Mental Pengaruhi Ketajaman Persib
Monday, 21 November 2016 | 20:22
Pelatih Persib Jajang Nurjaman menyebutkan faktor penyelesaian akhir masih menjadi masalah bagi timnya hingga memasuki akhir turnamen. Bahkan ia mengklaim bukan hanya Persib yang memiliki kendala demikian, tetapi seluruh tim dalam kontestan Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016, punya problem serupa.
Hal itu dikatakan beralasan, dirinya mengamati banyak peluang yang mampu diciptakan beberapa tim, namun tak sejalan dengan jumlah gol yang tercipta. Seperti kala timnya menekuk Semen Padang–membuahkan kesempatan banyak namun hanya satu gol yang disarangkan.
“Harus diakui, masih selalu kita perbaiki dalam latihan tapi hasilnya belum terlihat 100 persen. Akurasi dalam penyelasain akhir jauh dari sempurna. Bukan hanya Persib, saya lihat di Indonesia seperti itu. Kita harus sabar,” bebernya pada Senin (21/11).
Janur sapaan akrab Jajang memaparkan, faktor belum sempurnanya teknik dan mental mempengaruhi ketajaman sebuah tim. Seorang striker hendaknya memiliki kualitas skill individu yang baik, kemudian mental yang mempengaruhi ketenangan.
“Yang mempengaruhi teknik, itu kaitannya dengan keakurasian pemain, kemudian ketenangan kaitannya dengan mental sang pemain” kata Janur.
Pelatih 58 tahun itu melanjutkan, timnya sendiri memiliki problem penyelesaian akhir disebabkan oleh mental. Bisa dikatakan jika teknik skill individu punggawa Maung Bandung sudah berada di level atas yang memiliki pengalaman.
“Persib sendiri punya masalah finishing touch karena lebih ke ketenangan dan mental. Karena pemain depan Persib kalau soal teknik ada di level atas dan berpengalaman, tapi ya masih seperti itu. Ada yang egois, tidak menutup mata, seharusnya diumpan malah ditendang,” bebernya.

Pelatih Persib Jajang Nurjaman menyebutkan faktor penyelesaian akhir masih menjadi masalah bagi timnya hingga memasuki akhir turnamen. Bahkan ia mengklaim bukan hanya Persib yang memiliki kendala demikian, tetapi seluruh tim dalam kontestan Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016, punya problem serupa.
Hal itu dikatakan beralasan, dirinya mengamati banyak peluang yang mampu diciptakan beberapa tim, namun tak sejalan dengan jumlah gol yang tercipta. Seperti kala timnya menekuk Semen Padang–membuahkan kesempatan banyak namun hanya satu gol yang disarangkan.
“Harus diakui, masih selalu kita perbaiki dalam latihan tapi hasilnya belum terlihat 100 persen. Akurasi dalam penyelasain akhir jauh dari sempurna. Bukan hanya Persib, saya lihat di Indonesia seperti itu. Kita harus sabar,” bebernya pada Senin (21/11).
Janur sapaan akrab Jajang memaparkan, faktor belum sempurnanya teknik dan mental mempengaruhi ketajaman sebuah tim. Seorang striker hendaknya memiliki kualitas skill individu yang baik, kemudian mental yang mempengaruhi ketenangan.
“Yang mempengaruhi teknik, itu kaitannya dengan keakurasian pemain, kemudian ketenangan kaitannya dengan mental sang pemain” kata Janur.
Pelatih 58 tahun itu melanjutkan, timnya sendiri memiliki problem penyelesaian akhir disebabkan oleh mental. Bisa dikatakan jika teknik skill individu punggawa Maung Bandung sudah berada di level atas yang memiliki pengalaman.
“Persib sendiri punya masalah finishing touch karena lebih ke ketenangan dan mental. Karena pemain depan Persib kalau soal teknik ada di level atas dan berpengalaman, tapi ya masih seperti itu. Ada yang egois, tidak menutup mata, seharusnya diumpan malah ditendang,” bebernya.

punten!!!!!
zulham , basna te maen malah mamprang team persib ayeuna …. kabuktian persib mah maen bola na kudu kaki ke kaki laen pemaen nu sarakah kos syamsul , zulham ,,, bazna si blunder …
SO TEU SIA AH
Kan kamari-kamari oge pamaen persib maenna aya kaki ke kaki.. Nyaeta “ti kaki urang ka kaki urang deui”…. Ha… Ha…ha… Sugan jadi intropeksi keur pamaen nu biasa mawa bola ngan siga saukur hayang tampil sorangan..nepi ngasupkeun ka gawangna oge hayang ku sorangan ari can kareubut ku lawan atawa bolana kaluarmah. Permainan sacara tim lebih penting kusabab bisa saling mantuan kanu jadi tujuan utama tim nyaeta nyetak gol jeung jadi pameunang
Masalah finishing touch peran pelatih bener-bener ngaruh sabab tipikal pmaen hareup Persib loba nu one man show aksi individu alias hawek hayang ngasupkeun sorangan teu bisa nempo peluang babaturan nu lewih alus posisina,didinya coach Janur kudu mere warming nu keras bila perlu cadangkeun pmaen nu teu bisa teamwork mah supaya mikir
Kadang eta pedah pangaruh ti bobotoh oge. Da menurut bobotoh mah nu hade nu nga golkeun. Alus jeung boga peran penting ge ai teu nga gol keun mah dianggap goreng, bener teu?
ah tong didangu wee nu kitu maah. bobotoh kuota harian paling ge nu kitumah. boga pulsa – posting protes ngagogoreng – leup we 2 minggu nungguan boga kuota deui neangan pi gorengeun deui
Hehehe,,,
One Man Show,,,
Siga farfum nya kang,,,
te ah
hanya M Natsir yg tidak egois, omong2 , eta Yandi cs bener moal dipaenkeun ? cobian atuh kang Janur…
Pemaen payun oge saena upami pengumpana sae,ua Janur kedah jeli upami pemaen nuju awon ulah di paksakeun cepat gentos