Masih Bisakah PERSIB Memainkan Striker Asing di Kompetisi Asia?
Monday, 02 February 2015 | 12:33Setelah memastikan diri sebagai juara ISL lewat musim yang dramatis dan diakhiri dengan melawan Persipura di final, PERSIB berhak menjadi wakil Indonesia di kompetisi ASIA, tidak seperti Persipura yang langsung mendapat spot di AFC Cup, PERSIB punya kesempatan untuk menjajal kompetisi yang lebih elit, yaitu Liga Champions Asia (LCA), setelah berdasarkan penilaian AFC, peringkat Liga Indonesia berada di deretan 20 besar. Namun PERSIB harus melalui jalur yang tidak mudah, karena harus melakoni play off lewat laga tandang ke dua Negara yang peringkat koefisiensi nya lebih atas, yaitu Vietnam & Republik Korea.
Terlepas dari bagaimana peluang PERSIB diatas lapangan, sebagai sosok dengan prestasi komplit (Juara ISL & ISL U21 sebagai peltaih, serta Juara Divisi Utama & Perserikatan sebagai Pemain & Asisten Pelatih) Djajang Nurjaman tentu sudah punya strategi sendiri. Dan anggaplah PERSIB bisa mencapai target yang diinginkan, yaitu tampil di babak utama LCA. Namun bisakah PERSIB mencapainya tanpa striker asing? Bukan hal yang mustahil, tapi kalau pun nanti Koh Traore, atau siapa pun striker asing yang di rekrut, toh gak ada salahnya di daftarin.
Beberapa waktu lalu, yang juga telah diberitakan hampir semua media olahraga nasional, Djajang mengatakan bahwa PERSIB hanya akan mengandalkan striker lokal selama gelaran LCA, sebuah pilihan yang patut di apresiasi tentunya, karena memberikan kesempatan bagi putra bangsa di ajang internasional. Yang menjadi masalah ialah ketika keputusan ini didasarkan pada keterpaksaan, bukan karena bagian dari strategi. Memang 4 Januari adalah batas pendaftaran pemain, namun ternyata itu bukanlah batas akhir. Pada poin 28 Regulasi Kompetisi ACL disebutkan batas pendaftaran pertama tersebut

Dalam poin 28 tersebut dijelaskan mengenai 3 jenis pendaftaran pemain, PERSIB harus mengacu pada poin 28.1.1 karena harus bertanding via play off, sementara 2 lainya batas pendaftaran untuk klub yang lolos otomatis ke babak utama dan perempat final kelak.
Namun perlu diperhatikan pula poin 29.4.1 berikut:

Secara garis besar poin 29 dari Competition Regulations of ACL membahas tentang kemungkinan perubahan setelah klub mendaftarkan pemain nya. Hal yang sudah seharusnya ada, karena kemungkinan perubahan tak bisa di hindari. Di sub poin 29.4.1 menjelaskan hak sebuah klub untuk mengganti sampai 3 pemain yang telah di daftarkan apabila mengalami cedera, setelah klub mengirim keterangan medis, komisi medis AFC kemudian akan melakukan review apakah cedera nya serius atau tidak yang mengakibatkan pemain tersebut harus absen dari kompetisi. Pengiriman keterangan cedera ini harus maksimal 7 hari sebelum pertandingan play off, yang berarti bagi PERSIB, tanggal 3 Februari. Karena pertandingan pertama di babak play off menghadapi Hanoi T&T akan dilaksanakan pada tanggal 10 Februari.
Sub poin selanjutnya, hal ini kaitanya dengan perburuan striker asing PERSIB, yakni poin 29.4.2 membahas tentang perubahan daftar pemain dengan alasan di luar cedera.

