Memainkan Pemain Muda Adalah Investasi
Wednesday, 29 January 2014 | 08:41
Hanjakal…. (Menyesal), itulah umpatan hati saya, saat menyadari bahwa hari ini ada pertandingan PERSIB versus Raj Pracha Thailand negerinya Sucau dan Sintawecay (Kosin) yang tidak dapat saya tonton secara utuh. Didorong oleh rasa kepenasaran dan cinta pada PERSIB, selepas mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, dengan segera saya buka TV Analog di HP. Tanpa sadar sambil berjalan di garbarata menuju pintu keluar, saya berjalan sambil tersenyum bahagia karena layar TV ANalog Saya di Chanel MNC TV masih menyiarkan 18 menit sisa pertandingan PERSIB Babak II dalam keadaan unggul 3-0.
Moment sisa pertandingan itu tidak saya lewatkan begitu saja. Selain karena diliputi rasa bangga atas skor kemenangan sementara, saya sangat apresiatif saat mendengar reporter MNC TV mengomentari arah bola yang diumpankan kepada para mantan punggawa maung ngora (Rudiyana, Agung Pribadi, Sigit Hermawan). Ada kebanggan ada haru dan ada apresiasi atas diberikannya kesempatan kepada anak muda produk sepak bola Bandung untuk tampil dalam ajang ujicoba international. Meski kita tahu persis, Raj Pracha tidak sementereng club Sepak Bola Bangkok Bank, Chonbury atau klub papan atas lainnya. Bagi para pemain muda dan bagi kita yang menontonnya, tetap saja pertandingan tersebut beratmosfer pertandingan internasional. Hal itulah yang menyebabkan saya tidak berkedip dari TV HP. Apalagi beberapa menit kemudian, Tan-Tan Bisa mencetak gol hingga kedudukan menjadi 4-0 Untuk PERSIB.
Diakhir pertandingan kebanggan hati saya semakin bertambah besar manakala mendengar sang reporter menyebutkan bahwa salah satu pencetak gol ke gawang lawan adalah Rudiyana Salah Satu dari pemain muda yang diturunkan kang Janur dalam pertandingan itu. Paska berakhirnya pertandingan segara saya matikan TV HP, namun seketika terlintas pikiran saya kepada kiprah Tim-Tim sepakbola dunia dalam mengorbitkan pemainnya.
Diawali dengan ingatan bagaimana Sir Alex Fergiuson mulai sering menurunkan David Beckham yang awalnya biasa saja namun seiring seringnya tampil mulai menunjukan kemampuannya secara penomenal sebagai pilar MU. Lalu mengingat masa-masa awal Lionel Messi dimainkan di Barcelona. Atau secara lebih spektakuler bagaimana kerangka utama tim usia muda Spanyol yang akhirnya menjadikan Iniesta, Xavi Hernandes dkk menjadi pilar Spanyol merebut Kampium Eropa dan Dunia. Ternyata semua itu bukan kebetulan tapi buah dari sebuah konsistensi tim-tim besar dan negara maju di dunia sepakbola, yang memiliki pandangan bahwa memainkan para pemain muda secara konsisten didalam tim utama meraka adalah sebuah investasi.
Mengapa dikatakan investasi? pertama karena mereka pemain muda, tentu stabilitas emosinya sangat turun naik. Mereka bisa kehilangan kemampuan dalam bermain hanya karena grogi atau juga karena terlalu percaya diri. Kedua sebagaimana pernah saya alami sebagai pemain debutan yunior ke senior adalah takut salah (salah passing, salah kontrol dan rasa takut salah lainnya). Ketiga karena jarang main seringkali tidak mampu mengimbangi feeling pergerakan, visi bermain para seniornya. Manakala seniornya bersikap tidak membimbing dan bahkan menganggap pesaing, jadilah para pemain muda itu hanya pelengkap penderita dalam tim. Situasi ini tidak akan terjadi manakala para pemain muda sering diberi kesempatan bermain.
