Paradoks Dukungan Positif dari Bobotoh
Sunday, 03 October 2021 | 12:20
“Persib besar oleh cacian, pujian adalah racun,” Adjat Sudrajat.
Sepenggal kalimat yang harus dipahami oleh seluruh stakeholder yang ada dalam Persib. Bila kita memahami lebih dalam ungkapan tersebut menandakan bagaimana dari dahulu kultur suporter Persib terbentuk oleh kritikan-kritikan yang memang dilihat oleh Bobotoh dalam setiap permainan dan pertandingan Persib. Bobotoh selalu jujur dalam penilaiannya terhadap permainan Persib, bila bagus dikatakan bagus dan bila butut memang dikatakan butut. Dalam hal ini sudah beberapa pertandingan yang telah dilewati oleh Persib memang bukan persoalan dukungan secara positif dan konstruktif, Persib sedang dalam penilaian butut dan perlu dikritik untuk peningkatan permainan kedepan sehingga respon yang muncul berbeda-beda.
Bagaimana jadinya bila permainan dan hasil tidak memuaskan, Bobotoh selalu mendukung secara positif? Itu bukan sebuah karakter yang dibangun oleh seluruh Bobotoh Persib. Harus dipahami bahwa setiap kritikan oleh Bobotoh Persib adalah bukti kecintaan terhadap klub kebanggaan warga Jawa Barat. Cara menjawab terhadap kritikan-kritikan yang dilontarkan oleh Bobotoh adalah dengan peningkatan hasil atau kemenangan dalam setiap laga yang dijalankan oleh Persib. Sesederhana itu Bobotoh melihatnya dan dengan sendirinya komentar positif dan konstruktif akan diberikan oleh Bobotoh.
Para pemain, pelatih, dan manajemen harus memahami secara mendalam bukti kecintaan Bobotoh terhadap Persib. Tak ada yang lain, dari hati terdalam setiap aksi yang dilakukan oleh Bobotoh adalah murni kecintaan Bobotoh untuk klub Persib. Saya percaya proses, percaya pelatih bekerja keras, pemain memiliki daya juang yang tinggi, manajemen melakukan cara untuk membawa kejayaan Persib, Bobotoh menjalankan peran dan fungsinya sebagai suporter dengan kultur Jawa Barat. Bila harus diceritakan kritikan dan aksi dari hati akan sampai pada hati pula.
Akhirul kalam, tak ada yang berbeda kritikan adalah sebuah bukti kecintaan terhadap Persib, murni dari hati terdalam. Rapatkan barisan dengan mendengarkan kritik dan masukan terhadap permainan Persib. Mari kembali ke jalur kemenangan bermain dengan sepenuh hati.
Penulis Tyas Agung Pratama (@tyspra), sehari-hari mencerdaskan anak bangsa. Bobotoh yang ingin kembali Persib juara.

“Persib besar oleh cacian, pujian adalah racun,” Adjat Sudrajat.
Sepenggal kalimat yang harus dipahami oleh seluruh stakeholder yang ada dalam Persib. Bila kita memahami lebih dalam ungkapan tersebut menandakan bagaimana dari dahulu kultur suporter Persib terbentuk oleh kritikan-kritikan yang memang dilihat oleh Bobotoh dalam setiap permainan dan pertandingan Persib. Bobotoh selalu jujur dalam penilaiannya terhadap permainan Persib, bila bagus dikatakan bagus dan bila butut memang dikatakan butut. Dalam hal ini sudah beberapa pertandingan yang telah dilewati oleh Persib memang bukan persoalan dukungan secara positif dan konstruktif, Persib sedang dalam penilaian butut dan perlu dikritik untuk peningkatan permainan kedepan sehingga respon yang muncul berbeda-beda.
Bagaimana jadinya bila permainan dan hasil tidak memuaskan, Bobotoh selalu mendukung secara positif? Itu bukan sebuah karakter yang dibangun oleh seluruh Bobotoh Persib. Harus dipahami bahwa setiap kritikan oleh Bobotoh Persib adalah bukti kecintaan terhadap klub kebanggaan warga Jawa Barat. Cara menjawab terhadap kritikan-kritikan yang dilontarkan oleh Bobotoh adalah dengan peningkatan hasil atau kemenangan dalam setiap laga yang dijalankan oleh Persib. Sesederhana itu Bobotoh melihatnya dan dengan sendirinya komentar positif dan konstruktif akan diberikan oleh Bobotoh.
Para pemain, pelatih, dan manajemen harus memahami secara mendalam bukti kecintaan Bobotoh terhadap Persib. Tak ada yang lain, dari hati terdalam setiap aksi yang dilakukan oleh Bobotoh adalah murni kecintaan Bobotoh untuk klub Persib. Saya percaya proses, percaya pelatih bekerja keras, pemain memiliki daya juang yang tinggi, manajemen melakukan cara untuk membawa kejayaan Persib, Bobotoh menjalankan peran dan fungsinya sebagai suporter dengan kultur Jawa Barat. Bila harus diceritakan kritikan dan aksi dari hati akan sampai pada hati pula.
Akhirul kalam, tak ada yang berbeda kritikan adalah sebuah bukti kecintaan terhadap Persib, murni dari hati terdalam. Rapatkan barisan dengan mendengarkan kritik dan masukan terhadap permainan Persib. Mari kembali ke jalur kemenangan bermain dengan sepenuh hati.
Penulis Tyas Agung Pratama (@tyspra), sehari-hari mencerdaskan anak bangsa. Bobotoh yang ingin kembali Persib juara.
