Pemborosan ala Persib
Friday, 17 January 2014 | 01:38
Terlepas dari hasil yang cukup menggembirakan dengan lolos ke babak 8 besar dalam kompetisi pemanasan sebelum dimulainya Liga Super, Inter Island Cup, Tim Persib kembali menurut saya diterpa permasalahan yang mungkin saja bisa menggoyahkan tim kebanggaan bobotoh ini. Sesaat sedang mempersiapkan tim menuju pertandingan kontra PBR, saya dan mungkin kebanyakan bobotoh dikejutkan dengan berita pemutusan kerja sama Persib dengan striker anyar mereka Djibril Coulibally.
Sebuah berita yang membuat saya cukup heran dan sedikit lucu. Djibril diputus karena mengalami cedera yang dialaminya ketika masih membela tim sebelumnya, dan memakan waktu penyembuhan yang cukup lama. Terlihat disini, manajemen, entah benar atau tidak, hanya melihat pemain dari nama besarnya saja, tanpa melihat dan melakukan tes kesehatan. Coba tengok di luar negeri, seorang pemain bisa saja tidak jadi di kontrak apa bila sedang menderita cedera, atau kondisi fisiknya tidak sesuai diharapkan. Memang Persib sempat melakukan tes kesehatan, tapi menurut berita yang di dengar hanya sebatas pemeriksaan pada bagian jantung, tidak pemeriksaan secara keseluruhan, yang menurut saya sebuah tindakan ceroboh yang akhirnya terjadi peristiwa seperti ini.
Persib harus kembali membuang uang secara percuma, karena pasti dalam sebuah pemutusan kontrak harus ada yang di bayarkan manajemen kepada seorang Djibril Coulibally. Apakah membuat tes fisik dan kesehatan yang baik dan benar jauh lebih mahal di bandingkan membayar kompensasi kepada pemain yang diputus kontrak karena cedera? Mungkin bagi saya sangat tidak masuk di akal, dan menjadi sebuah pemborosan yang percuma.
Pantas saja Persib selalu merugi, sudah pemasukan dari tiket masih amburadul dan dengan mudahnya memutus kontrak pemain yang telah di kontrak akibat sedera. Pemutusan ini sebenarnya bisa saja dihindari, seandainya itu tadi adanya tes kesehatan yang baik dan benar, dan daripada menyakiti hati sang pemain di tengah jalan, lebih baik tidak usah di kontrak saja dari awal jika ujung-ujungnya di kontrak karena baru ketahuan cedera. Ibaratnya, kita sudah pacaran, kemudian di putusin dengan alasan orang tua tidak satuju L sungguh sebuah kisah yang memilukan.
Djibril tidak salah, mungkin dia datang di waktu yang kurang tepat. Kita doakan Djibril lekas sembuh dan jodoh dikemudian hari dengan Persib. Manajemen dan Tim Pelatih harus belajar dari kejadian ini. Saya sangat kecewa karena di awal seolah diekspektasikan bahwa Persib akan mempunyai duet hebat di lini depan, duet SVD-Djibril, ternyata tanpa diduga keduanya harus berpisah dengan tim berjuluk Maung Bandung ini.
Dua orang yang termasuk jajaran top skor ISL musim lalu, tidak jadi mempertajam lini depan Persib. Mereka Pergi meninggalkan cerita yang berbeda. Walau tanpa mereka, harapan akan juara tidak akan pernah pudar. Ibarat dua kecengan gareulis yang harus berpaling dengan pria lain, tapi kita tidak pernah putus harapan karena mungkin kita mendapatkan yang lebih geulis atau dua kecengan itu sebenarnya menyimpan harapan untuk menjadi kekasih kita.
Tak apalah tak ada SVD ataupun Djibril, kita toh masih ada Ferdinand, Tantan, Sigit dan Rudiyana di lini depan serta pemain anyar pengganti Djibril, Fortune Udo, semoga dia bisa menjadi mesin gol bagi Persib. Selamat Datang Fortune Udo, GWS Djibril, dan PERSIB SALAWASNA!
Penulis adalah seorang mahasiswa tingkat akhir dan sedang magang di salah satu tv swasta nasional, sering berkicau di @fajarasmara. Isi tulisan merupakan tanggung jawab penulis dan bukan pendapat redaksi Simamaung.

Terlepas dari hasil yang cukup menggembirakan dengan lolos ke babak 8 besar dalam kompetisi pemanasan sebelum dimulainya Liga Super, Inter Island Cup, Tim Persib kembali menurut saya diterpa permasalahan yang mungkin saja bisa menggoyahkan tim kebanggaan bobotoh ini. Sesaat sedang mempersiapkan tim menuju pertandingan kontra PBR, saya dan mungkin kebanyakan bobotoh dikejutkan dengan berita pemutusan kerja sama Persib dengan striker anyar mereka Djibril Coulibally.
