Connect with us

Arena Bobotoh

Patung Untuk Djanur

Published

on

foto-persib-bandung-latihan-di-jakabaring-jajang-nurjaman-SIM_4384Djajang Nurjaman terlibat dalam 5 dari gelar juara Indonesia milik PERSIB Bandung, 3 sebagai pemain, 1 sebagai asisten pelatih dan disempurnakan oleh 1 gelar sebagai pelatih. Tidak ada individu lain sepanjang sejarah panjang PERSIB yang bisa menyamai pencapaian mang Djanur.

Gol tunggal Djanur di menit 77 final perserikatan tahun 1986, menghadapi Perseman Manokwari, mengakhiri rentetan hasil buruk PERSIB di final sepanjang tahun 80an. Gelar juara ketiga PERSIB, di Final tahun 1990 melawan Persebaya, umpan silangnya berbuah assist untuk gol kedua PERSIB yang dicetak oleh Dede Rosadi.

Di Indonesia mungkin hanya seorang Jacksen F Thiago yang melebihi pencapaian Djanur. Jacksen juara sekali sebagai pemain bersama Persebaya, 2 kali sebagai pelatih Pesebaya dan 3 kali sebagai pelatih Persipura.

Taktik kitu weh haben yang memberi bukti.
Sebagai pelatih kepala, banyak yang menyangsikan kemampuan Djanur. Pelatih asal Majalengka ini dinilai tidak memiliki strategi yang ciamik. Taktik yang digunakan mudah ditebak, karena eta deui-eta deui. Kini setelah membawa PERSIB menjadi juara liga super untuk pertama kalinya, Djanur bisa membungkam para pengkritiknya. Terserah mau bilang apa, kenyataannya Djanur memberi PERSIB gelar yang dinantikan selama 19 tahun.

Ada juga yang menilai bahwa kesuksesan Djanur karena permain anak buahnya semata, tanpa ada instruksi spesial. Kenyataannya Djanur memang memiliki taktik dan rencana permainan. Seorang pelatih memang tidak diharuskan memiliki detil instruksi, apalagi sampai menit demi menit permaian, jika memang sebelumnya sudah bisa membentuk tim yang dapat bermain dengan sendirinya. Tim yang autopilot.

Jonathan Wilson bilang, membentuk tim yang mampu bermain baik dengan sendirinya adalah hal yang wajar di sepakbola modern. Well, jangankan Djanur, seorang Arsene Wenger yang mendapat gelar profesor pun akhir-akhir ini dinilai tacticless dan hanya mengandalkan penilaian mandiri dari pemainnya dalam menghadapi situasi di atas lapangan.

Seorang manajer bisa saja mempersiapkan tim yang berisi pemain-pemain yang dapat memimpin permainan. Dibutuhkan kemampuan pemain yang baik dalam menerjemahkan garis besar strategi dan kemampuan untuk menilai situasinya.

Djanur sangat terbantu oleh pemain-pemain andalan dan pemain seniornya di atas lapangan. Bang Utina, Haji Ridwan, Makan Konate, Sergio Van Dijk, Vladimir Vujovic, Supardi dan Toni Sucipto adalah beberapa nama yang bisa dengan jentre menerjemahkan keinginan Djanur di atas lapangan. Pemain-pemain itu juga beberapa kali memperagakan bagaimana menilai situasi yang terjadi untuk kemudian mengambil tindakan penyelamatan bagi PERSIB.

Rekor Djanur sepanjang melatih PERSIB di ISL 2013-2014 adalah meraih 58% kemenangan dari total 62 pertandingan ISL selama 2 musim. 36 kemenangan, 15 hasil imbang, dan 11 kekalahan.

Bersekutu dengan Tekanan.
Melatih sebuah klub dengan sejarah panjang nan membanggakan seperti PERSIB bukanlah sebuah hal mudah. Tekanan datang setiap saat, apalagi puasa gelar sepanjang hampir dua dekade bukanlah waktu yang sebentar. Djanur mampu mengatasi tekanan tersebut. Salah satu buktinya adalah Djanur menjadi pelatih yang bertahan paling lama di era Wak Haji.

