Mental Juara & Pangreugreug di Tim
Sunday, 10 April 2016 | 12:59
Teringat ungkapan pelatih saya waktu saya masih aktif bermain sebagai pesepakbola di sebuah klub Anggota PERSIB ( Pengcab PSSI sekarang ). Ya, di tengah latihan dia berkata “JIKA INGIN SUATU TIM MENJADI JUARA,MAKA DIDALAMNYA DIISI PEMAIN BERMENTAL JUARA”.
Ya memang, mental sangat diperlukan di dalam diri pemain sepakbola. Tetapi rupanya dia bukan hanya sekedar memotivasi kami tapi dia juga kesal dengan PERSIB yang saat itu menjadi peringkat ke7 pada musim ISL 2010-2011. Pada saat itu PERSIB di arsiteki Daniel Darko Janackovic dan sebelum Liga dia diganti oleh rekannya Jovo Cuckovic dan kemudian di putaran kedua masuklah Daniel Roekito.
Pada musim itu PERSIB di perkuat oleh pemain-pemain bintang macam Markus Horison, Maman Abdulrahman, Abanda Herman, Isnan Ali, Eka Ramdani, Miljan Radovic, Matsunaga, Hilton, Gonzales. Mereka memang pemain bintang namun diantara mereka hanya Cristian Gonzales dan Isnan Ali yang bermental juara yang pernah membawa sebuah klub juara (tambahkan bila kurang). Dan saat pembentukan tim ini pun nampak sekali tim ini tidak akan berbuat banyak.
Dari pemain yang ngartis dan tidak disiplin, dan tidak mau menerima metode pelatih, di mana saat itu Darko menerapkan disiplin yang sangat ketat saat TC (di Cirebon teuing Ciamis poho deui). Sampai pemain memboikot latihan. Dan hasilnya terlihat, tim sebesar PERSIB hanya berada diperingkat ke 7 di klasemen akhir,gara-gara pemain yang ngartis dan olo-olo.
Okey lupakan musim itu lanjut ke musim 2012-2013 saat itu Djajang Nurjaman dipilih menjadi pelatih PERSIB. Maman, Abanda, Hariono, Tony tetap dipertahankan dalam line up dan ditambah masuknya Made Wirawan, Nasser Al Sebay, Supardi Nasir, Firman Utina, M Ridwan, Hilton, dan Sergio Van Dijk. Melihat komposisi tim seperti ini, muncul secercah harapan Piala tertinggi di Indonesia akan dibawa ke Bandung. Meskipun akhirnya PERSIB finish di posisi 4.
Langkah tepat diambil management dengan mempertahankan Djanur sebagai pelatih,di awal banyak pemain yang pergi sendiri,entah dicoret oleh tim seperti Maman, Abanda Herman, dan Sergio Van Dijk. Djanur mendapatkan pengganti macam Ahmad Jufriyanto, Vladimir Vujovic, Makan Konate, Djibril Coulibaly, dan si anak Hilang Ferdinan Sinaga.
Melihat komposisi seperti ini, bobotoh akhirnya meluapkan tangis bahagia yang terlalu lama dipendam setelah musim-musim sebelumnya hanya ada rasa kesal dan kecewa setiap akhir musim melihat tim kesayangannya gagal juara.2014 BOBOTOH SAaLAM DUNYA berteriak “PERSIB JUARA”.
Melihat pada musim itu PERSIB sangat kompak,yg sangat saya bangga pada musim itu PERSIB yang saya amati selama ini baru pada musim itu Jajaran pelatih menggunakan seragam yang sama saat latihan dan pertandingan. Kekompakan perlu dilakukan dari hal-hal kecil itu yang dilakukan (PERSIPURA, AREMA, SRIWIJAYA) pada musim sebelumnya.Kompak diluar dan didalam dimana pada saat itu pemain akrab seperti keluarga.