Sebuah berita yang membuat saya cukup heran dan sedikit lucu. Djibril diputus karena mengalami cedera yang dialaminya ketika masih membela tim sebelumnya, dan memakan waktu penyembuhan yang cukup lama. Terlihat disini, manajemen, entah benar atau tidak, hanya melihat pemain dari nama besarnya saja, tanpa melihat dan melakukan tes kesehatan. Coba tengok di luar negeri, seorang pemain bisa saja tidak jadi di kontrak apa bila sedang menderita cedera, atau kondisi fisiknya tidak sesuai diharapkan. Memang Persib sempat melakukan tes kesehatan, tapi menurut berita yang di dengar hanya sebatas pemeriksaan pada bagian jantung, tidak pemeriksaan secara keseluruhan, yang menurut saya sebuah tindakan ceroboh yang akhirnya terjadi peristiwa seperti ini.
Persib harus kembali membuang uang secara percuma, karena pasti dalam sebuah pemutusan kontrak harus ada yang di bayarkan manajemen kepada seorang Djibril Coulibally. Apakah membuat tes fisik dan kesehatan yang baik dan benar jauh lebih mahal di bandingkan membayar kompensasi kepada pemain yang diputus kontrak karena cedera? Mungkin bagi saya sangat tidak masuk di akal, dan menjadi sebuah pemborosan yang percuma.
Pantas saja Persib selalu merugi, sudah pemasukan dari tiket masih amburadul dan dengan mudahnya memutus kontrak pemain yang telah di kontrak akibat sedera. Pemutusan ini sebenarnya bisa saja dihindari, seandainya itu tadi adanya tes kesehatan yang baik dan benar, dan daripada menyakiti hati sang pemain di tengah jalan, lebih baik tidak usah di kontrak saja dari awal jika ujung-ujungnya di kontrak karena baru ketahuan cedera. Ibaratnya, kita sudah pacaran, kemudian di putusin dengan alasan orang tua tidak satuju L sungguh sebuah kisah yang memilukan.
Djibril tidak salah, mungkin dia datang di waktu yang kurang tepat. Kita doakan Djibril lekas sembuh dan jodoh dikemudian hari dengan Persib. Manajemen dan Tim Pelatih harus belajar dari kejadian ini. Saya sangat kecewa karena di awal seolah diekspektasikan bahwa Persib akan mempunyai duet hebat di lini depan, duet SVD-Djibril, ternyata tanpa diduga keduanya harus berpisah dengan tim berjuluk Maung Bandung ini.
Dua orang yang termasuk jajaran top skor ISL musim lalu, tidak jadi mempertajam lini depan Persib. Mereka Pergi meninggalkan cerita yang berbeda. Walau tanpa mereka, harapan akan juara tidak akan pernah pudar. Ibarat dua kecengan gareulis yang harus berpaling dengan pria lain, tapi kita tidak pernah putus harapan karena mungkin kita mendapatkan yang lebih geulis atau dua kecengan itu sebenarnya menyimpan harapan untuk menjadi kekasih kita.
Tak apalah tak ada SVD ataupun Djibril, kita toh masih ada Ferdinand, Tantan, Sigit dan Rudiyana di lini depan serta pemain anyar pengganti Djibril, Fortune Udo, semoga dia bisa menjadi mesin gol bagi Persib. Selamat Datang Fortune Udo, GWS Djibril, dan PERSIB SALAWASNA!
Penulis adalah seorang mahasiswa tingkat akhir dan sedang magang di salah satu tv swasta nasional, sering berkicau di @fajarasmara. Isi tulisan merupakan tanggung jawab penulis dan bukan pendapat redaksi Simamaung.

