Pemain Timnas tidak Menjamin Juara
Tuesday, 05 July 2011 | 03:30Banyaknya pemain yang berlabel timnas tidak menjamin sebuah tim bisa berprestasi bagus. Hal itu tergambar dari skuad Persib Bandung musim kompetisi 2010/11 yang berisi 8 pemain yang pernah dan masih memakai kostum merah putih.
“Kalau pemainnya timnas semua, ok lah tim hebat. Tapi kan timnasnya juga timnas Indonesia. Kalau timnas Inggris atau Jerman, baru. Jadi jangan bangga dulu. Kan Indonesianya juga gak bagus. Jadi kadang-kadang kita terlena dengan itu,” ujar pelatih Persib, Daniel Roekito.
Namun bukan berarti ia setuju dengan anggapan beberapa kalangan seperti bobotoh dan mantan pemain yang menilai bahwa para pemain berlabel timnas di Persib ini tidak bermain dengan sungguh-sungguh, mereka hanya mengejar materi dan publikasi semata.
“Saya sudah mencoba memberikan nasihat agar pemain menghayati profesi mereka, kewajiban mereka. Banyak yang bilang pemain saya flamboyan. Tapi mereka tidak tahu, saya sudah membina mereka. Saya tidak rela jika pemain saya dibilang pemain sinetron,” tegas Daniel.
Membangun sebuah tim juara itu tidak bisa langsung jadi, tapi harus melalui sebuah proses panjang. Dan selama ini yang salah di sepak bola Indonesia itu adalah percaya akan hasil instan. Hal ini juga berlaku buat tim nasionalnya.
“Kita tidak bisa emosi untuk langsung juara. Jadi juara itu butuh proses. Di Indonesia ini kelemahannya mau hasil instan,” sebut pelatih yang pernah membawa Persik Kediri Juara Liga Indonesia ini.
Maka dana yang disiapkan Persib untuk musim depan yang kabarnya sampai 10 miliar rupiah itu sebenarnya bisa saja dioptimalkan untuk membentuk tim juara. Asal, tujuannya jelas, yaitu untuk membina para tenaga-tenaga muda yang potensial.
Daniel mencontohkan ketika musim 2009/10 ia membesut Persiba Balikpapan. Sebelum 5 pertandingan terakhir, Beruang Madu masih bisa berhasil menempati posisi ke-2 klasemen sementara. Padahal saat itu Persiba diisi oleh para pemain muda yang berharga murah.
Untuk mengontrak pemainnya, Ia mengungkapkan, bahwa awal musim itu Persiba hanya mengeluarkan dana kurang dari 6 miliar rupiah.
Bagaimana jika nanti ia ditawari jadi pelatih kepala Persib Bandung kembali?
“Itu nanti lah. Saya kan harus bikin program baru yang harus saya presentasikan kepada pengurus. Tapi nanti lah. Jangan berandai-andai lah,” hindarnya.

Banyaknya pemain yang berlabel timnas tidak menjamin sebuah tim bisa berprestasi bagus. Hal itu tergambar dari skuad Persib Bandung musim kompetisi 2010/11 yang berisi 8 pemain yang pernah dan masih memakai kostum merah putih.
“Kalau pemainnya timnas semua, ok lah tim hebat. Tapi kan timnasnya juga timnas Indonesia. Kalau timnas Inggris atau Jerman, baru. Jadi jangan bangga dulu. Kan Indonesianya juga gak bagus. Jadi kadang-kadang kita terlena dengan itu,” ujar pelatih Persib, Daniel Roekito.
Namun bukan berarti ia setuju dengan anggapan beberapa kalangan seperti bobotoh dan mantan pemain yang menilai bahwa para pemain berlabel timnas di Persib ini tidak bermain dengan sungguh-sungguh, mereka hanya mengejar materi dan publikasi semata.
“Saya sudah mencoba memberikan nasihat agar pemain menghayati profesi mereka, kewajiban mereka. Banyak yang bilang pemain saya flamboyan. Tapi mereka tidak tahu, saya sudah membina mereka. Saya tidak rela jika pemain saya dibilang pemain sinetron,” tegas Daniel.
Membangun sebuah tim juara itu tidak bisa langsung jadi, tapi harus melalui sebuah proses panjang. Dan selama ini yang salah di sepak bola Indonesia itu adalah percaya akan hasil instan. Hal ini juga berlaku buat tim nasionalnya.
“Kita tidak bisa emosi untuk langsung juara. Jadi juara itu butuh proses. Di Indonesia ini kelemahannya mau hasil instan,” sebut pelatih yang pernah membawa Persik Kediri Juara Liga Indonesia ini.
Maka dana yang disiapkan Persib untuk musim depan yang kabarnya sampai 10 miliar rupiah itu sebenarnya bisa saja dioptimalkan untuk membentuk tim juara. Asal, tujuannya jelas, yaitu untuk membina para tenaga-tenaga muda yang potensial.
Daniel mencontohkan ketika musim 2009/10 ia membesut Persiba Balikpapan. Sebelum 5 pertandingan terakhir, Beruang Madu masih bisa berhasil menempati posisi ke-2 klasemen sementara. Padahal saat itu Persiba diisi oleh para pemain muda yang berharga murah.
Untuk mengontrak pemainnya, Ia mengungkapkan, bahwa awal musim itu Persiba hanya mengeluarkan dana kurang dari 6 miliar rupiah.
Bagaimana jika nanti ia ditawari jadi pelatih kepala Persib Bandung kembali?
“Itu nanti lah. Saya kan harus bikin program baru yang harus saya presentasikan kepada pengurus. Tapi nanti lah. Jangan berandai-andai lah,” hindarnya.

ada rumus.
anak sd mesti dilatih oleh guru sd
anak sma mesti dilatih oleh guru sma (jangan oleh guru sd)
pemain tarkam cukup dilatih oleh pelatih tarkam
pemain nasional?
ya harus dilatih oleh pelatih kaliber nasional
bahkan bagusnya satu tingkat di atasnya
(oleh pelatih internasional)!!!!