Kolaborasi Djanur dan Wa Haji sangat ajib saat itu Djanur meracik tim di lapangan Wa Haji dengan jiwa kebapakannya mengerti betul apa yang pemain inginkan sampai Para Mantan pun segan sama WA Haji.
Dan pangreugreug di tim saat itu dr belakang sampai depan PERSIB punya pemain yang mampu mengangkat moril pemain di saat tertinggal, memotivasi pemain saat terpuruk. Dan yang saya paling kagumi adalah sosok FIRMAN UTINA. Dia adalah salah satu pemain yang paling disegani di Indonesia. Tak bisa dipungkiri pemain lawan akan respect terhadap tim lawan jika didalamnya ada pemain seperti bang FIRMAN. Pemain yang tadinya polontong jadi menciut ketika bermain di lapangan. Saya masih ingat betul kala itu Bang Firman menampar pemain (poho teuing saha) karena protes terhadap wasit dan nyolot ke pamain PERSIB. Tapi pemain tersebut malah diam dan hanya bicara “sit apa ini sit”. Wasit pun bukan tidak bertindak tapi wasit dan hakim garis tidak melihat kejadian tersebut dan tidak bisa menegur Firman (teuing sieun oge meuren)
Dan jika bobotoh tidak ingat seperti saya,yang paling segar dalam ingatan, ketika semifinal Piala Presiden melawan PBFC di Si Jalak Harupat, di mana ada moment Jajang Mulyana melanggar dengan keras Makan Konate namun dia merasa tak bersalah dan protes terhadap wasit. Namun tiba-tiba, Bang Firman berlari dan menendang Betis Jajang Mulyana seolah-seolah mengambil bola, dan kembali Jajang dan wasit pun tidak berani berbuat apa-apa dan pemain lawan pun tak ada yang protes karena sosok Firman yang disegani.
Ketika di wawancara dia selalu menjawab dengan bijak. Memang management (bukan Wa Haji) telah salah memperlakukan Bang Firman.
Untuk bobotoh silahkan menilai sendiri apakah sekarang ada pemain macam Bang Firman?. Iya mungkin memang ada yang berani protes terhadap wasit tapi tak disegani. Bukan pemain yang ada harus sok jagoan, tapi pentingnya sosialisasi dan juga wibawa dalam pertandingan, dan sosialisasi sesama pemain di Indonesia sangat perlu sekali. Sehingga kalian bisa dikenal dan disegani. Dan tulisan tadi merupakan kenyataan, tanpa ada maksud menspesialkan Bang Firman.
Teruntuk pemain yang baru bergabung di keluarga KAMI. Sekelas pemain seperti Bang Firman pernah KAMI kritik dan dia menerima kritik KAMI dan tak mengancam memblok akun KAMI. Mental Juara bukan hanya sekedar pernah menjadi juara tapi bisa menerima kritik, dan menyaring mana yang harus diterima dan mana yang patut dibuang. Tanpa maksud menganggap special “para mantan”, tapi saya hanya ingin mengingatkan para pemain yang baru bergabung dengan PERSIB. Lihatlah para pemain era Djanur kompak dan bermental juara, henteu “epes meer”.
Dan buat kalian yang baru kemarin sore bergabung dengan PERSIB,INGAT !!!! sekelas Manager dan Pelatih pun pernah kami “usir”, jika memang dia tidak layak berada di sini. Dan untuk si ganteng kim, kami bukan BOBOTOH cabe-cabean yang akan selalu terpesona dengan ketampananmu. Kami BOBOTOH VVVVVVIP yang mengharapkan permainan cantik, indah, menang, dan JUARA!!!! Kami BOBOTOH,kami akan mengkritik pemain yang dibawah perform, sekali itupun Mas Har yang terkenal garang. Dan kami tidak akan segan mengkritik bila penampilannya jauh dibawah peform. Dan soal kritik di social media tak pernah kamu berpikir yang mengkritikmu dengan kasar itu apakah benar-benar dia BOBOTOH. Tak tersirat bahwa mereka bisa saja yang seringkali dibilang “oknum”, yang ikut riweuh teu puguh.