ulah waka berprasangka jelek min.. djibril datang ke persib sdh smbuh cedera na mungkin platih berharap cedera na teu kambuh tp ternyata trs kakambuhan wae.. ti bulan kamari oge janur gs mere isyarat dek ngaluarkeun tp msh keneh bijaksana mere kesempatan penyembuhan mangkana djibril di terapi tp al hasil teu sembuh wae ayn dk kmh mun pemain cedera msh mnding pmain goreng bs latihan jeng maen kneh ari pmain bintang tp cedera mh moal bs di pake nya ieu kputusan alus/tepat.. da di tes mh cm kesehatan jeng interview hungkul kamari djibril ngmongna teu boga cedera tp knyataan boga cedera jd ulah nyalahken ka tim pelatih jeng dokterna.. coba mun djibril jujur boga cedera psti di tolak ku persib…janur gs brusaha nyembuhken alhasil…ayn mh dukung weh nu aya..emang si penulis ieu kduna wawancara hela ka platih jd kudu apal detail na jeng proses na jd nyaho nu sabenerna…
Nu ku abdi harepkeun mah kang Persib mah semakin bagus, baik secara tim atau manajemen. Artikel ieu mah pure opini abdi, meh langkung sae jang persib kapayunna. Ari di tim luar mah tes kesehatan teh seluruh tubuh sanes kesehatan jantung hungkul, abdi ge maca artikel heula si djibril mah ngan di tes kesehatan jantung, sedangkan tulang dan lain lainna mah henteu, jadi teu ka deteksi cederana. Sapengetahuan abdi mah ai klub profesional mah tes kesehatan heula nembe di kontrak, contohna svd pas ka sepahan, di tes heula kesehatan nembe di kontrak hehehhe ti hal leutik kieu ge sebener na mah menurut abdi ge perlu diperhatikeun meh teu kaulang deui hehehe. Hidup persib
Saeteuacana, hatur nuhun komen”na, Nu ku abdi harepkeun mah kang Persib mah semakin bagus, baik secara tim atau manajemen. Nah artikel ieu mah pure opini abdi hungkul sareng harepan abdi meh persib semakin baik. Ari di tim luar mah tes kesehatan teh seluruh tubuh sanes kesehatan jantung hungkul, abdi ge maca artikel heula si djibril mah ngan di tes kesehatan jantung, sedangkan tulang dan lain lainna mah henteu, jadi teu ka deteksi cederana. Sapengetahuan abdi mah ai klub profesional mah tes kesehatan heula nembe di kontrak, contohna svd pas ka sepahan, di tes heula kesehatan nembe di kontrak hehehhe ti hal leutik kieu ge sebener na mah menurut abdi ge perlu diperhatikeun meh teu kaulang deui hehehe. Hidup persib
pamaen nu hade mah lain gan saukur bisa ngasupkeun hungkul tapi nu bisa ngarangkul pamain lain dinu goreng jadi hade percuma persib meuli ronaldo- mesi ge ari nu laina teu boga rasa cinta jeung semangat juang mah nol kadituna oge !!
saya mah teu boga duit ngan bisa ngadukung hungkul jadi kumaha ceuk managemen,persib salawasna….
Pami Fortune Udo ujug2 di kontrak ku Persib, etateh di test heula teu?
anggur mah doakeun ku balarea persib ..pelatih .jeng management na teh cing aralus k hareupana persib juara.ka uangan nana lancar.bobotoh na balageur saropan..kan ngeunah yeuh katinggal na jadi team nu besar.tur profesional….dugi k bobotoh na….amin..tong di hujat wae lah..mun ngritik ku basa kritikan nu mernah tur tumaninah nu bisa nggawangun persib k hareup na leuwih hade persib juara aminnnn….
Satuju pisan abahmah..goods job brooo.
jangankan untuk mengejar prestasi,untuk mempertahankan timnya sendiri sudah kalang kabut… ini sesuai hukum alam tidak ada prestasi yg pasti sponsor akan sdikit demi sdikit menjauh…berakibat pada operasional persib yang sulit(tdk bisa pertahankan svd dll), Halo Bobotoh Persib sudah lampu kuning, hayu yuk urang bantu persib sebisanya misalna beli karcis resmi, kaos resmi dsb. kita dukung sebisanya saja karena itu yang kita bisa.
teuing ah lieur …..
klo saya ga mikirin soal di manajemen persib mereka lbh tau untung ruginya soal kebijakan pemain.yg jelas untuk menjadi juara msh ga kebayang dlm pikiran saya.msh jauh skema permainan yg msh monoton mengandalkan sayap kanan yg sdh bisa di baca sm smua club isl.msh byk PR buat janur.sy berharap FU.MK. lbh pintar ge dlm meracik serangan…dan buat janur jgn jd pendiem di pinggir lapangan..teriak arahin pemain
Boaz cedera lama tidak dibuang oleh persipura,tapi kenapa kalau di persib pemain cedera butuh perawatan sekitar satu bulan lagi malah langsung dipecat? bagaimana Persib bisa Juara kalau pemainnya saja tidak dihargai dan dianggap sebagai ROBOT,nge hang dikit langsung buang..diambil orang diperbaiki jadi tambah bagus baru nyesel..
Keputusan seorang pelatih,sangat ceroboh..
Janur terlihat baik dikarnakan pemain yang dapat dibeli mahal bukan memebentuk tim yang solid!!!
Ferdinan sinaga goreng patut pisan emosina, asa lain ningali persib nu maen mun si eta peupeuleukeuk asa nempo geng motor jadina mah
di bodohi sama barito putra,, udah cedera terus di lepas… ke persib dapet cedera nya.. haduh,,