Peringanti Tsunami Aceh, Supardi Panjatkan Doa Untuk Para Korban
Friday, 26 December 2014 | 16:09
Tepat pada hari ini, 26 Desember 2014 adalah peringatan 10 tahun salah satu bencana alam paling mengerikan di Indonesia yaitu gelombang tsunami, yang meluluhlantakan provinsi paling barat di tanah air, Nangroe Aceh Darussallam. Gempa dengan 9,15 skala richter diikuti meluapnya gelombang air laut setinggi 17,4 meter langsung menghancurkan Aceh dan beberapa negara lain di kawasan Asia.
Kejadian ini tentu menyedot atensi dunia khususnya seluruh warga Indonesia yang harus rela melihat saudara mereka menjadi korban. Dan bagi pemain Persib, Supardi Nasir, dirinya mengaku terpukul melihat ratusan ribu korban tewas dan banyak warga Aceh yang terpisah dengan keluarga mereka. Meski waktu itu Supardi hanya melihat hancurnya kota Serambi Mekah lewat layar kaca saat berlibur di Palembang.
Supardi yang merupakan putra asli Sumatra akhirnya tergerak hatinya untuk memberikan bantuan dengan mengikuti pertandingan charity satu tahun kemudian. Dirinya bersama pemain asal Sumatra lain seperti Saktiawan Sinaga dan Mahyadi Panggabean pun bertanding melawan Persiraja Banda Aceh.
“Setelah satu tahun kejadian itu, saya baru dapat menyaksikan langsung kondisi di sana (Aceh) saat itu masih berantakan. Saya ke Aceh karena menerima ajakan salah satu lembaga perbankan Aceh untuk galang dana, kita main lawan tim asal Aceh,” kata pemain yang berposisi sebagai bek kanan itu ketika diwawancara di Mess Persib, Jumat (26/12).
Kesedihan Supardi akan keganasan gelombang tsunami itu pun hingga saat ini diakui olehnya masih terasa. Untuk itu pemain berusia 32 tahun tersebut mengaku terus memanjatkan doa untuk saudara seimannya.
“Saya jujur tidak bisa membantu apa-apa pada kondisi itu, hanya doa yang bisa saya lakukan. Apalagi sebagai seorang muslim akan terpanggil melihat kondisi yang menimpa saudara-saudaranya. Saya berdoa yang terbaik buat korban,” tuturnya.

Tepat pada hari ini, 26 Desember 2014 adalah peringatan 10 tahun salah satu bencana alam paling mengerikan di Indonesia yaitu gelombang tsunami, yang meluluhlantakan provinsi paling barat di tanah air, Nangroe Aceh Darussallam. Gempa dengan 9,15 skala richter diikuti meluapnya gelombang air laut setinggi 17,4 meter langsung menghancurkan Aceh dan beberapa negara lain di kawasan Asia.
Kejadian ini tentu menyedot atensi dunia khususnya seluruh warga Indonesia yang harus rela melihat saudara mereka menjadi korban. Dan bagi pemain Persib, Supardi Nasir, dirinya mengaku terpukul melihat ratusan ribu korban tewas dan banyak warga Aceh yang terpisah dengan keluarga mereka. Meski waktu itu Supardi hanya melihat hancurnya kota Serambi Mekah lewat layar kaca saat berlibur di Palembang.
Supardi yang merupakan putra asli Sumatra akhirnya tergerak hatinya untuk memberikan bantuan dengan mengikuti pertandingan charity satu tahun kemudian. Dirinya bersama pemain asal Sumatra lain seperti Saktiawan Sinaga dan Mahyadi Panggabean pun bertanding melawan Persiraja Banda Aceh.
“Setelah satu tahun kejadian itu, saya baru dapat menyaksikan langsung kondisi di sana (Aceh) saat itu masih berantakan. Saya ke Aceh karena menerima ajakan salah satu lembaga perbankan Aceh untuk galang dana, kita main lawan tim asal Aceh,” kata pemain yang berposisi sebagai bek kanan itu ketika diwawancara di Mess Persib, Jumat (26/12).
Kesedihan Supardi akan keganasan gelombang tsunami itu pun hingga saat ini diakui olehnya masih terasa. Untuk itu pemain berusia 32 tahun tersebut mengaku terus memanjatkan doa untuk saudara seimannya.
“Saya jujur tidak bisa membantu apa-apa pada kondisi itu, hanya doa yang bisa saya lakukan. Apalagi sebagai seorang muslim akan terpanggil melihat kondisi yang menimpa saudara-saudaranya. Saya berdoa yang terbaik buat korban,” tuturnya.