Ingat, ini PERSIB, BOBOTOH & PERSIB berbeda dengan yang lainnya bila disandingkan dengan supporter lain. Kami tidak hanya mencari prestasi tapi HARGA DIRI adalah harga mati.
Untuk BOBOTOH, tulisan saya tidak bermaksud untuk mengucilkan pemain yang ada saat ini, tapi saya hanya ingin mengingatkan mereka yang baru bergabung dengan PERSIB bahwa menjadi juara tak hanya kuat berlari, dan menendang bola sekeras mungkin,tapi dibutuhkan juga MENTAL JUARA.
BOBOTOH akan selalu ada di belakangmu PERSIB. Ppercaya lah, dalam kurun waktu 5 tahun kedepan 3 tahun diantaranya kita akan mengulang pesta kita di Palembang 2014 kemarin. Untuk admin simamaung besar harapan saya tulisan saya ini di tag ke Bang Firman sebagai ucapan terima kasih saya.
BAGIMU PERSIB JIWA RAGA KAMI
PENULIS YANG MEMPUNYAI AKUN
Ditulis oleh @RahmanBudiana

Teringat ungkapan pelatih saya waktu saya masih aktif bermain sebagai pesepakbola di sebuah klub Anggota PERSIB ( Pengcab PSSI sekarang ). Ya, di tengah latihan dia berkata “JIKA INGIN SUATU TIM MENJADI JUARA,MAKA DIDALAMNYA DIISI PEMAIN BERMENTAL JUARA”.
Ya memang, mental sangat diperlukan di dalam diri pemain sepakbola. Tetapi rupanya dia bukan hanya sekedar memotivasi kami tapi dia juga kesal dengan PERSIB yang saat itu menjadi peringkat ke7 pada musim ISL 2010-2011. Pada saat itu PERSIB di arsiteki Daniel Darko Janackovic dan sebelum Liga dia diganti oleh rekannya Jovo Cuckovic dan kemudian di putaran kedua masuklah Daniel Roekito.
Pada musim itu PERSIB di perkuat oleh pemain-pemain bintang macam Markus Horison, Maman Abdulrahman, Abanda Herman, Isnan Ali, Eka Ramdani, Miljan Radovic, Matsunaga, Hilton, Gonzales. Mereka memang pemain bintang namun diantara mereka hanya Cristian Gonzales dan Isnan Ali yang bermental juara yang pernah membawa sebuah klub juara (tambahkan bila kurang). Dan saat pembentukan tim ini pun nampak sekali tim ini tidak akan berbuat banyak.
Dari pemain yang ngartis dan tidak disiplin, dan tidak mau menerima metode pelatih, di mana saat itu Darko menerapkan disiplin yang sangat ketat saat TC (di Cirebon teuing Ciamis poho deui). Sampai pemain memboikot latihan. Dan hasilnya terlihat, tim sebesar PERSIB hanya berada diperingkat ke 7 di klasemen akhir,gara-gara pemain yang ngartis dan olo-olo.
Okey lupakan musim itu lanjut ke musim 2012-2013 saat itu Djajang Nurjaman dipilih menjadi pelatih PERSIB. Maman, Abanda, Hariono, Tony tetap dipertahankan dalam line up dan ditambah masuknya Made Wirawan, Nasser Al Sebay, Supardi Nasir, Firman Utina, M Ridwan, Hilton, dan Sergio Van Dijk. Melihat komposisi tim seperti ini, muncul secercah harapan Piala tertinggi di Indonesia akan dibawa ke Bandung. Meskipun akhirnya PERSIB finish di posisi 4.