Kembali di sebutkan bahwa PERSIB dan tim yang bertanding di babak play off masih bisa mendaftarkan pemain baru atau mengganti daftar pemain yang sudah ada. Karena PERSIB baru mendaftarkan sekitar 22 pemain (termasuk Sigit) maka masih ada tempat bagi baik striker asing maupun pemain lokal lainya untuk di daftarkan, karena jumlah maksimal nya ialah 30 pemain. Maka total jumlah perubahan daftar pemain ialah 8 pemain, dimana 3 diantaranya dengan alalsan cedera. Dan apabila nanti PERSIB berhasil mengalahkan Hanoi serta Seoul FC, PERSIB pun masih bisa merubah daftar pemain lagi lagi 7 hari dan total 8 pemain sebelum Match Day 1 babak utama dilangsungkan. Seperti di jelaskan dalam poin berikut:

Apabila nanti PERSIB berhasil masuk ke babak 16 besar, seperti harapan semua Bobotoh, AFC tidak membuka perubahan daftar pemain, perubahan daftar pemain kembali bisa di lakukan saat memasuki babak 8 besar dan setelah itu tidak akan nada perubahan lagi sampai tim juara LCA di temukan. Dan apabila sebuah klub tidak mengirimkan perubahan, maka daftar pemain dianggap sama seperti saat babak sebelumnya.

Kita memang baru akan menyaksikan penampilan Maycon dan Koh untuk pertama kalinya di layar kaca, tidak ada jaminan mereka akan lebih dari Tantan atau bahkan Rudiyana, namun apabila mereka tampil menjanjikan tentu akan menjadi opsi yang bagus bagi tim dalam menghadapi ISL dan khususnya kompetisi Asia. Karena ternyata masih bisa menggunakan striker asing di kompetisi terbesar di benua terbesar ini.
Sebagai informasi, AFC juga memperbolehkan setiap klub untuk memasang 4 pemain asing dimana 1 diantaranya harus berasal dari Asia, namun regulasi ini nampaknya tidak akan di manfaatkan PERSIB karena PT Liga hanya memperbolehkan 3 pemain asing untuk bermain di ISL. Mubazir rasanya kalo PERSIB harus mengontrak pemain Asia hanya untuk kompetisi Asia.
Side note:
Mencoba realistis, lolos dari babak play off saja tentu sebuah kebanggan bagi Bobotoh dan Indonesia tentunya, kesuksesan tampil di kompetisi Asia seharusnya tidak hanya dinilai dari seberapa jauh tim melangkah, namun juga memberi kesan, kenangan serta impact jangka panjang lain bagi PERSIB khususnya. Fakta bahwa regulasi ketat diterapkan AFC di harapkan juga menjadi momentum bagi PERSIB untuk berakselerasi menjadi tim yang lebih professional. Menjadi jawara Indonesia tentu suatu yang membanggakan, namun dalam perspektif global, PERSIB ialah juara dari liga terbaik ke 18 di Asia. Kita boleh bangga ketika berargumen bahwa PERSIB tim yang mapan karena tidak pernah menunggak gaji, namun argument yang sama tentu tidak bisa digunakan untuk “menyerang” para fans Kashima Antlers maupun Mung Thong United.
Apabila dulu banyak orang merasa tak paham kenapa PERSIB menduduki peringkat 1 dunia dalam sebuah poling, maka ini saatnya bagi PERSIB untuk merambah coverage yang lebih luas, kesempatan untuk memperkenalkan diri pada region yang baru. Memang beberapa orang asing telah menunjukan ketertarikan terhadap bolasepak Indonesia, namun yang mereka tau ialah fakta bahwa pernah ada dualisme di liga kita, atau hal negative lainya. Ini jadi sebuah tantangan serta kesempatan bagi PERSIB untuk menjadi ambassador Indonesia. Dengan berpartisipasi di kancah Asia mungkin akan lebih banyak orang asing yang mengenal PERSIB tanpa harus susah payah menggunakan Google translate.