Dalam hal bermain inilah tentunya pelatih punya tolak ukur saat berhadapan dengan tim-tim dengan kualitas setingkat dibawah PERSIB selayaknya dicoba dalam menit yang cukup. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan dalam parati big match sekalipun, darah muda lebih bernyali dibanding pemain senior yang takut cedera. Lambat Laun sebagaimana sudah ditunjukan AREMA, SRIWIJAYA FC, PERSEBAYA para pemain mudanya bisa menjadi pilar utama, hingga tidak lagi pada musim kompetisi berikutnya merombak tim dan mendatangkan pemain bintang. Inilah yang disebut INVESTASI, sehingga pada akhirnya anggaran belanja pemain bisa lebih efisien dan dapat digunakan untuk kebutuhan pembinan usia muda, Ingat Barcelona berani mengeluarkan biaya pengobatan Messi kecil hanya karena melihat bakat besar si pemain dan diyakini akan menjadi asset klub yang tak ternilai.
Maka tidak berlebihan jika kami pecinta PERSIB yang notabene warga Bandung berharap jajaran pelatih dan manajemen Persib serius mengoptimalakan jasa pemain muda binaan klub-klub di Bandung, untuk diberikan menit bermain yang cukup agar mereka dapat menjadi asset PERSIB kebanggaan warga Bandung dan Jawa Barat. Selain berharap kepada manajemen dan jajaran pelatih, saya juga berharap para pemain bintang Persib tidak lupa diri dan larut dengan kesombongan sehingga mengecilkan peran para pemain muda. Mereka semestinya memberi bimbingnan kepada pemain muda dalam bentuk transfer knowledge, skill bermain, maupun transfer pengalaman dalam membangun mental bertanding.
Seluruh pemain senior PERSIB harus berperan membesarkan para pemain muda untuk kepentingan regenerasi, karena pada akhirnya kemampuan pemain senior itu ada batasnya dan mau tidak mau akan memasuki fase gantung sepatu. Sehingga seantasnyalah selalu membantu setiap generasi penerus olah raga sepakbola. Semoga tim PERSIB makin solid dan harmonis, Amien..
Penulis : Hadian Supriatna, bobotoh, tinggal di Cibiruwetan Cileunyi, Bandung
Pendapat yang dinyatakan dalam karya ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.
Ingin tulisannya dimuat di sini? silahkan kirim artikelmu ke email simamaung.com@gmail.com atau redaksi@simamaung.com

Hanjakal…. (Menyesal), itulah umpatan hati saya, saat menyadari bahwa hari ini ada pertandingan PERSIB versus Raj Pracha Thailand negerinya Sucau dan Sintawecay (Kosin) yang tidak dapat saya tonton secara utuh. Didorong oleh rasa kepenasaran dan cinta pada PERSIB, selepas mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, dengan segera saya buka TV Analog di HP. Tanpa sadar sambil berjalan di garbarata menuju pintu keluar, saya berjalan sambil tersenyum bahagia karena layar TV ANalog Saya di Chanel MNC TV masih menyiarkan 18 menit sisa pertandingan PERSIB Babak II dalam keadaan unggul 3-0.
Moment sisa pertandingan itu tidak saya lewatkan begitu saja. Selain karena diliputi rasa bangga atas skor kemenangan sementara, saya sangat apresiatif saat mendengar reporter MNC TV mengomentari arah bola yang diumpankan kepada para mantan punggawa maung ngora (Rudiyana, Agung Pribadi, Sigit Hermawan). Ada kebanggan ada haru dan ada apresiasi atas diberikannya kesempatan kepada anak muda produk sepak bola Bandung untuk tampil dalam ajang ujicoba international. Meski kita tahu persis, Raj Pracha tidak sementereng club Sepak Bola Bangkok Bank, Chonbury atau klub papan atas lainnya. Bagi para pemain muda dan bagi kita yang menontonnya, tetap saja pertandingan tersebut beratmosfer pertandingan internasional. Hal itulah yang menyebabkan saya tidak berkedip dari TV HP. Apalagi beberapa menit kemudian, Tan-Tan Bisa mencetak gol hingga kedudukan menjadi 4-0 Untuk PERSIB.
Diakhir pertandingan kebanggan hati saya semakin bertambah besar manakala mendengar sang reporter menyebutkan bahwa salah satu pencetak gol ke gawang lawan adalah Rudiyana Salah Satu dari pemain muda yang diturunkan kang Janur dalam pertandingan itu. Paska berakhirnya pertandingan segara saya matikan TV HP, namun seketika terlintas pikiran saya kepada kiprah Tim-Tim sepakbola dunia dalam mengorbitkan pemainnya.
