Merasa Dirugikan, Janur Kecewa Kepemimpinan Wasit
Sunday, 01 February 2015 | 23:39
Mendominasi jalannya pertandingan terutama di 45 menit pertama, Persib Bandung harus kemasukan lebih dulu oleh penalti yang dieksekusi oleh Fabiano Beltrame. Meski begitu proses terjadinya penalti masih menjadi pertanyaan dari pihak Maung Bandung. Pasalnya bola sepakan Samsul Arif yang menghampiri tangan Tony dianggap pelatih Jajang Nurjaman sebagai handsball pasif.
“Itu yang jadi perdebatan kami di kamar ganti tadi. Tony merasa tangannya tidak bergerak sama sekali dan disatukan dengan badan. Disitu juga ada hakim garis yang melihat karena paling dekat dengan dia (Tony). Artinya tangan dia tidak aktif tapi wasit menunjuk titik penalti,” ujar Jajang ketika dijumpai dalam jumpa pers di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Minggu (1/2).
Meski merasa dirugikan oleh korps baju hitam, Jajang mengatakan percuma jika dia dan timnya terus protes kepada wasit. Dia pun tidak melakukan protes yang berlebihan. Namun dia juga mengatakan bahwa banyak keputusan lain yang membuat timnya menjadi kesulitan meladeni permainan Arema terutama di babak perpanjangan waktu.
“Kita tidak protes yang berlebihan, karena itu keputusan wasit dan tidak bisa dirubah. Yang pasti itu saya pikir keputusan yang salah. Apalagi kita dapat kartu merah,” ujarnya.
Ketika disinggung apakah dia kecewa dengan kepemimpinan wasit Muslimin, Janur menegaskan tidak puas sehingga membuat timnya gagal menambah trofi di awal musim ini. “Karena itu menyebabkan gol jadi saya katakan tidak puas dengan kinerja wasit,” terangnya.

Mendominasi jalannya pertandingan terutama di 45 menit pertama, Persib Bandung harus kemasukan lebih dulu oleh penalti yang dieksekusi oleh Fabiano Beltrame. Meski begitu proses terjadinya penalti masih menjadi pertanyaan dari pihak Maung Bandung. Pasalnya bola sepakan Samsul Arif yang menghampiri tangan Tony dianggap pelatih Jajang Nurjaman sebagai handsball pasif.
“Itu yang jadi perdebatan kami di kamar ganti tadi. Tony merasa tangannya tidak bergerak sama sekali dan disatukan dengan badan. Disitu juga ada hakim garis yang melihat karena paling dekat dengan dia (Tony). Artinya tangan dia tidak aktif tapi wasit menunjuk titik penalti,” ujar Jajang ketika dijumpai dalam jumpa pers di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Minggu (1/2).
Meski merasa dirugikan oleh korps baju hitam, Jajang mengatakan percuma jika dia dan timnya terus protes kepada wasit. Dia pun tidak melakukan protes yang berlebihan. Namun dia juga mengatakan bahwa banyak keputusan lain yang membuat timnya menjadi kesulitan meladeni permainan Arema terutama di babak perpanjangan waktu.
“Kita tidak protes yang berlebihan, karena itu keputusan wasit dan tidak bisa dirubah. Yang pasti itu saya pikir keputusan yang salah. Apalagi kita dapat kartu merah,” ujarnya.
Ketika disinggung apakah dia kecewa dengan kepemimpinan wasit Muslimin, Janur menegaskan tidak puas sehingga membuat timnya gagal menambah trofi di awal musim ini. “Karena itu menyebabkan gol jadi saya katakan tidak puas dengan kinerja wasit,” terangnya.

Kalah jangan salahin wasit kang, seharusnys hariono sudah kartu merah saat menghadang fery aman saragih, instropeksi lah
Tariasaan ari ngeritik mah nu komentar teh, loba nyalahkeun batur ngeritik teh, bari teu solutif, pami bade ngeritik pilih tutur kata nu merenah kanu manah sareng solusina..da kumaha oge kang Djanur nu mimpin taun kamari Persib Juara, Hargai jasa anjeuna..alhamdulillah Persib kagungan pelatih nu penyabar…maju terus coach…#elehmeunangsayaPERSIB
wajar lah da elehna ge pas maen ngan 9 urang, panyakit Persib ayeuna kurang striker SEUKEUT…mun si MAYCON gol mah, bakal beda caritana…
Enggal cari striker murni….persib ga takut harga mahal…persib club dengn dana dan sponsor terbesar….maju terus persib bandung….sukses coach n tim
wasit bego ribut lah jeng aing pusing nemponage,pecat tah wasit th teu pantes ngawasitan,pantes nage di siksa