Pengalaman Full Back Persib Ini Ikuti Tarkam
Tuesday, 22 December 2015 | 16:01
Tanpa adanya kompetisi atau turnamen yang dijalani oleh seorang pemain profesional, kemudian membantingkan diri terjun di sebuah laga antar kampung atau tarkam, bukanlah solusi. Contoh paling mengerikan dialami mantan bomber Timnas Indonesia, seperti Saktiawan Sinaga saat membela Mencirim City di Medan atau Zulham Zamrun kala memperkuat Persipare Parepare.
Kedua pemain tersebut mengalami cedera parah pada lututnya hingga harus menepi ke meja operasi dan membutuhkan pemulihan 6 bulan sampai 1 tahun. Miris, karir dari kedua pemain tersebut diprediksi habis, lantaran mempunyai rasa trauma dan sulit untuk mengembalikan performa apiknya seperti diawal. Situasi itu yang menjadi momok menakutkan bagi semua pesepakbola.
Jajang Sukmara adalah salah satu pemain Persib yang juga sempat memperkuat Sidrap United di turnamen tarkam Habibie Cup. Melihat kejadian yang terjadi pada beberapa pemain yang cedera parah akibat tarkam, membuat ia pula takut menghadapinya. Tak ada jaminan dalam pemulihannya.
Disisi lain pemain asal Soreang itu pula bingung, lantaran mempertimbangkan dari sisi materi kehidupan dimana kewajibannya sebagai suami supaya mampu menghidupi keluarga. “Gacong itu bukan solusi, tapi karena butuh materi mau gimana lagi, tapi kita juga rindu akan kompetisi, enggak munafik, pilih gacong, pasti karena kita mencari materi juga, lumayan buat dapur,” paparnya.
Melangsungkan kehidupannya supaya tak bergantung ke sepak bola, pemain yang karib disapa Jasuk itu pun sedang memikirkan langkah untuk menjadi pebisnis. Langkah Tony Sucipto, Dedi Kusnandar, Tantan atau Dias Angga bukan tidak mungkin akan digeluti pula oleh pemain jebolan Persib Junior ini.
“Ya pengennya berpikir berbisnis karena sepak bola belum kondusif, belum rencana sih bisnisnya kalaupun ada mungkin kecil-kecilan dulu,” ucapnya.

Tanpa adanya kompetisi atau turnamen yang dijalani oleh seorang pemain profesional, kemudian membantingkan diri terjun di sebuah laga antar kampung atau tarkam, bukanlah solusi. Contoh paling mengerikan dialami mantan bomber Timnas Indonesia, seperti Saktiawan Sinaga saat membela Mencirim City di Medan atau Zulham Zamrun kala memperkuat Persipare Parepare.
Kedua pemain tersebut mengalami cedera parah pada lututnya hingga harus menepi ke meja operasi dan membutuhkan pemulihan 6 bulan sampai 1 tahun. Miris, karir dari kedua pemain tersebut diprediksi habis, lantaran mempunyai rasa trauma dan sulit untuk mengembalikan performa apiknya seperti diawal. Situasi itu yang menjadi momok menakutkan bagi semua pesepakbola.
Jajang Sukmara adalah salah satu pemain Persib yang juga sempat memperkuat Sidrap United di turnamen tarkam Habibie Cup. Melihat kejadian yang terjadi pada beberapa pemain yang cedera parah akibat tarkam, membuat ia pula takut menghadapinya. Tak ada jaminan dalam pemulihannya.
Disisi lain pemain asal Soreang itu pula bingung, lantaran mempertimbangkan dari sisi materi kehidupan dimana kewajibannya sebagai suami supaya mampu menghidupi keluarga. “Gacong itu bukan solusi, tapi karena butuh materi mau gimana lagi, tapi kita juga rindu akan kompetisi, enggak munafik, pilih gacong, pasti karena kita mencari materi juga, lumayan buat dapur,” paparnya.
Melangsungkan kehidupannya supaya tak bergantung ke sepak bola, pemain yang karib disapa Jasuk itu pun sedang memikirkan langkah untuk menjadi pebisnis. Langkah Tony Sucipto, Dedi Kusnandar, Tantan atau Dias Angga bukan tidak mungkin akan digeluti pula oleh pemain jebolan Persib Junior ini.
“Ya pengennya berpikir berbisnis karena sepak bola belum kondusif, belum rencana sih bisnisnya kalaupun ada mungkin kecil-kecilan dulu,” ucapnya.

Turnamen2 ayeuna tarkam keneh oge lain? Ngan tarkam kelas “elit”.
Pemerintah di negri antah berantah ayeuna nurutan gaya komunis kabeh di sangsarakeun heula termasuk pemain bola,tepika aya nu jadi tukang sangu,bahkan jadi TKI jeung sajabana, eeedaaannn…eeedaaannn…
Cenah mah revolusi mental nu kitu teh.