Langkah tepat diambil management dengan mempertahankan Djanur sebagai pelatih,di awal banyak pemain yang pergi sendiri,entah dicoret oleh tim seperti Maman, Abanda Herman, dan Sergio Van Dijk. Djanur mendapatkan pengganti macam Ahmad Jufriyanto, Vladimir Vujovic, Makan Konate, Djibril Coulibaly, dan si anak Hilang Ferdinan Sinaga.
Melihat komposisi seperti ini, bobotoh akhirnya meluapkan tangis bahagia yang terlalu lama dipendam setelah musim-musim sebelumnya hanya ada rasa kesal dan kecewa setiap akhir musim melihat tim kesayangannya gagal juara.2014 BOBOTOH SAaLAM DUNYA berteriak “PERSIB JUARA”.
Melihat pada musim itu PERSIB sangat kompak,yg sangat saya bangga pada musim itu PERSIB yang saya amati selama ini baru pada musim itu Jajaran pelatih menggunakan seragam yang sama saat latihan dan pertandingan. Kekompakan perlu dilakukan dari hal-hal kecil itu yang dilakukan (PERSIPURA, AREMA, SRIWIJAYA) pada musim sebelumnya.Kompak diluar dan didalam dimana pada saat itu pemain akrab seperti keluarga.
Kolaborasi Djanur dan Wa Haji sangat ajib saat itu Djanur meracik tim di lapangan Wa Haji dengan jiwa kebapakannya mengerti betul apa yang pemain inginkan sampai Para Mantan pun segan sama WA Haji.
Dan pangreugreug di tim saat itu dr belakang sampai depan PERSIB punya pemain yang mampu mengangkat moril pemain di saat tertinggal, memotivasi pemain saat terpuruk. Dan yang saya paling kagumi adalah sosok FIRMAN UTINA. Dia adalah salah satu pemain yang paling disegani di Indonesia. Tak bisa dipungkiri pemain lawan akan respect terhadap tim lawan jika didalamnya ada pemain seperti bang FIRMAN. Pemain yang tadinya polontong jadi menciut ketika bermain di lapangan. Saya masih ingat betul kala itu Bang Firman menampar pemain (poho teuing saha) karena protes terhadap wasit dan nyolot ke pamain PERSIB. Tapi pemain tersebut malah diam dan hanya bicara “sit apa ini sit”. Wasit pun bukan tidak bertindak tapi wasit dan hakim garis tidak melihat kejadian tersebut dan tidak bisa menegur Firman (teuing sieun oge meuren)
Dan jika bobotoh tidak ingat seperti saya,yang paling segar dalam ingatan, ketika semifinal Piala Presiden melawan PBFC di Si Jalak Harupat, di mana ada moment Jajang Mulyana melanggar dengan keras Makan Konate namun dia merasa tak bersalah dan protes terhadap wasit. Namun tiba-tiba, Bang Firman berlari dan menendang Betis Jajang Mulyana seolah-seolah mengambil bola, dan kembali Jajang dan wasit pun tidak berani berbuat apa-apa dan pemain lawan pun tak ada yang protes karena sosok Firman yang disegani.
Ketika di wawancara dia selalu menjawab dengan bijak. Memang management (bukan Wa Haji) telah salah memperlakukan Bang Firman.
Untuk bobotoh silahkan menilai sendiri apakah sekarang ada pemain macam Bang Firman?. Iya mungkin memang ada yang berani protes terhadap wasit tapi tak disegani. Bukan pemain yang ada harus sok jagoan, tapi pentingnya sosialisasi dan juga wibawa dalam pertandingan, dan sosialisasi sesama pemain di Indonesia sangat perlu sekali. Sehingga kalian bisa dikenal dan disegani. Dan tulisan tadi merupakan kenyataan, tanpa ada maksud menspesialkan Bang Firman.