Kuncinya adalah bagaimana Djanur sebagai pelatih bisa memimpin timnya dan berkolaborasi dengan Wak Haji sebagai orang nomer 1 di PERSIB. Mike Carson dalam buku The Manager bilang bahwa salah satu tugas utama pelatih sebagai seorang pemimpin adalah fokus memahami medan pertempurannya dan memilih sekutu yang tepat.

Djanur sebagai mantan pemain yang pernah membawa PERSIB Juara, juga sebagai mantan asisten pelatih, mantan pelatih tim junior PERSIB, mengetahui dengan sangat baik bagaimana lingkungan dalam PERSIB. Dari sini Djanur dengan cerdik bisa menemepatkan Wak Haji sebagai sekutu dekatnya.

Wak Haji tidak ragu memperpanjang kontrak Djanur dan tim pelatihnya. Kata Uwak: “Staf pelatih musim ini sudah pasti kita pertahankan, mereka sudah membuktikan kapasitasnya dengan membawa PERSIB juara. Tak hanya itu, mereka juga memberikan bukti kalau PERSIB memang lebih sreg sama pelatih lokal dan mantan pemain PERSIB,”[1]

Ketika bisa mengambil Wak Haji sebagai sekutu, maka setengah dari tekanan sebagai pelatih sudah bisa diatasi oleh Djanur. Wak Haji pun ternyata bisa berkolaborasi dengan apik bersama Djanur.

Patung Tembaga
Djanur sudah layak untuk mendapat gelar legenda PERSIB. Jika Adjat Sudrajat memiliki patung, sudah sepantasnya kota ini memberi patung juga untuk seorang Djanur. Sebuah patung tembaga di stadion siliwangi atau gedebage akan sangat cocok, seperti patung tembaga untuk Sir Alex Ferguson dan Monseur Arsene Wenger di Old Traford dan Ashburton Groove.
Selamat ulang tahun coach!

Penulis: Ali Buschen (@alibuschen)

Referensi:
1. Luzman Rifqi Karami (2014). “Bawa PERSIB Juara, Kontrak Djanur Diperpanjang” [online]. Availabe: http://m.bola.viva.co.id/news/read/556771-bawa-PERSIB-juara–kontrak-djanur-diperpanjang [2015. March]
2. Aqwam Fiazmi Hanifan & Novan Herfiayana, Persib Undercover (Bandung: Tiga Buku, 2015)
3. Jonathan Wilson, Inverting The Pyramid (New York: Nation Book, 2013)
4. Mike Carson, The Manager (London: Bloomsbury, 2013)

Ditulis sebagai peringatan hari ulang tahun ke-57 Jajang Nurjaman, pelatih kepala Persib Bandung, hari Senin 30 Maret 2015.

Advertisement
11 Comments

11 Comments

  1. edie sukandi

    30/03/2015 at 20:35

    Wilujeng milad…coach janur, semoga sukses, dimudahkan dlm segala urusan ttg persib, semoga bs membawa persib juara ISL utk yg kedua X…nya, …..aamiin yra

  2. cumiez

    31/03/2015 at 07:32

    saur abi mh ngke we pami djanur tos mndekati pensiun,nembe didamelken patung. aynamah masih panjang waktu bagi djanur untuk bisa trus berprestasi

  3. Kang Maman

    31/03/2015 at 08:04

    Kang Djanur sudah sangat berkontribusi terhadap persib dengan raihan gelar dan juara. Harapan Kang Djanur masih panjang bersama persib untuk menambah gelar dan kehormatan buat persib.. Dukung kang janur bobotoh ku Support nu positif kanggo persib. Loyalitas dan Totalitas tanpa batas.

