
Gelaran Porprov XIV Jawa Barat 2022 sudah dimulai sejak tanggal 25 Oktober lalu. Puluhan cabang olahraga mentas sebelum upacara pembukaan yang diselenggarakan pada 12 November kemarin. Pada pelaksaannya, Panitia Pusat (PP) Porprov XIV sudah melakukan pemantauan dan mengantongi bahan evaluasi.
Untuk gelaran tahun ini memang berlangsung berbeda dari biasanya karena tuan rumah tersebar di sembilan daerah. Ketua PP Porprov XIV, M. Budiana dan jajaran pun telah melakukan pemantauan ke banyak venue mulai dari Subang, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan juga Kabupaten Pangandaran.
Meski menempatkan tim pengawas dan pengendalian, namun jajaran PP Porprov tetap melakukan pemantauan langsung. “Selain menempatkan tim wasdal, kita pun ingin memantau langsung pelaksanaan pertandingan. Secara umum jalannya pertandingan sudah baik dan juga lancar,” kata Budiana seperti dilansir dari laman resmi KONI Jabar.
Memang tak dipungkiri, ada dinamika yang terjadi jelang pertandingan pada beberapa cabang olahraga. Seperti pada cabang olahraga tenis meja dan atletik. Budiana menyebut dinamika itu memang ada dan kerap terjadi di Porprov.
“Di setiap gelaran Porprov, atau dulu Porda, dinamika seperti ini selalu ada. Mulai dari permasalahan mutasi atlet hingga dinamika yang terjadi di lapangan. Tetapi pada umumnya, semua pertandingan berjalan dengan lancar dan baik,” Budiana menambahkan.
Gelaran Porprov XIV/2022 sendiri menjadi agenda penting karena berkaitan pada persiapan PON XXI 2024 mendatang. Karena itu, meski ada polemik dan dinamika, namun pihak KONI Jabar tetap mengusahakan yang terbaik. Sebab KONI ingin menemukan talenta atlet terbaik untuk jadi wakil Jawa Barat di ajang multievent nasional tersebut.
“Porprov kali ini bisa menjadi ajang bagi cabang olahraga melakukan pencarian bibit atlet potensial untuk pelapis atau pengganti atlet senior sebagai persiapan menghadapi PON XXI. Di tahun 2023, sudah dimulai tahapan menuju PON XXI yakni babak kualifikasi,” ujar dia.
Polemik dan dinamika yang terjadi di Porprov tahun ini juga tentu menjadi catatan dan bahan evaluasi untuk ke depannya. Tujuannya tentu kejadian serupa tidak terulang dan Porprov digelar lebih baik pada edisi berikutnya.
“Terlebih, Porprov XIV Jabar ini digelar di beberapa daerah yang secara geografis cukup berjauhan. Ini menjadi pengalaman dan pelajaran yang berharga bagi KONI Jabar ke depannya,” tukas Budiana.
Komentar Bobotoh