Mengenang Momen Jawara Perserikatan 1994 (Bag II): Persib Menuju Grand Final
Wednesday, 17 April 2013 | 14:27Lolos sebagai juara grup Wilayah Barat, Persib Bandung segera mempersiapkan diri untuk mengarungi babak 8 besar putaran final di Jakarta. Selain diikuti oleh 4 tim Wilayah Barat, putaran final diikuti oleh 4 tim jago Wilayah Timur yaitu Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persegres Gresik, dan PSIR Rembang. Di babak 8 besar, Persib tergabung di grup K bersama Persiraja, PSIR, dan PSM. Persib memulai laga putaran final menghadapi Persiraja banda Aceh tanggal 8 April 1994. Jadi, Persib mempunyai waktu persiapan 2 bulan yang kebetulan beriringan dengan waktu ibadah puasa Ramadhan.
Menghadapi putaran final ini, tim Maung Bandung kembali melakukan TC sebanyak dua kali. TC pertama dilakukan di tengah ibadah puasa Ramadhan pada tanggal 28 Februari sampai 11 Maret 1994. Waktu TC ini sempat mendapat kritikan dari Indra Thohir yang mengatakan bahwa Persib terlambat melakukan TC dan waktu mepet membuat dirinya kesulitan mengatur porsi latihan di waktu tersisa. Waktu istirahat yang terlalu lama pasca putaran kedua babak penyisihan juga membuat stamina pemain Persib harus kembali ditingkatkan.
TC kedua dilaksanakan pasca Idul Fitri antara tanggal 18 Maret sampai 5 April 1994. Manajer Ateng Wahyudi mempunyai pandangan lain tentang waktu pelaksanaan TC. Koran Pikiran Rakyat menulis kutipan pak Ateng yang berpendapat bahwa TC harus dilaksanakan singkat untuk menghindakan pemain dari kejenuhan. Ateng ingin para pemain mencapai puncak penampilannya di babak final. Dan kemudian teori pak Ateng ini terbukti berhasil.
Di putaran final ini, Persib menghadapi satu kendala dimana gelandang bertahan Asep Sumantri mengalami cedera lutut. Akibatnya, Asep harus dicoret bersama 4 pemain lainnya, karena PSSI hanya mengijinkan setiap klub mendaftarkan 19 pemain di putaran final. Empat pemain yang tidak ddaftarkan selain Asep Sumantri adalah Asep Dayat, Dudi Sobandi, dan Nunung Mulyadi. Cederanya Asep Sumantri, membuat Mulyana dan Asep Kustiana bergantian berperan sebagai gelandang bertahan Persib.
Pertandingan pertama Persib adalah melawan Persiraja Banda Aceh pada tanggal 8 April 1994. Di babak penyisihan wilayah, Persib tidak pernah menang dari tim Laskar Rencong dan hanya menuai 2 kali draw. Tapi dalam pertandingan tersebut, Persib menang 4-1 lewat hattrick Sutiono di menit 6, 68, dan 78, dan gol Kekey Zakaria di menit 25. Persib menurunkan lineup: Aries Rinaldi, Dede iskandar, Nandang Kurnaedi, Yadi Mulyadi, Robby Darwis, Roy Darwis, Mulyana, Yusuf Bahtiar, Kekey Zakaria (Asep Poni), Yudi Guntara, Sutiono.
Wartawan Pikiran Rakyat menggambarkan bahwa kekuatan Persib berada satu tingkat di atas Persiraja. Sedangkan mantan pemain Aang Witarsa menulis bahwa duet Sutiono dan Kekey Zakaria sudah mulai padu. Sebelumnya, tim Persib banyak memainkan duet Sutiono dan Tatang Suryana. Duet ini mendapat sedikit kritik dari penulis Persib terkenal yaitu Rahmatullah Ading Affandie (RAF) yang berpendapat bahwa permainan Tatang kurang cocok dengan gaya permainan cepat tim Persib (Pikiran Rakyat, 14 Januari 1994).
