktu itu Made muda berhasrat berkarir di luar Bali, namun sang bunda selalu melarang Made untuk mengembara. Dia membutuhkan waktu selama 3 tahun untuk meyakini ibunya hingga akhirnya mendapat restu. Ketika hijrah ke Persiba Balikpapan, baru 2 pertandingan Made tampil, ibunya malah masuk rumah sakit, Made pun pulang untuk menemuinya. Saat kiper utama Persib itu bertolak kembali menuju Balikpapan, sang bunda malah menghembuskan nafas terakhirnya.
“Ibu saya mendukung untuk bermain bola tapi tidak boleh keluar di Bali. Tahun pertama saya di luar Bali saat di Persiba itu. Kalau menyesal tidak, ya mungkin sedih saja karena tidak dapat di sampingnya di waktu terakhir,” kata Made di Mess Persib, Senin (22/12).
Pria yang meniti karir bersama Perseden Denpasar dan Persekaba Badung itu mengatakan bahwa prestasinya di musim lalu dalam mengantarkan Persib menjadi juara pun bisa menjadi pesan yang membahagiakan untuk sang bunda. Karena selama hidupnya, Made belum pernah mempersembahkan gelar kepada ibunya.
“Kebahagiaan ini mudah-mudahan sampai ke sana. Gelar juara ini juga sebagai pembuktian mungkin, buat sang ibu, yang selama ini memberikan dukungan kepada saya,” terangnya.

seorang pak made yg keren