Diawali dengan ingatan bagaimana Sir Alex Fergiuson mulai sering menurunkan David Beckham yang awalnya biasa saja namun seiring seringnya tampil mulai menunjukan kemampuannya secara penomenal sebagai pilar MU. Lalu mengingat masa-masa awal Lionel Messi dimainkan di Barcelona. Atau secara lebih spektakuler bagaimana kerangka utama tim usia muda Spanyol yang akhirnya menjadikan Iniesta, Xavi Hernandes dkk menjadi pilar Spanyol merebut Kampium Eropa dan Dunia. Ternyata semua itu bukan kebetulan tapi buah dari sebuah konsistensi tim-tim besar dan negara maju di dunia sepakbola, yang memiliki pandangan bahwa memainkan para pemain muda secara konsisten didalam tim utama meraka adalah sebuah investasi.
Mengapa dikatakan investasi? pertama karena mereka pemain muda, tentu stabilitas emosinya sangat turun naik. Mereka bisa kehilangan kemampuan dalam bermain hanya karena grogi atau juga karena terlalu percaya diri. Kedua sebagaimana pernah saya alami sebagai pemain debutan yunior ke senior adalah takut salah (salah passing, salah kontrol dan rasa takut salah lainnya). Ketiga karena jarang main seringkali tidak mampu mengimbangi feeling pergerakan, visi bermain para seniornya. Manakala seniornya bersikap tidak membimbing dan bahkan menganggap pesaing, jadilah para pemain muda itu hanya pelengkap penderita dalam tim. Situasi ini tidak akan terjadi manakala para pemain muda sering diberi kesempatan bermain.
Dalam hal bermain inilah tentunya pelatih punya tolak ukur saat berhadapan dengan tim-tim dengan kualitas setingkat dibawah PERSIB selayaknya dicoba dalam menit yang cukup. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan dalam parati big match sekalipun, darah muda lebih bernyali dibanding pemain senior yang takut cedera. Lambat Laun sebagaimana sudah ditunjukan AREMA, SRIWIJAYA FC, PERSEBAYA para pemain mudanya bisa menjadi pilar utama, hingga tidak lagi pada musim kompetisi berikutnya merombak tim dan mendatangkan pemain bintang. Inilah yang disebut INVESTASI, sehingga pada akhirnya anggaran belanja pemain bisa lebih efisien dan dapat digunakan untuk kebutuhan pembinan usia muda, Ingat Barcelona berani mengeluarkan biaya pengobatan Messi kecil hanya karena melihat bakat besar si pemain dan diyakini akan menjadi asset klub yang tak ternilai.
Maka tidak berlebihan jika kami pecinta PERSIB yang notabene warga Bandung berharap jajaran pelatih dan manajemen Persib serius mengoptimalakan jasa pemain muda binaan klub-klub di Bandung, untuk diberikan menit bermain yang cukup agar mereka dapat menjadi asset PERSIB kebanggaan warga Bandung dan Jawa Barat. Selain berharap kepada manajemen dan jajaran pelatih, saya juga berharap para pemain bintang Persib tidak lupa diri dan larut dengan kesombongan sehingga mengecilkan peran para pemain muda. Mereka semestinya memberi bimbingnan kepada pemain muda dalam bentuk transfer knowledge, skill bermain, maupun transfer pengalaman dalam membangun mental bertanding.
Seluruh pemain senior PERSIB harus berperan membesarkan para pemain muda untuk kepentingan regenerasi, karena pada akhirnya kemampuan pemain senior itu ada batasnya dan mau tidak mau akan memasuki fase gantung sepatu. Sehingga seantasnyalah selalu membantu setiap generasi penerus olah raga sepakbola. Semoga tim PERSIB makin solid dan harmonis, Amien..
Penulis : Hadian Supriatna, bobotoh, tinggal di Cibiruwetan Cileunyi, Bandung
Pendapat yang dinyatakan dalam karya ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.
