Pembelajaran Bagi Pihak Keamanan
Monday, 30 January 2012 | 22:17Kapolres Bandung AKBP Sandy Nugroho menyatakan akan memperbaiki kinerja pihak keamanan agar kejadian seperti yang menimpa M Ikhsan tidak terulang kembali. Sandy menyatakan animo bobotoh pada laga Persib Bandung lawan Persija Jakarta begitu tinggi sehingga tidak bisa dibendung.
Stadion Si Jalak Harupat, Soreang-Kabupaten Bandung, berkapasitas 27 ribu penonton. Sedangkan penonton yang datang ke stadion jauh melebihi jumlah tersebut. Di dalam stadion sudah penuh oleh penonton, sedangkan di luar stadion masih banyak penonton yang tidak bisa masuk.
Akhirnya beberapa pintu tribun pun jebol dan penonton memaksa masuk stadion. Akibatnya jatuh beberapa korban yang mengalami sesak napas hingga pingsan. Salah satu korban yang mengalami luka berat adalah Ikhsan. Bobotoh 20 tahun asal Cirebon ini mengalami patah kaki dan mendapat perawatan di RS Halmahera.
Kapolres Bandung AKBP Sandy Nugroho terlihat menjenguk Ikhsan di rumah sakit. Selain Sandy, terlihat pula Manajer Persib Umuh Muchtar dan Ketua panpel Persib Ruri Bachtiar. Sandy mengatakan peristiwa yang terjadi di Stadion Si Jalak Harupat yang memakan korban, menjadi masukan bagi pihaknya untuk penyempurnaan kinerja semua pihak.
“Ini masukan yang bagus. Dengan kejadian-kejadian seperti ini akan menyempurnakan pengamanan-pengamanan pertandingan sepak bola berikutnya,” ujar Sandy.
Sandy menegaskan pihaknya akan memperbaiki kinerja agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Salah satu langkah antisipatif yang akan diperbaharui oleh pihak keamanan adalah menambah jumlah personil. Namun itu pun disesuaikan dengan kemungkinan besaran animo dari penonton.
“Salah satu penanganannya mungkin bisa ditambahkan personil. Namun dilihat juga dari animo pertandingan. Kalau lawannya di bawah Persija mungkin akan berkurang, tapi kalau lawannya selevel Persija mungkin akan ditambah. Fluktuatif, tergantung animo masyarakat,” lanjut Sandy.
Umuh Muchtar menambahkan, ada baiknya jika pada partai-partai besar, panpel Persib menyediakan layar lebar di beberapa titik di Kota Bandung. Sehingga animo bobotoh pun bisa terkonsentrasi di beberapa daerah, tidak menumpuk di stadion.
“Saya kemarin juga sudah menghimbau, semua (bobotoh) yang di luar kota usahakan hindari, jangan datang ke Bandung. Tapi apa boboleh buat, mereka pun bangga kalau bisa menyaksikan pertandingan secara langsung. Tidak bisa melarang. Cuma nanti saya akan minta kepada panpel, mudah-mudahan nanti tiap pertandingan diadakan layar besar,” kata Umuh.
Berkaitan dengan cedera yang menimpa Ikhsan, Umuh menyatakan akan menyampaikan kabar ini ke PT Persib Bandung Bermartabat. Umuh berharap PT PBB pun bisa memberikan santunan kepada Ikhsan.
Sementara itu ibu korban, Titin Susmiati menyatakan rasa terima kasihnya kepada Umuh Muchtar, pihak kepolisian dan panpel atas perhatian dan kedatangannya. Perempuan paruh baya ini pun meminta doa semua pihak untuk kesembuhan putranya.
“Saya dan keluarga mengucapkan banyak terima kasih atas perhatiannya. Saya memohon maaf jika kami malah ngerepotin. Kami juga meminta doa untuk kesembuhan Ikhsan,” ujar Titin.

Kapolres Bandung AKBP Sandy Nugroho menyatakan akan memperbaiki kinerja pihak keamanan agar kejadian seperti yang menimpa M Ikhsan tidak terulang kembali. Sandy menyatakan animo bobotoh pada laga Persib Bandung lawan Persija Jakarta begitu tinggi sehingga tidak bisa dibendung.