Sebuah harapan pula apabila hal hal di luar lapangan hijau semacam pembinaan serta sporting insfrastruktur seperti yang di syaratkan AFC, bisa lebih baik. Kemandirian PERSIB juga bisa lebih terlihat. Apabila PERSIB terbiasa menggunakan jasa pihak ke tiga dalam menyelenggarakan International Friendly match, maka mungkin ke depan akan nada satu divisi International Relations dari PERSIB untuk lebih mengglobalkan klub. Bayangkan bila PERSIB menyelenggarakan sebuah internasional turnamen yang klub undangan nya di pilih sendiri dengan mempertimbangkan kebutuhan klub seperti gaya permainan ataupun market, tentu akan menjadi sebuah poin plus. Perlu juga belajar dari penyelenggaraan turnamen segitiga, yang entah kenapa banyak yang memplesetkan menjadi “Trollfeo”, beberapa waktu lalu, dengan kepastian bahwa setiap tim yang berpartisipasi akan menjadi juara, mungkin tim tim yang telah lama tidak juara sseperti Liverpool, AC Milan, Brescia maupun timnas Indonesia akan antusias untuk ikut bergabung. Tentu ini adalah sebuah hal yang bagus.
Ini Momentum Asia SIB!
Ditulis oleh @SidiqFachrul

Setelah memastikan diri sebagai juara ISL lewat musim yang dramatis dan diakhiri dengan melawan Persipura di final, PERSIB berhak menjadi wakil Indonesia di kompetisi ASIA, tidak seperti Persipura yang langsung mendapat spot di AFC Cup, PERSIB punya kesempatan untuk menjajal kompetisi yang lebih elit, yaitu Liga Champions Asia (LCA), setelah berdasarkan penilaian AFC, peringkat Liga Indonesia berada di deretan 20 besar. Namun PERSIB harus melalui jalur yang tidak mudah, karena harus melakoni play off lewat laga tandang ke dua Negara yang peringkat koefisiensi nya lebih atas, yaitu Vietnam & Republik Korea.
Terlepas dari bagaimana peluang PERSIB diatas lapangan, sebagai sosok dengan prestasi komplit (Juara ISL & ISL U21 sebagai peltaih, serta Juara Divisi Utama & Perserikatan sebagai Pemain & Asisten Pelatih) Djajang Nurjaman tentu sudah punya strategi sendiri. Dan anggaplah PERSIB bisa mencapai target yang diinginkan, yaitu tampil di babak utama LCA. Namun bisakah PERSIB mencapainya tanpa striker asing? Bukan hal yang mustahil, tapi kalau pun nanti Koh Traore, atau siapa pun striker asing yang di rekrut, toh gak ada salahnya di daftarin.
Beberapa waktu lalu, yang juga telah diberitakan hampir semua media olahraga nasional, Djajang mengatakan bahwa PERSIB hanya akan mengandalkan striker lokal selama gelaran LCA, sebuah pilihan yang patut di apresiasi tentunya, karena memberikan kesempatan bagi putra bangsa di ajang internasional. Yang menjadi masalah ialah ketika keputusan ini didasarkan pada keterpaksaan, bukan karena bagian dari strategi. Memang 4 Januari adalah batas pendaftaran pemain, namun ternyata itu bukanlah batas akhir. Pada poin 28 Regulasi Kompetisi ACL disebutkan batas pendaftaran pertama tersebut
Dalam poin 28 tersebut dijelaskan mengenai 3 jenis pendaftaran pemain, PERSIB harus mengacu pada poin 28.1.1 karena harus bertanding via play off, sementara 2 lainya batas pendaftaran untuk klub yang lolos otomatis ke babak utama dan perempat final kelak.
Namun perlu diperhatikan pula poin 29.4.1 berikut:
Secara garis besar poin 29 dari Competition Regulations of ACL membahas tentang kemungkinan perubahan setelah klub mendaftarkan pemain nya. Hal yang sudah seharusnya ada, karena kemungkinan perubahan tak bisa di hindari. Di sub poin 29.4.1 menjelaskan hak sebuah klub untuk mengganti sampai 3 pemain yang telah di daftarkan apabila mengalami cedera, setelah klub mengirim keterangan medis, komisi medis AFC kemudian akan melakukan review apakah cedera nya serius atau tidak yang mengakibatkan pemain tersebut harus absen dari kompetisi. Pengiriman keterangan cedera ini harus maksimal 7 hari sebelum pertandingan play off, yang berarti bagi PERSIB, tanggal 3 Februari. Karena pertandingan pertama di babak play off menghadapi Hanoi T&T akan dilaksanakan pada tanggal 10 Februari.