Teruntuk pemain yang baru bergabung di keluarga KAMI. Sekelas pemain seperti Bang Firman pernah KAMI kritik dan dia menerima kritik KAMI dan tak mengancam memblok akun KAMI. Mental Juara bukan hanya sekedar pernah menjadi juara tapi bisa menerima kritik, dan menyaring mana yang harus diterima dan mana yang patut dibuang. Tanpa maksud menganggap special “para mantan”, tapi saya hanya ingin mengingatkan para pemain yang baru bergabung dengan PERSIB. Lihatlah para pemain era Djanur kompak dan bermental juara, henteu “epes meer”.
Dan buat kalian yang baru kemarin sore bergabung dengan PERSIB,INGAT !!!! sekelas Manager dan Pelatih pun pernah kami “usir”, jika memang dia tidak layak berada di sini. Dan untuk si ganteng kim, kami bukan BOBOTOH cabe-cabean yang akan selalu terpesona dengan ketampananmu. Kami BOBOTOH VVVVVVIP yang mengharapkan permainan cantik, indah, menang, dan JUARA!!!! Kami BOBOTOH,kami akan mengkritik pemain yang dibawah perform, sekali itupun Mas Har yang terkenal garang. Dan kami tidak akan segan mengkritik bila penampilannya jauh dibawah peform. Dan soal kritik di social media tak pernah kamu berpikir yang mengkritikmu dengan kasar itu apakah benar-benar dia BOBOTOH. Tak tersirat bahwa mereka bisa saja yang seringkali dibilang “oknum”, yang ikut riweuh teu puguh.
Ingat, ini PERSIB, BOBOTOH & PERSIB berbeda dengan yang lainnya bila disandingkan dengan supporter lain. Kami tidak hanya mencari prestasi tapi HARGA DIRI adalah harga mati.
Untuk BOBOTOH, tulisan saya tidak bermaksud untuk mengucilkan pemain yang ada saat ini, tapi saya hanya ingin mengingatkan mereka yang baru bergabung dengan PERSIB bahwa menjadi juara tak hanya kuat berlari, dan menendang bola sekeras mungkin,tapi dibutuhkan juga MENTAL JUARA.
BOBOTOH akan selalu ada di belakangmu PERSIB. Ppercaya lah, dalam kurun waktu 5 tahun kedepan 3 tahun diantaranya kita akan mengulang pesta kita di Palembang 2014 kemarin. Untuk admin simamaung besar harapan saya tulisan saya ini di tag ke Bang Firman sebagai ucapan terima kasih saya.
BAGIMU PERSIB JIWA RAGA KAMI
PENULIS YANG MEMPUNYAI AKUN
Ditulis oleh @RahmanBudiana

Sangat informatif artikelna. Benar sekali bahwa bobotoh tidak akan “terpana” dengan pujian pemain baru bahwa bobotoh luar biasa..!! kami bobotoh akan mengapresiasi siapa pun yang ada di dalam skuad maung bandung jika mereka berprestasi, pekerja keras, pekerja pintar dan benar punya mental Juara..!! semoga di persib ada sosok pemain yang benar-benar bisa menyuntikan motivasi mental Juara…..benar yang anda katakan persib butuh sosok seperti kang firman Utina..!!
Yoi lur, bener pisan
Terlihat jelas memang Kim Kurniawan adalah anak emas Couch Dejan, selalu ada distarting dan jarang diganti walaupun tdk dlm performa baik. Mnrut saya masuknya Pugliara yg tersingkir adalah Kim, bukan Taufiq. Taufiq lebih bagus dalam membagi bola, menjaga kedalaman dan kebih matang. Sorry Kim….
Naha simamaung teh euweuh berita ayar ieu teh? SPJ na kurang jiganamah matak wartawana kedul neangan beritana
mohon dibaca dulu mas. anda sedang membaca di forum arena bobotoh. bukan forum berita
mungkin anda yang kurang
Salut ka bobotoh palarinter ngadambel artikel,sip lah di doakeun ku ua persib juara.amin