Ingin tulisannya dimuat di sini? silahkan kirim artikelmu ke email simamaung.com@gmail.com atau redaksi@simamaung.com

hade…
Maung ngora ngora pisan
Persib aing aing pisang
Maung aing aing digegel
Visi kedepan harus diutamakan… Maung ngora adalah jawabn untuk persib dimasa depan… Mudah2an jd generasi juara…
semestinya emang begitu…pemain muda selalu diberi kesempatan, khususnya dalam laga yang tidak begitu penting tapi mempunyai nilai….
jangan seperti kemarin pada saat melawan Persik Kediri, awalnya janur menurunkan pemain muda, setelah tertinggal 0 – 2 pemain2 mudanya pada ditarik digantikan senior nya…contoh kiper M. Natsir diganti Made….
semestinya jika mau mengorbitkan pemain mudah jangan seperti itu si janur teh…..itu secara tidak langsung akan membuat mental pemain jadi “Down” lama2 kalau cara mengorbitkannya seperti itu.
kalau mau ya, di saat team lagi menang besar dan kondisi memungkinkan untuk bisa menambah keunggulan baru turunkan pemain muda…..
saya yakin kejadian waktu melawan Persik pasti ada pemain muda yang mentalnya sempat Down….untung kondisi nya bisa berbalik…gimana jika tetap kalah….tentunya banyak kerugian dari coba2 si janur pada saat itu bukan?
Rudiana sangat potensial, speed mantap, ngacak2 pertahanan lawan, naluri eksekusi bagus, dribling oke… tinggal kasih jam terbang insyaAllah ga lama jd striker masa depan timnas.
setuju kang … Punten sanes sok tau .. tapi abdi mah asa mending terus matengkeun Rudiyana tibatan maksakeun Kang Tantan …
wuaaah naon kalah rek neang striker asing deui euy ah…. padahal nu ngora ge can dimaksimalkeun
Leres pisan kang…..mantaf pemikiran teh da emang fakta proses demikian adanya,,jangan beli pemaen lagi lah optimalkan potensi yang ada..terutama di jajaran pelatih dan manajemen harus percaya pada pemain binaan sendiri biar para pemain muda pada percaya diri…mungkin karna gak pede yang dulu2 plus gak dipercaya mainnya jadi kaku dan terbebani para pemain muda jadi jelek mainnya…tapi kalo udah main di klub lain dan dipercaya jadi bagus…..faktanya TANTAN dan FERDINAN. kenapa harus melanglang buana heula baru direkrut lagi??????? HARUS JADI EVALUASI YANG DULU-DULU TEH ATTUH……..SIBB,,,,!!!!!
ya utk pelatih dan manajemen kami mengusulkan agar pemain2 hsl binaan Persib spt Rudian lbh sering diberi kesempatan/kepercayaan main spt di klub2 lain
ada beberapa kondisi yang sangat memungkinkan untuk rotasi pemain
– tiap pertandingan, sisipkan minimal satu saja pemain muda di line up (kecuali kondisi si pemain muda tidak fit)
– dalam beberapa pertandingan, Persib harus bisa cetak gol cepat dan defisit golnya jauh dari lawan, sehingga pada 20-30 menit terakhir, pemain muda bisa dimainkan (tenaga masih full, ada kemungkinan dia berkontribusi juga)
– pelatih harus jeli membaca pertandingan, siapa tim yang dihadapi hari ini dan siapa tim yang dilawan ke depannya. jangan sampai nantinya menjanjikan rotasi pemain, tapi tim yang akan dihadapinya sedang on fire sehingga niat hanya sebatas niat
– Event Timnas akan segera datang, maka pelatih harus bisa memanfaatkan pemain muda, jangan hanya sebagai back up jika dalam keadaan kekurangan pemain
– menurunkan pemain muda hanya pada 3 menit terakhir? buang waktu, ya. mental pemain muda turun, jelas. Dan pada akhir musim mereka cari klub lain. Akan bagus jika mereka berkembang di klub barunya, jika tidak?
inti na mah harus bisa memberikan kesempatan lebih kepada maung ngora
Tetap di selebriti invessstigasi busmperttabrutwaw
emang teu lepat kang utamina maung ngora dipaenkeun
tapi terakit investasi abdi rada kirang setuju?
kunaon karena liga di urang oge PSSI na acak adut trus eweuh fee transfernya asanateh jarang aya klub nu daek nebus pemain nu hade
pasti nunggu masana kontrak habis jeung di dekeutan and dibeli tinggi pas manehna beak kontrak
nah kembali yang jadi titik galau antara loyalitas dan duit
mun saya pribadi loyal ka team d indo
management jeung club mun cedera pemain tau sendiri langsung putus kontrak dan laina ngubaran.
jadi untuk investasi
1.alangkah baiknya benahi dulu dri PSSI mengenai liganya sendiri
2.oke investasi kalo berjalan fee transfer bagi club ngarana ge investasi
3.bagi klub oge pan rek investasi mun pemaen cedera wayahna diubaran karek pemaen bsa loyal