
Persib Bandung memulai musim kompetisi Liga 1 2022-2023 dengan buruk. Satu hasil imbang vs Bhayangkara FC dan dua kali kekalahan beruntun di tiga pekan awal liga. Paling memalukan satu kekalahan dialami di kandang vs Madura United, lalu dibantai Borneo FC Samarinda di Segiri. Jumlah sembilan kebobolan bersarang di gawang Persib sejauh itu.
Pemain yang pernah membawa Persib juara 2014, Atep menurutnya tidak sepantasnya Persib mengawali musim seburuk itu. Dengan skuad yang dimiliki saat ini, level timnas, pelatih lama yang sudah menangani tim di tahun keempat, performa Maung Bandung jauh di bawah ekspektasi.
“Menurut saya start yang buruk dari tiga pertandingan baru satu poin, tim sekelas Persib apalagi dengan persiapan yang cukup baik dengan materi pemain wah baik timnas, lokal maupun asing menurut saya tidak sewajarnya dapat satu poin dari tiga pertandingan, apalagi di kandang saja kalah,” ungkap Atep.
Mantan kapten Persib ini mengamati, tim arahan Robert Alberts terlalu bermain individualis. Sebagai tim seharusnya pelatih dan pemain menyadari makna kerjasama tim. Meningkatkan kekompakkan atau chemistry baik di dalam maupun di luar lapangan. Padahal jika melihat persiapan pramusim Persib dengan waktu yang tersedia terbilang cukup ideal.
“Sepertinya ada ketidakjalanan chemistry di tiap pemain sehingga bermainnya juga secara individu masing-masing, teamwork (kerjasama tim) tidak berjalan. Padahal dari masa persiapan cukup bagus agresivitas juga masih kurang,” sebut Atep.
Lini Pertahanan Jadi Sorotan
Lini pertahanan tentunya jadi sorotan, kebobolan sembilan gol dari tiga pertandingan adalah warning. Perlu adanya perbaikan atau jika dibutuhkan perombakan dari komposisi starting eleven. “Lini pertahanan jadi sorotan dari tiga pertandingan kebobolan cukup banyak sementara musim kemarin cukup bagus minim kebobolan padahal pelatihnya sama,” kata Atep.
Kepercayaan Bobotoh kepada pelatih kepala Robert Alberts pantas saja menurun drastis. Karena jika dilihat tidak ada progres kemajuan yang ditunjukkan tim di bawah arahan pelatih asal Belanda ini. Padahal Robert telah tiga musim bersama Persib.
“Kuatnya suatu tim dibangun pondasinya yang kuat dulu sementara tahun kemarin pondasinya sudah cukup baik dua musim dengan pemain yang sama artinya kekuatan sudah baik dan chemistry sudah terbangun dan diubah lagi,” tuturnya.
“Walaupun mendatangkan pemain yang lebih bagus belum tentu juga karena seharusnya belajar dari pengalaman dulu ketika tim sudah bagus datangkan lagi pemain yang hampir 50-80 persen itu bukan solusi,” pengalaman Atep berada di skuat Persib selama 10 musim.
Musim lalu Persib adalah tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit di liga. Namun yang terjadi di awal musim ini tidak mencerminkan ketangguhan Maung Bandung. Secara komposisi mereka harus kehilangan Victor Igbonefo, Henhen Herdiana yang cedera.
Achmad Jufriyanto justru tak dipasang Robert berduet dengan Nick Kuipers. Suksesor Ardi Idrus, Daisuke Sato, juga belum menunjukkan kualitasnya sejauh ini sebagai pemain asing berlabel tim nasional.
“Yang musim ini terutama hampir 50-70 persen hilang pemain yang sudah jadi pondasi diganti pemain baru dan ini menurut saya sesuatu yang dibilang salah ya menurut saya karena membangun tim itu tidak harus setengahnya diganti ya. Tapi mungkin pelatih punya cara sendiri tapi saya tidak setuju (perombakan banyak pemain),” pendapatnya.
sasmita
09/08/2022 at 12:50
enyak kang
Acuy
09/08/2022 at 21:10
Itu pekerjaan pelatih untuk mempersatukan pemain,pelatih yang hebat pemain-pemain yang biasa-biasa menjadi luar biasa termasuk membuat tim sangat kompak
Hendi.
10/08/2022 at 01:37
Penyebabnya pelatih tak bisa menggali potensi pemain yg ada. Coach Robert sudah mentok, tak akan bisa berubah, kecuali Robert sekolah kepelatihan lagi.