Pemain Muda Grogi, PBR Banyak Buat Kesalahan Sendiri
Monday, 06 October 2014 | 18:48
Memulai langkah mereka di babak 8 besar kompetisi Indonesia Super League, Pelita Bandung Raya (PBR) harus menelan kekalahan dari sang rival sekota Persib Bandung. Bermain 10 pemain sejak menit 41, gol tunggal Ahmad Jufriyanto memang memupus asa Bambang Pamungkas dan kawan-kawan guna meraih 3 poin pertamanya. Dalam laga yang menghasilkan total 8 kartu kuning dan 1 kartu merah tersebut, PBR memang banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran keras untuk memutus alur serangan Persib.
Disampaikan oleh pelatih kepala PBR, Dejan Antonic, bahwa pasukannya yang sebagian adalah pemain muda tampil grogi karena bermain dibawah tekanan. Imbasnya, pelanggaran-pelanggaran tidak perlu pun dibuat anak asuhnya.
“Babak pertama kita terlalu pressure karena atmosfer pertandingan terlalu panas. Hari ini pemain muda kaget main di crowd yang besar dan semoga kita bisa perbaiki. Dan kita membuat kesalahan sendiri sehingga kita dapat kartu merah, hampir 60 menit kita main dengan 10 pemain. Tadi kita melakukan kesalahan sendiri. Wasit benar, bukan wasit yang salah dan kita tidak mau cari alasan,” ungkapnya dalam konferensi pers seusai pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat, Senin (6/10).
PBR sendiri baru bisa dijebol gawangnya setelah sepak pojok Firman Utina diselesaikan dengan baik oleh Ahmad Jufriyanto ketika Hermawan sudah mendapat 2 kartu kuning. Namun diakui oleh Dejan justru permainan anak asuhnya lebih berkembang di babak kedua. Untuk itu dia mengaku tidak kecewa dengan performa pasukannya.
“Babak kedua kita buat banyak peluang, meski Persib memang lebih banyak dan Persib main di rumah jadi lebih banyak kesempatan. Kita lihat babak kedua beja jauh. Cuma kita coba buat masalah buat Persib. Mereka beruntung bisa cetak gol,” sambungnya.
Menurutnya kualitas armada PBR masih jauh dibawah Persib yang mayoritas pemainnya adalah pemain dengan reputasi tim nasional. Dejan juga hanya bisa menurunkan Dennis Romanovs di bawah mistar sebagai satu-satunya pemain asing. Dia pun membandingkan hal itu dengan Persib yang memainkan ketiga pemain asingnya.
“Kita lihat PBR hanya main dengan 1 pemain asing sedangkan Persib ada 3. Mungkin orang pikir kita tim besar tapi kita itu hanya tim kecil dan banyak dihuni pemain muda. Bukan kita cari alasan tapi line up kita sama mereka (Persib) jauh dan Boban (Nikolic) juga ga bisa dipaksakan main,” pungkasnya.

Memulai langkah mereka di babak 8 besar kompetisi Indonesia Super League, Pelita Bandung Raya (PBR) harus menelan kekalahan dari sang rival sekota Persib Bandung. Bermain 10 pemain sejak menit 41, gol tunggal Ahmad Jufriyanto memang memupus asa Bambang Pamungkas dan kawan-kawan guna meraih 3 poin pertamanya. Dalam laga yang menghasilkan total 8 kartu kuning dan 1 kartu merah tersebut, PBR memang banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran keras untuk memutus alur serangan Persib.
Disampaikan oleh pelatih kepala PBR, Dejan Antonic, bahwa pasukannya yang sebagian adalah pemain muda tampil grogi karena bermain dibawah tekanan. Imbasnya, pelanggaran-pelanggaran tidak perlu pun dibuat anak asuhnya.
“Babak pertama kita terlalu pressure karena atmosfer pertandingan terlalu panas. Hari ini pemain muda kaget main di crowd yang besar dan semoga kita bisa perbaiki. Dan kita membuat kesalahan sendiri sehingga kita dapat kartu merah, hampir 60 menit kita main dengan 10 pemain. Tadi kita melakukan kesalahan sendiri. Wasit benar, bukan wasit yang salah dan kita tidak mau cari alasan,” ungkapnya dalam konferensi pers seusai pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat, Senin (6/10).
PBR sendiri baru bisa dijebol gawangnya setelah sepak pojok Firman Utina diselesaikan dengan baik oleh Ahmad Jufriyanto ketika Hermawan sudah mendapat 2 kartu kuning. Namun diakui oleh Dejan justru permainan anak asuhnya lebih berkembang di babak kedua. Untuk itu dia mengaku tidak kecewa dengan performa pasukannya.
“Babak kedua kita buat banyak peluang, meski Persib memang lebih banyak dan Persib main di rumah jadi lebih banyak kesempatan. Kita lihat babak kedua beja jauh. Cuma kita coba buat masalah buat Persib. Mereka beruntung bisa cetak gol,” sambungnya.
Menurutnya kualitas armada PBR masih jauh dibawah Persib yang mayoritas pemainnya adalah pemain dengan reputasi tim nasional. Dejan juga hanya bisa menurunkan Dennis Romanovs di bawah mistar sebagai satu-satunya pemain asing. Dia pun membandingkan hal itu dengan Persib yang memainkan ketiga pemain asingnya.
“Kita lihat PBR hanya main dengan 1 pemain asing sedangkan Persib ada 3. Mungkin orang pikir kita tim besar tapi kita itu hanya tim kecil dan banyak dihuni pemain muda. Bukan kita cari alasan tapi line up kita sama mereka (Persib) jauh dan Boban (Nikolic) juga ga bisa dipaksakan main,” pungkasnya.

Ini kompetisi resmi tim harus dipersiapkan dengan matang, jangan cari-cari alasan bang dejan. selamat buat persib semoga lebih kompak lagi
Sigana lamun akang Dejan ngalatih Persib … Top Markotop
Dejan pelatih alus, tim PBR nu tadina anak bawang bisa asup 8 besar, padahal materi pemain na lain bintang2.. Salut mr. Dejan..
Lain paksa turunkeun atuh ku silaing pemain asing Dejan,!! da teu pangaruh rek duturunkeun kabeh oge…loba alesan pisan ,,, ,,,
Beuneur kang silat, tapi keun we heula sina ku kang janur heula npi ka beres musim ieu. Muh persib teu juara wae, musim hareup sina d tukeuran. Kang dejan ka persib kang janur ka pbr..
alus pisan eta pelatih .layak ngalatih persib tahun deoan
tong sampe persib dilatih ku pelatih asing….kudu ku urang jabar… Karakter kudu di tonjolkeun… Masalah meunang mah nuturkeun.
lila majuna mun cara pikirna modelkitu mah, sapanjang alus keur persib teunanaon ngan kudu aya proporsi. mun urang sunda embung di lengkahan ku batur… TINGKAT KEUN level diri. ayeuna persib maju kusaha?? kuurang jabar ????? tah tempo kabuktian starting eleven sabaraha urang, urang jabar ???? atep hungkul. biasa weh…