
Negeri Sakura Jepang, salah satu negara yang paling menonjol dalam keseriusan mereka mengembangkan industri sepakbola. Jarang absen dalam ajang Piala Dunia, ‘invasi’ pemain ke Benua Eropa, hingga beberapa title juara mampu diraih tim Samurai Biru.
Para pemain asal Jepang rata-rata mempunyai acuan sukses dari para pendahulunya macam Hitenosi Nakata, Shunsuke Nakamura, Keisuke Honda, Shinji Kagawa, atau Okazaki. Etos disiplin kerja, gigih tak mudah putus asa adalah nilai tersendiri bagi pemain asing Jepang mendapat tempat di Liga Indonesia.
Jepang Pertama di Persib

Persib pertama kali memakai jasa pemain asal Jepang pada tahun 2009/2010. Satoshi Otomo didatangkan dari kasta kedua Liga Jepang untuk menggantikan peran gelandang asal Thailand, Suchao Nutnum di putaran pertama.
Kiprah Otomo tak begitu mulus karena sering dibekap cedera. Hingga manajemen sempat berujar, perekrutannya bagaikan membeli kucing dalam karung. Kegigihan Otomo, ia rampungkan tugasnya di Persib hingga musim berakhir.
Di bawah arahan pelatih Jaya Hartono dan Robby Darwis, pria yang kini berkewarganegaraan Filipina tersebut melewatkan 1.183 menit bermain dalam 15 pertandingan. Setelah meninggalkan Persib ia memperkuat Bontang FC dan Persela Lamongan.
Debut Menjanjikan Pemuda 22 Tahun

Debut mengesankan bagi pemuda 22 tahun saat itu, Shohei Matsunaga, di Liga Indonesia bersama Persib. Berlangsung di Stadion H Agus Salim (5/3/2011), ia membawa Persib unggul lewat golnya di menit 75 ke gawang Semen Padang. Walau akhirnya skor disamakan 1-1.
Perekrutan Matsunaga diplot sebagai pengganti gelandang Singapura Shahril Ishak yang didepak pertengahan musim. Pertimbangan ia layak masuk Persib adalah CV-nya yang telah mengembara empat tahun di Jerman merumput dengan FC Schalke 04 II.
Matsunaga hampir selalu turun di setiap pertandingan Persib sebagai starter. 13 laga dijalani, 11 diantaranya sebagai starter. Torehan golnya bertambah dua setelah debutnya tersebut.
Pemain kelahiran Shizuoka Jepang ini lalu dilepas Persib pada akhir musim. Masih penasaran dengan Liga Indonesia ia menerima timangan klub Persiba Balikpapan berlanjut menuju Persegres Gresik Unted.
Kesempatan Kedua

Karir terbaiknya di Indonesia dilakukan pada tahun 2016. Bersama Beruang Madu Matsunaga menorehkan 13 gol dan 5 assist. Catatan statistik tersebut yang buat Persib di bawah arahan pelatih Jajang Nurjaman kembali kepincut menggaetnya di Liga 1 2017.
Punya pengharapan lebih kepada Matsunaga berdasarkan statistik di atas dalam usia emas (28th) berbaju Persib. Nyatanya ekspektasi tersebut tak begitu sanggup dijalankan, Matsunaga tampak kesulitan dan tak jauh berbeda dengan ukuran penampilan rata-rata pemain lokal.
Janur juga sering memutar otak untuk strategi yang tepat, menyimpannya di bangku cadangan, lalu memainkan di babak kedua. Pasalnya regulasi tahun 2017 yang mewajibkan memainkan tiga pemain U-23 sebagai starter buat Matsunaga beberapa kali menjadi tumbal.
Kesempatan kedua Matsunaga tak lebih baik dari pada tahun pertamanya. Sebagai penyerang tentu jumlah gol jadi representatif ketajaman. Dari 32 penampilan ia hanya mencetak 3 gol, jadi akhir ceritanya di Persib.
Cerminan Ketajaman Samurai

Satu nama Jepang lain yang tak boleh dilewatkan, Kenji Adachihara. Bergabung dengan Persib musim 2013. Perjalanan apiknya di Liga Indonesia sudah dimulai di musim 2009/2010 bersama tim asal Kalimantan Bontang FC.
Pantas saja Maung Bandung memburu tanda tangan pemain kelahiran Kanagawa Jepang tersebut. Ibarat samurai, ia tajam, selalu mencetak gol lebih dari 10 gol setiap musimnya sejak awal pertama menginjakkan langkah ke Liga Indonesia.
2009/2010 = 15 gol (Bontang FC)
2010/2011 = 16 gol (Bontang FC)
2011/2012 = 13 gol (Persiba)
Persib sukses mendapatkannya jadi ancaman serius tim rival, keberadaan Kenji ditambah pula penyerang rekrutan baru naturalisasi Serginho van Dijk. Keduanya menjadi andalan di lini depan asuhan Jajang Nurjaman. Kenji melesakkan 10 gol dari 32 penampilan di musim tersebut.
Komentar Bobotoh