
Benci memang mengingat kepergian sang mantan. Ketika berada di jalur yang benar dengan segala kenangan indah, kenyataan berkata lain. Meninggalkan adalah jalan terbaik untuknya merajut mimpi-mimpi lain. Oh Makan Konate.
Berjanji untuk kembali, ketika bukan jodoh, akan ada satu cerita sensitif untuk diungkit kembali, entah itu janji manis atau janji palsu. Persib dan Bobotoh sudah terlanjur sayang, tapi kami harus move on.
Konate berpisah diakhir tahun 2015 dalam turnamen Piala Jenderal Sudirman di Sidoarjo. Tentu kehilangan besar ia salah satu pemain Afrika yang dimiliki Persib yang sukses memboyong gelar menyudahi dahaga gelar 19 musim (2014). Catatanya dalam 30 pertandingan bersama Persib adalah 2.723 menit dengan 14 gol dicetaknya di liga.
Ia hengkang ke Liga Malaysia gabung T-Team karena Indonesia tengah di banned FIFA. Ketika kembali ke Indonesia tahun 2018, bukan ia berlabuh ke Persib, malah menjalin kesepakatan dengan Sriwijaya FC.
Konate jadi bulan-bulanan Bobotoh ketika kembali ke Bandung sebagai lawan di Turnamen Piala Presiden 2018. Sorakan “wuuuuuuu…” terdengar tiap kali ia menguasai bola. Permainan terbaiknya tidak keluar secara maksimal di bawah instruksi Rahmad Darmawan, Makan cs menelan kekalahan 1-0 dari mantannya.
Jelas, hati kecil Bobotoh sebenarnya belum beranjak dari sosok periang ini yang pernah bersama mengangkat trofi. Disadari pemain asal Mali ini telah meninggalkan standar kualitas tinggi ketika pergi.
Robertino Pugliara, Marcos Flores, hingga Michael Essien mengisi kekosongan slot gelandang asing, namun belum mampu menyamai peran penting dan capaian the number 10.
Kerinduan yang masih tersimpan namun itu dirasa tidak perlu, terlebih sang pemain memutuskan menerima timangan tim rival bergengsi Arema FC di pertengahan musim 2018.
Sosoknya yang kerap berada di belakang penyerang memang belum tergantikan lagi di Persib. Bahkan hingga skuad Robert Alberts kini mentas di Liga 1. Tak ada gelandang asing yang bertipikal sama dengan Konate.
Mulai dari Rene Mihelic, Kevin Van Kippersluis, hingga Omid Nazari, bukan tipe gelandang play maker degan kekuatan fisik, visi brilian, berinsting penakluk seperti Konate.
Walau masuk dalam radar incaran pemain di awal 2020 ini, Konate belum juga berjodoh lagi dengan Persib. Tapi, racikan Robert Albert –meski tanpa Konate– mampu berbicara banyak (tiga pekan Liga 1 2020). Kokoh di benteng pertahanan, stabil di lini tengah, tajam penuh kreativitas di lini depan.
Sudahlah sudah, merelakan adalah cara terbaik untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi. Bukan kah nama di punggung tidak lebih besar dari pada logo di dada. Bukan kah perpisahan adalah kata lain dari sebuah pertemuan. Yakin semua yang datang pasti akan pergi.
Mamang Djaja Mihardja
06/06/2020 at 20:58
teu perlu da geus kanyahoan titik lemahna ayeuna mah…
BAHAR
07/06/2020 at 07:41
ATK = Asa Teu Keudah…
ATK = Asa teu Kudu
ATK = AsaTeu Karingrang
ATK = Asa Teu Ka butuh
ATK = Asa Teu Kapaksa dll