Pemain Persib Murung Karena Kompetisi Belum Kunjung Jalan
Wednesday, 06 January 2021 | 13:30
Skuat Persib Bandung batal dikumpulkan untuk berlatih pada awal pekan ini. Itu karena kelanjutan kompetisi masih samar meski PSSI berencana menggelarnya pada Februari tahun ini. Semua masih menunggu lampu hijau dari kepolisian dan semua tergantung dari situasi pandemi di Indonesia.
Pelatih Persib, Robert Rene Alberts pun menjelaskan situasi dari anak asuhnya di tengah ketidakpastian ini. Itu karena sudah sembilan bulan mereka digantung sejak ditundanya liga akibat covid-19. Menurutnya awak tim kini sedang berada di titik nadir karena kompetisi masih tertunda.
Menurutnya secara psikologis pemainnya terpuruk karena tak bisa bermain sepakbola. Situasi semakin parah sebab kondisi keuangan dari sebagian besar pemain sedang bermasalah. Itu karena pandemi membuat klub hanya membayar upah senilai 25 persen saja. Kondisi serupa bukan hanya dialami pemain tapi juga staf dan pelatih.
“Pemain tidak termotivasi, para pemain murung, banyak juga dari mereka mengalami masalah finansial. Dan bukan hanya pemain, kami juga berbicara soal banyak staf dan juga tim pelatih,” tutur Robert ketika diwawancara di Graha Persib, Selasa (5/1) kemarin.
Dia pun berharap situasi ini bisa cepat selesai dan segera ada jalan keluar. Seperti kembali digulirkannya kompetisi musim baru dalam waktu dekat. “Seperti yang pernah saya katakan, kami adalah korban dari kebijakan pihak otoritas di Indonesia, pihak otoritas sepakbola,” tukasnya.

Skuat Persib Bandung batal dikumpulkan untuk berlatih pada awal pekan ini. Itu karena kelanjutan kompetisi masih samar meski PSSI berencana menggelarnya pada Februari tahun ini. Semua masih menunggu lampu hijau dari kepolisian dan semua tergantung dari situasi pandemi di Indonesia.
Pelatih Persib, Robert Rene Alberts pun menjelaskan situasi dari anak asuhnya di tengah ketidakpastian ini. Itu karena sudah sembilan bulan mereka digantung sejak ditundanya liga akibat covid-19. Menurutnya awak tim kini sedang berada di titik nadir karena kompetisi masih tertunda.
Menurutnya secara psikologis pemainnya terpuruk karena tak bisa bermain sepakbola. Situasi semakin parah sebab kondisi keuangan dari sebagian besar pemain sedang bermasalah. Itu karena pandemi membuat klub hanya membayar upah senilai 25 persen saja. Kondisi serupa bukan hanya dialami pemain tapi juga staf dan pelatih.
“Pemain tidak termotivasi, para pemain murung, banyak juga dari mereka mengalami masalah finansial. Dan bukan hanya pemain, kami juga berbicara soal banyak staf dan juga tim pelatih,” tutur Robert ketika diwawancara di Graha Persib, Selasa (5/1) kemarin.
Dia pun berharap situasi ini bisa cepat selesai dan segera ada jalan keluar. Seperti kembali digulirkannya kompetisi musim baru dalam waktu dekat. “Seperti yang pernah saya katakan, kami adalah korban dari kebijakan pihak otoritas di Indonesia, pihak otoritas sepakbola,” tukasnya.