  4. Om Dudih

    31/03/2015 at 10:49

    Wilujeng milad coach Djanur,insha alloh dipaparin ku gusti alloh kakiatan kanggo pertahankeun gelar juara ISL plus berprestasi langkung sae di piala AFC sareng oge piala Indonesia,tah kanggo patung mah bahana tina tambaga mangga ,tina emas nya sae,atanapi tina perunggu ge teu sawios wios mung ulah hilap dipasang oge eta cingcin batu akik dina ramo coach djanur,heheheheheheee

  5. soendahideung

    31/03/2015 at 10:51

    “tong di jieun patung”
    #lawankemusyrikan

    • ANDIK

      03/04/2015 at 19:45

      idem a, meni asa teu kedah..tp t sawios ketang asal patung na tinu awug.

  6. ide

    03/04/2015 at 17:29

    Patung nya janur……semoga dipasang di lapangan Gasmin, Antapani…….

  7. ali

    03/04/2015 at 22:09

    gelo si andik mah tiap komen tara baleg…ngan ngaggoreng wae pelatih persib si eta mah…boa2 si eta mah lain bobotoh tp penyusup

    • ANDIK

      04/04/2015 at 01:22

      ih aa mah muni kitu ka abi teh atuh punten aa, sok we ketang damelkn patung aa janur pami kitu mah, bisi dsebat penyusup ah

  8. welldone#persibjuara2015

    04/04/2015 at 10:09

    emang rek dimusiumkeun ….. Tong daek… Lamun geus bisa mawa timnas + persib juara asia…kerek dijieunkeun… Tong kepo ku ach…

  9. positive

    07/04/2015 at 23:46

    Hargaan we kang tiap anu berjasa mah, da urang mah can bisa berjasa jiga kitu…
    Cuma sa ukur ngadukung, konvoi bari sasakali ngaruksak, mun persib eleh…

    Jd ulah asa pangbener na di na komen teh…
    Can bisa mere nanaon ka persib tp sagala di tuntut, sagala di kritik…
    Jd penonton + pendukung + bobotoh anu realistis weh…

    Cuma saran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Arena Bobotoh

Persib Tim Spesialis Kampanye?

Published

on

Saat membaca ini, bobotoh di lini masa X pasti sedang banyak melihat seliweran poto dan info mengenai tim Persib Legend dengan menggunakan kaos bertuliskan salah satu calon presiden, Ganjar Pranowo. Dan pernyataan resmi klub tidak berafiliasi dengan mereka dan satu sosok calon presiden tertentu (atau dengan yang lain? #eh).

Jika kita bicarakan sedikit sejarah, sejauh yang saya baca, Persib dan suporternya termasuk salah satu entitas yang cukup aktif di sepakbola indonesia saat ada momentum politik. Kita mungkin masih ingat saat manager dan pemain Persib ikut kampanye politik pilbup Sumedang, juga saat sebagian suporter ikut kampanye calon legislatif, gubernur Jawa Barat pernah dijadikan duta tim, dan terakhir bagaimana munculnya komunitas bobotoh Jokowi pada tahun 2019 dan sekarang muncul fenomena Persib Legend ini.

Peneliti Halim dan Lalongan pernah menjelaskan bahwa sebuah partisipasi poliitk bisa dilakukan secara individual ataupun kolektif atau bersama-sama. Yang dilakukan secara individu biasanya tidak menimbulkan friksi di maksyarakat, namun jika dilakukan secara kolektif biasanya menimbulkan friksi, apalagi menyangkut suatu budaya populer yang sudah sangat menempel sebagai satu identitas kedaerahan, misalnya Persib.

Tapi kenapa pesona Persib begitu menawan untuk para elit dan kelompok politik? Teddy Tjahjono (dilansir bola.net) pernah mengkliam jika Persib memiliki 22 juta suporter, angka ini tentu sangat signifikan jika kita kaitkan pada sisi politik. Daftar pemilih tetap KPU untuk tahun 2024 sebanyak 204 juta penduduk. Bisakah terbayang berapa persen jika satu elit atau satu kelompok politik memiliki 2-30 persen dari 22 juta orang pendukung Persib Bandung saja. Dari angka itu sekilas kita tahu, Persib merupakan medium yang menarik untuk “terlibat” dalam politik. Kita pun seakan sudah tidak aneh lagi melihat gimmick politik dimana elit atau kelompok politik, menggunakan pernak-pernik Persib saat pemilihan umum, misal poto sambil membawa syal Persib saat musim kampanye, atau tiba-tiba menggunakan jaket Persib saat foto untuk baligo demi kepentingan elektoral, tapi apakah harus biasa dan mengerti? Negara kita mengatur akan hak ini dalam Pasal 43 Ayat (1 dan 2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dinyatakan, “setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”, jadi bebaskeun.