Di pertandingan kedua menghadapi PSIR Rembang (10/4/1994), Persib kembali menurunkan susunan starting eleven yang sama. Dalam pertandingan yang dihadiri sekitar 30 ribu penonton ini, Persib hanya menang 1-0. Inipun karena gol penalti Robby Darwis di menit 23, setelah Yudi Guntara dilanggar di dalam kotak penalti. Kemenangan tipis ini mendapat kritikan karena Persib dianggap terlalu percaya diri. Akibatnya, Persib kehilangan permainan tiktak dan gerakan mematikan mereka. Dengan hasil ini, Persib lolos ke semifinal walau menyisakan 1 pertandingan lagi.
Di pertandingan ketiga yang sudah tidak menentukan lagi, Persib bermain imbang 0-0 dengan juara bertahan PSM. Di Semifinal, Persib akan berhadapan dengan Persija Jakarta.
Klasemen akhir Grup K
Tim
Main
menang
Draw
Kalah
Skor
Poin
Persib Bandung
3
2
1
0
5-1
5
PSM Makassar
3
1
2
0
2-1
4
PSIR Rembang
3
1
0
2
5-4
2
Persiraja
3
0
1
2
2-8
1
Catatan: 1 kemenangan masih dihargai 2 poin
Semifinal melawan Persija Jakarta
Sebelum pertandingan semifinal melawan Persija, assisten manajer Wardaya mengatakan bahwa Persib akan melawan tim Persija yang kebanyakan pemain senior dengan mengandalkan stamina. Di pihak lain, seorang official Persija mengaku jika tim Macan kemayoran ini berharap pertandingan akan diakhiri dengan adu tembakan penalti. Dan ternyata, harapan Persija terkabul karena pertandingan memang harus diakhiri dengan adu tembakan penalti setelah kedua tim hanya mampu bermain imbang 1-1 di 120 menit pertandingan.
Dalam pertandingan ini tertanggal , Persib menurunkan lineup: Aries Rinaldi, Dede iskandar, Nandang Kurnaedi, Yadi Mulyadi, Robby Darwis, Roy Darwis (Nana), Mulyana (Asep Kustiana), Yusuf Bahtiar, Kekey Zakaria, Yudi Guntara, Sutiono. Sedangkan tim Persija bermaterikan: Zahlul Fadil, Prayitno Adi, Rachmad Darmawan, Zainul Arifin, Marzuki Nyak Mad, M Suryaman, Royadi SN (Patar Tambunan), Suhardi, Miro Balto Bento (Tony Tanamal), Iskandar, Agus Supriyanto.
Sempat ketinggalan cepat di menit 4 lewat gol Maman Suryaman dari luar kotak penalti setelah mendapat umpan dari Agus Supriyanto, tim Persib berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Yusuf Bahtiar di menit 55 setelah mendapat umpan Yadi Mulyadi.
Pertandingan ini digambarkan oleh Aang Witarsa sebagai pertandingan real final. Kedua tim diisi oleh para pemain dengan teknik tinggi dan pertandingan berlangsung fair.
Pertandingan ini harus berakhir dengan adu tendangan penalti setelah skor berakhir imbang 1-1. Pada saat tersebut, kubu Persib Bandung terlihat panik karena trauma kalah melalui adu penalti. Di masa tersebut, Persib mengalami kekalahan di 3 pertandingan penting melalui adu tembakan penalti, yaitu di final Perserikatan 1983 dan 1985, dan di Piala Persija 1989. Dan semua pertandingan dilangsungkan di Stadion Senayan, yang kini bernama Stadion Gelora Bung Karno.