Stadion Si Jalak Harupat, Soreang-Kabupaten Bandung, berkapasitas 27 ribu penonton. Sedangkan penonton yang datang ke stadion jauh melebihi jumlah tersebut. Di dalam stadion sudah penuh oleh penonton, sedangkan di luar stadion masih banyak penonton yang tidak bisa masuk.
Akhirnya beberapa pintu tribun pun jebol dan penonton memaksa masuk stadion. Akibatnya jatuh beberapa korban yang mengalami sesak napas hingga pingsan. Salah satu korban yang mengalami luka berat adalah Ikhsan. Bobotoh 20 tahun asal Cirebon ini mengalami patah kaki dan mendapat perawatan di RS Halmahera.
Kapolres Bandung AKBP Sandy Nugroho terlihat menjenguk Ikhsan di rumah sakit. Selain Sandy, terlihat pula Manajer Persib Umuh Muchtar dan Ketua panpel Persib Ruri Bachtiar. Sandy mengatakan peristiwa yang terjadi di Stadion Si Jalak Harupat yang memakan korban, menjadi masukan bagi pihaknya untuk penyempurnaan kinerja semua pihak.
“Ini masukan yang bagus. Dengan kejadian-kejadian seperti ini akan menyempurnakan pengamanan-pengamanan pertandingan sepak bola berikutnya,” ujar Sandy.
Sandy menegaskan pihaknya akan memperbaiki kinerja agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Salah satu langkah antisipatif yang akan diperbaharui oleh pihak keamanan adalah menambah jumlah personil. Namun itu pun disesuaikan dengan kemungkinan besaran animo dari penonton.
“Salah satu penanganannya mungkin bisa ditambahkan personil. Namun dilihat juga dari animo pertandingan. Kalau lawannya di bawah Persija mungkin akan berkurang, tapi kalau lawannya selevel Persija mungkin akan ditambah. Fluktuatif, tergantung animo masyarakat,” lanjut Sandy.
Umuh Muchtar menambahkan, ada baiknya jika pada partai-partai besar, panpel Persib menyediakan layar lebar di beberapa titik di Kota Bandung. Sehingga animo bobotoh pun bisa terkonsentrasi di beberapa daerah, tidak menumpuk di stadion.
“Saya kemarin juga sudah menghimbau, semua (bobotoh) yang di luar kota usahakan hindari, jangan datang ke Bandung. Tapi apa boboleh buat, mereka pun bangga kalau bisa menyaksikan pertandingan secara langsung. Tidak bisa melarang. Cuma nanti saya akan minta kepada panpel, mudah-mudahan nanti tiap pertandingan diadakan layar besar,” kata Umuh.
Berkaitan dengan cedera yang menimpa Ikhsan, Umuh menyatakan akan menyampaikan kabar ini ke PT Persib Bandung Bermartabat. Umuh berharap PT PBB pun bisa memberikan santunan kepada Ikhsan.
Sementara itu ibu korban, Titin Susmiati menyatakan rasa terima kasihnya kepada Umuh Muchtar, pihak kepolisian dan panpel atas perhatian dan kedatangannya. Perempuan paruh baya ini pun meminta doa semua pihak untuk kesembuhan putranya.
“Saya dan keluarga mengucapkan banyak terima kasih atas perhatiannya. Saya memohon maaf jika kami malah ngerepotin. Kami juga meminta doa untuk kesembuhan Ikhsan,” ujar Titin.

teuing kana piduiteun teh meni haripeut, asa teu karunya runyana. Da lain jelema barodo meureun panitia teh ges teu kudu dibejaan jeung ninggali aya korban heula atuh
koplok dasar!!!!! ongkoh ngadukung tapi ngarusak jeung nyien rusuh… cing atuh mun geus pinuh mah tongmaksakeun asup bari jeung eweh tiket… ari ngaku bobotoh satia persib tapi na ari kalakuan ngadukung jiga kitu… cing lah mikir saetik .. bisa ngarugiken persib oge OOn..teu maneh hungkul….. pikir …. pikir sok ku maraneh…..!!!