
Pemain hebat belum tentu jadi legenda, betapa garangnya Christian Bekamenga, Serginho van Dijk, hingga Ezechiel N’Douassel menjadi mesin gol Persib, namun mereka belum melegenda selayaknya Atep. Pengabdian satu dekade kepada klub, punya sebutan pemain maha agung Lord, mengangkat trofi menyudahi dahaga gelar 19 tahun pada 2014.
Kala itu Atep jadi role model dan icon sepakbola Bandung. Jika bertanya pada seorang Bobotoh cilik yang polos tentang siapa pemain favorit di Persib, dengan seketika mereka akan menyebut nama Atep yang bernomor punggung 7. Pernah juara, serta menjadi kapten dari Michael Essien gelandang legendaris Chelsea (2017).
Musim-musim juara periode 2014-2015 dianggap sebagai puncak karier Atep sebagai pemain. Ya, walau pun kerap tampil dari bangku cadangan, satu tempat selalu ada untuknya di babak kedua. Setelah momen-momen bersejarah itu tak ada lagi prestasi yang dapat ia raih. Tren penurunan performa Atep jelas dirasakan. Itu terlihat dari kepercayaan pelatih kepadanya yang berkurang.
Musim 2017 Atep jalani 27 pertandingan dengan 1650 menit bermain dengan mencetak 3 gol. Semusim berikutnya, Atep bahkan jarang sekali mendapat kesempatan di tangan pelatih Argentina Mario Gomez (2018), hanya 835 menit bermain di 17 pertandingan, ia lalu pergi di akhir musim karena tak mendapat perpanjangan kontrak.
Pemikiran Atep akan gantung sepatu di Persib kenyataannya salah. Tidak ada yang mengira musim tersebut menjadi yang terakhir ia berbaju biru-biru Maung Bandung. Nomor 7 yang sudah ia kenakan untuk berperang 10 tahun memenuhi ekpektasi Bobotoh terpaksa ditanggalkan.
Lalu kegalauan menyetubuhinya sampai-sampai Atep menolak menerima tawaran klub Liga 1 demi menghindari pertemuan melawan klub yang ia cintai. Atep berlabuh di klub Liga 2 Mitra Kukar, musim ini (2020) ia bermain untuk PSKC Cimahi bersama rekan sekompatriotnya dulu di Persib, Tantan.
Nasib perpisahan Atep memang tak pernah diketahui dan tak sebaik perpisahan Bojan Malisic. Atau tak seindah dan berkesannya perpisahan Hariono. Atep adalah satu dari beberapa legenda yang tak mendapat perlakuan istimewa dari tim yang ia cintai. Bahkan ia harus pergi dari klub lewat pemberitahuan pesan singkat. Persib bukan tempat yang ramah bagi para legenda yang hendak mengakhiri kariernya di tim.
Komentar Bobotoh