Ketakutan ini semakin menjadi tatkala tambakan Robby Darwis sebagai penembak pertama berhasil diblok kiper Zahlul Fadil. Namun nampaknya keberuntungan masih berpihak di tim Maung Bandung ketika penembak Yudi Guntara, Asep Kustiana, Sutiono, dan terakhir Yusuf Bahtiar berhasil menceploskan bola ke gawang. Sebaliknya, dua penembak terakhir Persija yaitu Tony Tanamal dan Maman Suryaman malah gagal mencetak gol. Hanya Patar Tambunan, Iskandar, dan Rachmad Darmawan saja yang sukses mencetak gol.
Pasca gol penalti terakhir dari Yusuf Bachtiar, meledaklah sekitar 75 ribu penonton yang hadir di Senayan senja itu. Persib lolos ke final, bobotoh merayakan kemenangan dengan berbagai tingkahnya, official tim menyambut haru, ketua umum Persib Wahyu Hamijaya hanya bisa memandang para pemainnya. Ateng Wahyudi terdiam membisu sambil sesekali mengusap air mata beliau.
Sumber:
HU Pikiran Rakyat 1993-1994
rsssf.com
Bersambung …
Penulis adalah bobotoh biasa yang kebetulan menjadi wartawan Simamaung.com, ber-akun twitter di: @hevifauzan.
Baca juga:
Bagian pertama: 17 April, Mengenang Momen Jawara Perserikatan 1994 (Bag I)
Bagian Ketiga: Mengenang Momen Jawara Perserikatan 1994 (Bag III-Habis): Persib Juara
Arena Bobotoh: Legenda Persib Yang Dipuji Fabio Capello Itu Bernama Yudi Guntara

Lolos sebagai juara grup Wilayah Barat, Persib Bandung segera mempersiapkan diri untuk mengarungi babak 8 besar putaran final di Jakarta. Selain diikuti oleh 4 tim Wilayah Barat, putaran final diikuti oleh 4 tim jago Wilayah Timur yaitu Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persegres Gresik, dan PSIR Rembang. Di babak 8 besar, Persib tergabung di grup K bersama Persiraja, PSIR, dan PSM. Persib memulai laga putaran final menghadapi Persiraja banda Aceh tanggal 8 April 1994. Jadi, Persib mempunyai waktu persiapan 2 bulan yang kebetulan beriringan dengan waktu ibadah puasa Ramadhan.
Menghadapi putaran final ini, tim Maung Bandung kembali melakukan TC sebanyak dua kali. TC pertama dilakukan di tengah ibadah puasa Ramadhan pada tanggal 28 Februari sampai 11 Maret 1994. Waktu TC ini sempat mendapat kritikan dari Indra Thohir yang mengatakan bahwa Persib terlambat melakukan TC dan waktu mepet membuat dirinya kesulitan mengatur porsi latihan di waktu tersisa. Waktu istirahat yang terlalu lama pasca putaran kedua babak penyisihan juga membuat stamina pemain Persib harus kembali ditingkatkan.
TC kedua dilaksanakan pasca Idul Fitri antara tanggal 18 Maret sampai 5 April 1994. Manajer Ateng Wahyudi mempunyai pandangan lain tentang waktu pelaksanaan TC. Koran Pikiran Rakyat menulis kutipan pak Ateng yang berpendapat bahwa TC harus dilaksanakan singkat untuk menghindakan pemain dari kejenuhan. Ateng ingin para pemain mencapai puncak penampilannya di babak final. Dan kemudian teori pak Ateng ini terbukti berhasil.
Di putaran final ini, Persib menghadapi satu kendala dimana gelandang bertahan Asep Sumantri mengalami cedera lutut. Akibatnya, Asep harus dicoret bersama 4 pemain lainnya, karena PSSI hanya mengijinkan setiap klub mendaftarkan 19 pemain di putaran final. Empat pemain yang tidak ddaftarkan selain Asep Sumantri adalah Asep Dayat, Dudi Sobandi, dan Nunung Mulyadi. Cederanya Asep Sumantri, membuat Mulyana dan Asep Kustiana bergantian berperan sebagai gelandang bertahan Persib.