TAPI, dalam setiap kampanye politik, dalam format apapun itu, sistem penyaringan ada pada diri individu, diartikan setiap bobotoh punya kuasa atas dirinya sendiri, apa dia mau menerima informasi dan melaksanakan akan pesan politik yang disebarkan lewat klub atau kelompok suporternya tersebut atau tidak?
Kita tarik sedikit ke masa lalu, federasi sepakbola (PSSI) di Indonesia memang terbentuk atas dasar politik, sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia untuk melawan penerintahan Belanda saat itu. Jadi jika sekarang masih berpolitik, apakah Persib dan sepakbola Indonesia pada umumnya memang sudah ditakdirkan untuk selalu dekat dengan perpolitikan?

Saya jadi teringat salah satu adegan di The Simpsons, dimana Burney Gumble seorang pemabuk, melihat kampanye Mr. Burns, dia bilang “pemilihan umum? Bukankah itu saat para politikus menutup pintu mereka (untuk mendengarkan suara rakyat) bukan?”, every man for themselves, wahai bobotoh!

Ditulis oleh Kiki Esa Perdana. Penulis adalah bobotoh biasa saja yang kebetulan suka politik.

Lanjut Membaca

Arena Bobotoh

Mau Sampai Kapan?

Published

on


Pertandingan sudah memasuki pekan ke-8, Persib Bandung mencatatkan 1 kemenangan, 5 imbang, dan 2 kali kalah. Faktanya Persib berada di jurang degradasi, jurang degradasi! Melihat fakta seperti ini jelas sangat menyedihkan bagi Bobotoh Persib. Sampai pekan terakhir liga sehingga Persib degradasi? Siapa yang akan bertanggung jawab bila seperti ini? Tak terbayangkan bila Persib harus berjuang di liga 2, sungguh tak terbayangkan. Mau sampai kapan?

Keruwetan klub Persib sudah terlihat dari banyaknya persoalan yang sedang dihadapi, dari mulai persiapan yang tidak optimal, rombongan pelatih yang keluar secara mendadak pada pekan ke-3, pemain asing yang cedera pada debutnya, hubungan dengan suporter yang merenggang, hukuman untuk beberapa pemain yang terprovokasi sehingga mendapatkan sanksi dari komdis, serta stadion yang terlihat tidak full. Mau sampai kapan?

Akar masalah dari persoalan ini tampak jelas. Segera lakukan pendekatan dari semua elemen dari mulai manajemen, pelatih, pemain, serta suporter sehingga bisa mengembalikan Persib kembali kepada jalurnya. Perbaikan hubungan dengan Bobotoh menjadi hal yang krusial mengingat Persib sedang membutuhkan dukungan yang nyata dari suporternya. Sebesar apapun sebuah klub, bila tanpa dukungan yang nyata akan sangat berpengaruh terhadap performa pemain di atas lapangan. Pemain di locker room pun sepertinya selain faktor teknis ganti pelatih ganti strategi, tahu betul bahwa faktor persoalan dari luar lapangan mempengaruhi mental para pemain. Mau sampai kapan?

Saya meyakini bahwa semua elemen menginginkan yang terbaik untuk Persib. Persoalan yang berlarut akan sangat merugikan untuk klub Persib. Sebelum semuanya terlambat alangkah baiknya lakukan pendekatan dengan duduk bersama, saling menghargai pendapat, lupakan ego sejenak. Karakter budaya urang Sunda mah sangat besar dan mudah memaafkan. Saya hanya ingin Persib kembali ke jalur juara, sungguh ini sangat menyedihkan. Mau sampai kapan?

