Momen Penting Hingga Mengganjal Bagi Atep
Tuesday, 15 January 2019 | 19:10
Selama satu dekade pengabdian, bukan hal mudah untuk melupakan. Atep yang kini terdepak di Persib harus rela melepaskan simbol yang selama ini melekat dalam dirinya. Masa-masa di Persib tersimpan berubah menjadi kenangan.
Atep terpukul dan berat meninggalkan Persib, terbesit bagaimana momen pentingnya ketika kepindahannya dari klub rival Persija demi berbaju Persib kebanggaannya. Kala itu ia menjadi salah satu pemain yang dipertahankan Persija menjalani musim 2008, namun ia memilih Bandung sebagai destinasi lanjutan.
“Yang pasti (momen tak terlupakan) banyak ketika momen kepindahan saya dari Persija ke Persib karena saat itu juga saya orang yang dipertahankan di Persija dan saya harus mengambil keputusan itu,” ungkap Atep.
Perjalanan awal Atep di Persib tidak lah mudah, ia harus banyak duduk di bangku cadangan, bahkan tak masuk dalam daftar susunan pemain dari pelatih Jaya Hartono. Baru lah pada paruh kedua musim pertama di Persib Atep mendapat kepercayaan.
“Ketika masuk ke Persib juga saya tidak menjadi pilihan utama, saya tidak masuk line-up juga tetapi saya harus berjuang untuk mendapatkan posisi itu di zaman Jaya Hartono. Setelah itu saya mendapatkan posisi saya juga bisa menghasilkan gol demi gol di setiap pertandingan,” papar Atep menceritakan.
Satu momen yang tak pernah bisa ia lupakan tentu adalah mewujudkan mimpi semua pesepkbola asal Bandung membawa Persib juara. Atep tercatat menjadi pemain pri bumi yang berhasil membawa Persib juara tahun 2014.
“Tetapi momen yang paling tidak bisa saya lupakan adalah ketika mimpi saya ketika ke Persib ingin membawa trofil dan itu berhasil tahun 2014, itu momen paling pasti akan di diingat abadi oleh saya,” bebernya.
Gol Atep di semi final kompetisi Liga Indonesia 2014 melawan Arema menjadi gol yang paling dikenang Bobotoh. Persib keluar sebagai pemenang dengan skor akhir 3-1 mengantarkan mereka ke final melawan Persipura.
Pemain berusia 33 tahun ini lalu mengungkapkan hal yang mengganjal sampai ia keluar saat ini. Adalah momen penggembosan musim lalu (2019). Usaha Persib menjadi juara digagalkan oleh intrik-intrik jahil dengan hukuman-hukuman Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mengurangi kekuatan Persib secara teknis dan non teknis. Sempat juara paruh musim, Persib merelakan posisinya disalip Persija di akhir kompetisi.
“Musim kemarin saya memang salah satu pemain yang paling optimis Persib bisa juara dan rasanya kalau juara situasinya akan berbeda tetapi di perjalanan seperti itu kecewa karena harusnya saya berada di Persib bisa dua trofi Liga tetapi memang harus seperti ini,” sesalnya.

Selama satu dekade pengabdian, bukan hal mudah untuk melupakan. Atep yang kini terdepak di Persib harus rela melepaskan simbol yang selama ini melekat dalam dirinya. Masa-masa di Persib tersimpan berubah menjadi kenangan.
Atep terpukul dan berat meninggalkan Persib, terbesit bagaimana momen pentingnya ketika kepindahannya dari klub rival Persija demi berbaju Persib kebanggaannya. Kala itu ia menjadi salah satu pemain yang dipertahankan Persija menjalani musim 2008, namun ia memilih Bandung sebagai destinasi lanjutan.
“Yang pasti (momen tak terlupakan) banyak ketika momen kepindahan saya dari Persija ke Persib karena saat itu juga saya orang yang dipertahankan di Persija dan saya harus mengambil keputusan itu,” ungkap Atep.
Perjalanan awal Atep di Persib tidak lah mudah, ia harus banyak duduk di bangku cadangan, bahkan tak masuk dalam daftar susunan pemain dari pelatih Jaya Hartono. Baru lah pada paruh kedua musim pertama di Persib Atep mendapat kepercayaan.
“Ketika masuk ke Persib juga saya tidak menjadi pilihan utama, saya tidak masuk line-up juga tetapi saya harus berjuang untuk mendapatkan posisi itu di zaman Jaya Hartono. Setelah itu saya mendapatkan posisi saya juga bisa menghasilkan gol demi gol di setiap pertandingan,” papar Atep menceritakan.
Satu momen yang tak pernah bisa ia lupakan tentu adalah mewujudkan mimpi semua pesepkbola asal Bandung membawa Persib juara. Atep tercatat menjadi pemain pri bumi yang berhasil membawa Persib juara tahun 2014.
“Tetapi momen yang paling tidak bisa saya lupakan adalah ketika mimpi saya ketika ke Persib ingin membawa trofil dan itu berhasil tahun 2014, itu momen paling pasti akan di diingat abadi oleh saya,” bebernya.
Gol Atep di semi final kompetisi Liga Indonesia 2014 melawan Arema menjadi gol yang paling dikenang Bobotoh. Persib keluar sebagai pemenang dengan skor akhir 3-1 mengantarkan mereka ke final melawan Persipura.
Pemain berusia 33 tahun ini lalu mengungkapkan hal yang mengganjal sampai ia keluar saat ini. Adalah momen penggembosan musim lalu (2019). Usaha Persib menjadi juara digagalkan oleh intrik-intrik jahil dengan hukuman-hukuman Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mengurangi kekuatan Persib secara teknis dan non teknis. Sempat juara paruh musim, Persib merelakan posisinya disalip Persija di akhir kompetisi.
“Musim kemarin saya memang salah satu pemain yang paling optimis Persib bisa juara dan rasanya kalau juara situasinya akan berbeda tetapi di perjalanan seperti itu kecewa karena harusnya saya berada di Persib bisa dua trofi Liga tetapi memang harus seperti ini,” sesalnya.

Iyah tep, keur mah hese rek juara teh, taun kamari manglebarkeun, taun ayeuna nu kuduna leuwih solid eh intrik deui wae di minijemen, gomes, boman kudu terpiceun…hiks
Hatur nuhun lord Atep, tos bawa persib juara liga indonesia 2014 & piala presiden 2015, aya awal aya akhir, atos takdirna dileupas persib di tahun 2019, Selamat jalan Lord.
kuring sedih lord……………..tetap semangat
Hatur nuhun lord atep.. Diantos jd coach atep jang persib 2025.. Mun aya rezekina..
Atep harus mendampingi munculnya bintang baru Persib. Febri, Zola, Beckham dll.
Dan kalau lihat usia, Lupicik lebih tua. Dan Lupicik gak ada prestasi nya di liga indonesia.
Enya, nya…kolotan si Lupicek…
Ari maneh sahana atep.?pikiranteh meni sumpek pendek.ha.ha.ha.biasa x keluar masuk club pamaen bolamah.
Saha Lupicic teh?
Mending Atep atuh.
Wilujeung lord. Kuring yakin jiwa lord selalu biru.