Pertandingan pertama Persib adalah melawan Persiraja Banda Aceh pada tanggal 8 April 1994. Di babak penyisihan wilayah, Persib tidak pernah menang dari tim Laskar Rencong dan hanya menuai 2 kali draw. Tapi dalam pertandingan tersebut, Persib menang 4-1 lewat hattrick Sutiono di menit 6, 68, dan 78, dan gol Kekey Zakaria di menit 25. Persib menurunkan lineup: Aries Rinaldi, Dede iskandar, Nandang Kurnaedi, Yadi Mulyadi, Robby Darwis, Roy Darwis, Mulyana, Yusuf Bahtiar, Kekey Zakaria (Asep Poni), Yudi Guntara, Sutiono.
Wartawan Pikiran Rakyat menggambarkan bahwa kekuatan Persib berada satu tingkat di atas Persiraja. Sedangkan mantan pemain Aang Witarsa menulis bahwa duet Sutiono dan Kekey Zakaria sudah mulai padu. Sebelumnya, tim Persib banyak memainkan duet Sutiono dan Tatang Suryana. Duet ini mendapat sedikit kritik dari penulis Persib terkenal yaitu Rahmatullah Ading Affandie (RAF) yang berpendapat bahwa permainan Tatang kurang cocok dengan gaya permainan cepat tim Persib (Pikiran Rakyat, 14 Januari 1994).
Di pertandingan kedua menghadapi PSIR Rembang (10/4/1994), Persib kembali menurunkan susunan starting eleven yang sama. Dalam pertandingan yang dihadiri sekitar 30 ribu penonton ini, Persib hanya menang 1-0. Inipun karena gol penalti Robby Darwis di menit 23, setelah Yudi Guntara dilanggar di dalam kotak penalti. Kemenangan tipis ini mendapat kritikan karena Persib dianggap terlalu percaya diri. Akibatnya, Persib kehilangan permainan tiktak dan gerakan mematikan mereka. Dengan hasil ini, Persib lolos ke semifinal walau menyisakan 1 pertandingan lagi.
Di pertandingan ketiga yang sudah tidak menentukan lagi, Persib bermain imbang 0-0 dengan juara bertahan PSM. Di Semifinal, Persib akan berhadapan dengan Persija Jakarta.
Klasemen akhir Grup K
Tim | Main | menang | Draw | Kalah | Skor | Poin |
Persib Bandung | 3 | 2 | 1 | 0 | 5-1 | 5 |
PSM Makassar | 3 | 1 | 2 | 0 | 2-1 | 4 |
PSIR Rembang | 3 | 1 | 0 | 2 | 5-4 | 2 |
Persiraja | 3 | 0 | 1 | 2 | 2-8 | 1 |
Catatan: 1 kemenangan masih dihargai 2 poin
Semifinal melawan Persija Jakarta
Sebelum pertandingan semifinal melawan Persija, assisten manajer Wardaya mengatakan bahwa Persib akan melawan tim Persija yang kebanyakan pemain senior dengan mengandalkan stamina. Di pihak lain, seorang official Persija mengaku jika tim Macan kemayoran ini berharap pertandingan akan diakhiri dengan adu tembakan penalti. Dan ternyata, harapan Persija terkabul karena pertandingan memang harus diakhiri dengan adu tembakan penalti setelah kedua tim hanya mampu bermain imbang 1-1 di 120 menit pertandingan.
Dalam pertandingan ini tertanggal , Persib menurunkan lineup: Aries Rinaldi, Dede iskandar, Nandang Kurnaedi, Yadi Mulyadi, Robby Darwis, Roy Darwis (Nana), Mulyana (Asep Kustiana), Yusuf Bahtiar, Kekey Zakaria, Yudi Guntara, Sutiono. Sedangkan tim Persija bermaterikan: Zahlul Fadil, Prayitno Adi, Rachmad Darmawan, Zainul Arifin, Marzuki Nyak Mad, M Suryaman, Royadi SN (Patar Tambunan), Suhardi, Miro Balto Bento (Tony Tanamal), Iskandar, Agus Supriyanto.