Penulis Tyas Agung Pratama (@tyspra), sehari-hari mencerdaskan anak bangsa. Bobotoh yang ingin kembali Persib juara.

Lanjut Membaca

Arena Bobotoh

Melupakan Persib Bandung Saat Ini Sebagai Warisan Budaya

Published

on

Pada Podcast Simamaung Episode 24 (ditayangkan 6 September 2020) terdapat pernyataan dari narasumber episode tersebut (Hevi Fauzan). Disebutkan bahwa setelah kemerdekaan Republik Indonesia, aset-aset KNIL sekitaran jalan yang saat ini nama pulau (Jalan Manado, Jalan Ambon, Jalan Bali, Jalan Lombok dan seterusnya) diakuisisi oleh Angkatan Darat saat itu dengan mendirikan Divisi Siliwangi. Termasuk diantaranya lapangan sepak bola yang kemudian akhirnya dibangun menjadi sebuah stadion pada 1954 sebagai bagian dari persiapan ulang tahun Divisi Siliwangi ke-10, yang diberi nama Stadion Siliwangi.

Penamaan Siliwangi erat dengan budaya Sunda karena salah satu nama yang dibanggakan oleh orang Sunda terkait dengan sejarah Prabu Siliwangi. Walaupun nantinya perbedaan cerita Prabu Siliwangi namun benang merah sejarah terkait penggunaan logo Maung yang sejatinya binatang asli Jawa Barat dengan nama ilmiah (subspecies) Panthera Tigris Sondaica yang pada akhirnya patut kita hormati sebagai bagian sejarah Persib Bandung yang mengakar dan menjadi cerita karena Stadion Siliwangi sendiri menjadi bagian dari estafet perkembangan Persib Bandung.

Diceritakan juga bagaimana pernah ada saksi sejarah pertandingan Persib Bandung melawan PSV Eindhoven seorang bapak tua dari Cianjur dan teman-temannya saat itu menggunakan angkutan umum untuk datang ke Stadion Siliwangi dan memiliki kebanggaan untuk menceritakan pertandingan tersebut kepada orang lain ataupun anak dan atau cucunya kelak. Persib Bandung menjadi sangat melekat dengan Stadion Siliwangi karena pada saat itu dianggap representatif dan termegah pada zamannya hingga akhirnya bertahap Persib Bandung pindah ke Stadion Si Jalak Harupat.

Kembali pada waktu lampau, saat Persib Bandung masih dikelola pemerintah kota Bandung dimana Persib Bandung sebagai karakter dan budaya yang mengakar karena dianggap mewakili identitas, semangat dan bagian hidup orang Sunda umumnya Jawa Barat. Level fanatisme yang terjadi sudah tidak terlihat dengan penggunaan identitas Persib Bandung namun terlihat dari antusiasme dan cara ekspresi Bobotoh yang menceritakan Persib Bandung dari masa ke masa sehingga jumlah Bobotoh berkembang dan membentuk kelompok-kelompok pendukung Persib Bandung.

Sehingga menimbulkan transisi sejarah cerita Persib Bandung dari Stadion Siliwangi ke Stadion Si Jalak Harupat hingga ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api, namun transisi sejarah ini juga tetap melekat dan meninggalkan banyak cerita dukungan Bobotoh mendukung Persib Bandung. Banyak juga kita temukan fakta bahwa tidak semua Bobotoh yang datang ke Stadion dapat masuk menonton langsung. Namun saat ini kita hanya dapat mengenang romantisme bagaimana mendengarkan siaran tandang Persib Bandung melalui Radio RRI, memanjat pohon atau tiang lampu di Stadion Siliwangi untuk melihat pertandingan langsung dan hal lain yang menjadi kenangan dalam cerita mendukung Persib Bandung.

Memasuki era industri saat ini, kita belum melihat langkah PT Persib Bandung Bermartabat menjadikan Persib Bandung sebagai Intengible Heritage (Warisan budaya tak benda dalam konteks Persib Bandung sebagai nilai hidup dan turun temurun). Entah itu didaftarkan pada UNESCO ataupun sebagai bagian dari konsep PT Persib Bandung Bermartabat dalam mengelola fanatisme Bobotoh di tengah perpaduan pengelolaan era industri dari era budaya yang menjadikan jarak yang terlalu jauh saat ini.

Pengelolaan tiket, pengelolaan hubungan dengan kelompok Bobotoh dan cara interaksi dalam media sosial menjadi hal yang saat ini disorot oleh kelompok Bobotoh. Belum lagi konflik internal pelatih dan pemain yang menjadi bulan-bulanan bagi Bobotoh. Tentu hal ini sangat mengganggu dan membuat kharisma Persib Bandung sebagai budaya menjadi sangat rumit karena tuntutan industri dan rasa memiliki dari kelompok Bobotoh.

Salah satu yang dibutuhkan saat ini bagi pemain dan bagi pelatih baru Persib Bandung adalah memahami dan menunjukkan di lapangan semangat Persib Bandung dengan karakter dalam bermain sehingga identitas Persib Bandung muncul kembali sehingga dapat mengangkat moral elemen Persib Bandung, sebagai contoh kita sebagai Bobotoh akan selalu yakin Persib Bandung dapat menunjukkan semangat berjuang dalam bermain walaupun tertinggal gol. Kita dapat melihat pertandingan Persib Bandung melawan Arema Malang di Stadion Si Jalak Harupat pada 2014 yang berkesudahan 3-2, dimana saat babak pertama tertinggal 0-2, semangat dan karakter Tantan saat itu menjadi titik balik kemenangan, apakah pada saat itu Tantan menerima strategi khusus dari Djadjang Nurjaman? Dalam cerita yang kita tahu tidak ada, semangat moral dan karakter yang akhirnya menjadi pembeda.

Semoga masalah karakter dan semangat moral ini dapat diperbaiki setelah kekalahan melawan PSM Makassar kemarin dan dijawab oleh pelatih baru, mengembalikan karakter ini penting sebelum aplikasi strategi dalam konteks Persib Bandung. Saat ini melupakan pertandingan Persib Bandung menjadi hal yang mudah karena akses mendapatkan tiket menjadi panjang, menyaksikan pada televisi juga menjadi hal yang mudah ditinggalkan cukup dengan mengetahui hasil akhir. Semua terjadi karena jauhnya pengelolaan Persib Bandung dari fase budaya, konflik dengan kelompok Bobotoh adalah hal yang seharusnya tidak terjadi.

Kita juga berharap PT Persib Bandung Bermartarbat dapat mengubah pola pengelolaan untuk dapat lebih merangkul kelompok Bobotoh sehingga tidak menghilangkan landasan budaya sebelum akhirnya berbicara pengelolaan yang jauh lebih teknis dan lebih industrial.

Ditulis Yosha Rory, dengan akun Twitter @roryosha

Lanjut Membaca
Bir kaç senedir çalıştığım iş yerinde patronla aram çok iyi porno izle Patron ara sıra beni evine gönderiyor ve oradaki işleri yapmamı istiyor porno gif Karısına yardım ediyorum türk porno evde bozulan şeyleri tamir ediyorum porno bahçe işlerini hallediyorum porno izle Yeri geliyor çamaşırları bile yıkıyorum bedava porno Tabi evlerine gittiğim zaman karısıyla yalnız oluyoruz sex patronum tüm gün şirkette oluyor porno izle Herifin karısı 44 yaşında olmasına rağmen çok çekici seksi birisi porno resimler İlgimi çekiyor fakat işimi kaybetmek istemediğim için kadına bakmamaya çalışıyorum porno İşim bittikten sonra salonda televizyon bakıyordum porno indir bu sırada patronun karısı iç çamaşırlarıyla yanıma gelip karşımda durdu porno sikimi açıp yalamaya başladı porno ve ağzına boşaldım.
Advertisement

Komentar Bobotoh

Arsip

Trending