Sempat ketinggalan cepat di menit 4 lewat gol Maman Suryaman dari luar kotak penalti setelah mendapat umpan dari Agus Supriyanto, tim Persib berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Yusuf Bahtiar di menit 55 setelah mendapat umpan Yadi Mulyadi.
Pertandingan ini digambarkan oleh Aang Witarsa sebagai pertandingan real final. Kedua tim diisi oleh para pemain dengan teknik tinggi dan pertandingan berlangsung fair.
Pertandingan ini harus berakhir dengan adu tendangan penalti setelah skor berakhir imbang 1-1. Pada saat tersebut, kubu Persib Bandung terlihat panik karena trauma kalah melalui adu penalti. Di masa tersebut, Persib mengalami kekalahan di 3 pertandingan penting melalui adu tembakan penalti, yaitu di final Perserikatan 1983 dan 1985, dan di Piala Persija 1989. Dan semua pertandingan dilangsungkan di Stadion Senayan, yang kini bernama Stadion Gelora Bung Karno.
Ketakutan ini semakin menjadi tatkala tambakan Robby Darwis sebagai penembak pertama berhasil diblok kiper Zahlul Fadil. Namun nampaknya keberuntungan masih berpihak di tim Maung Bandung ketika penembak Yudi Guntara, Asep Kustiana, Sutiono, dan terakhir Yusuf Bahtiar berhasil menceploskan bola ke gawang. Sebaliknya, dua penembak terakhir Persija yaitu Tony Tanamal dan Maman Suryaman malah gagal mencetak gol. Hanya Patar Tambunan, Iskandar, dan Rachmad Darmawan saja yang sukses mencetak gol.
Pasca gol penalti terakhir dari Yusuf Bachtiar, meledaklah sekitar 75 ribu penonton yang hadir di Senayan senja itu. Persib lolos ke final, bobotoh merayakan kemenangan dengan berbagai tingkahnya, official tim menyambut haru, ketua umum Persib Wahyu Hamijaya hanya bisa memandang para pemainnya. Ateng Wahyudi terdiam membisu sambil sesekali mengusap air mata beliau.
Sumber:
HU Pikiran Rakyat 1993-1994
rsssf.com
Bersambung …
Penulis adalah bobotoh biasa yang kebetulan menjadi wartawan Simamaung.com, ber-akun twitter di: @hevifauzan.
Baca juga:
Bagian pertama: 17 April, Mengenang Momen Jawara Perserikatan 1994 (Bag I)
Bagian Ketiga: Mengenang Momen Jawara Perserikatan 1994 (Bag III-Habis): Persib Juara
Arena Bobotoh: Legenda Persib Yang Dipuji Fabio Capello Itu Bernama Yudi Guntara

kami rindu persib juara lagi !!!
Bagus sekali tulisan ini, rinci, urut, dan memancing emosi pembaca, shg pembaca serasa dibawa kembali ke masa-masa indah saat itu…..hal spt ini yang memang sangat dinanti natikan oleh semua bobotoh di tanah air (bukan di jabar saja) semua rindu persib juara…..!!! Tahun ini adalah saat nya
Bagus sekali tulisan ini, rinci, urut, dan memancing emosi pembaca, shg pembaca serasa dibawa kembali ke masa-masa indah saat itu…..hal spt ini yang memang sangat dinanti natikan oleh semua bobotoh di tanah air (bukan di jabar saja) semua rindu persib juara…..!!! Tahun ini adalah saat nya….!!!
Waas kalau mengenang kembali masa itu.kebetulan saat semi final hujan gede banget.semoga tidak hanya jadi kenangan saja.tapi kenangan itu terulang lagi tahun ini. dan tahun berikutnya.rindu jadi juara…….