Sub poin selanjutnya, hal ini kaitanya dengan perburuan striker asing PERSIB, yakni poin 29.4.2 membahas tentang perubahan daftar pemain dengan alasan di luar cedera.
Kembali di sebutkan bahwa PERSIB dan tim yang bertanding di babak play off masih bisa mendaftarkan pemain baru atau mengganti daftar pemain yang sudah ada. Karena PERSIB baru mendaftarkan sekitar 22 pemain (termasuk Sigit) maka masih ada tempat bagi baik striker asing maupun pemain lokal lainya untuk di daftarkan, karena jumlah maksimal nya ialah 30 pemain. Maka total jumlah perubahan daftar pemain ialah 8 pemain, dimana 3 diantaranya dengan alalsan cedera. Dan apabila nanti PERSIB berhasil mengalahkan Hanoi serta Seoul FC, PERSIB pun masih bisa merubah daftar pemain lagi lagi 7 hari dan total 8 pemain sebelum Match Day 1 babak utama dilangsungkan. Seperti di jelaskan dalam poin berikut:
Apabila nanti PERSIB berhasil masuk ke babak 16 besar, seperti harapan semua Bobotoh, AFC tidak membuka perubahan daftar pemain, perubahan daftar pemain kembali bisa di lakukan saat memasuki babak 8 besar dan setelah itu tidak akan nada perubahan lagi sampai tim juara LCA di temukan. Dan apabila sebuah klub tidak mengirimkan perubahan, maka daftar pemain dianggap sama seperti saat babak sebelumnya.
Kita memang baru akan menyaksikan penampilan Maycon dan Koh untuk pertama kalinya di layar kaca, tidak ada jaminan mereka akan lebih dari Tantan atau bahkan Rudiyana, namun apabila mereka tampil menjanjikan tentu akan menjadi opsi yang bagus bagi tim dalam menghadapi ISL dan khususnya kompetisi Asia. Karena ternyata masih bisa menggunakan striker asing di kompetisi terbesar di benua terbesar ini.
Sebagai informasi, AFC juga memperbolehkan setiap klub untuk memasang 4 pemain asing dimana 1 diantaranya harus berasal dari Asia, namun regulasi ini nampaknya tidak akan di manfaatkan PERSIB karena PT Liga hanya memperbolehkan 3 pemain asing untuk bermain di ISL. Mubazir rasanya kalo PERSIB harus mengontrak pemain Asia hanya untuk kompetisi Asia.
Side note:
Mencoba realistis, lolos dari babak play off saja tentu sebuah kebanggan bagi Bobotoh dan Indonesia tentunya, kesuksesan tampil di kompetisi Asia seharusnya tidak hanya dinilai dari seberapa jauh tim melangkah, namun juga memberi kesan, kenangan serta impact jangka panjang lain bagi PERSIB khususnya. Fakta bahwa regulasi ketat diterapkan AFC di harapkan juga menjadi momentum bagi PERSIB untuk berakselerasi menjadi tim yang lebih professional. Menjadi jawara Indonesia tentu suatu yang membanggakan, namun dalam perspektif global, PERSIB ialah juara dari liga terbaik ke 18 di Asia. Kita boleh bangga ketika berargumen bahwa PERSIB tim yang mapan karena tidak pernah menunggak gaji, namun argument yang sama tentu tidak bisa digunakan untuk “menyerang” para fans Kashima Antlers maupun Mung Thong United.
Apabila dulu banyak orang merasa tak paham kenapa PERSIB menduduki peringkat 1 dunia dalam sebuah poling, maka ini saatnya bagi PERSIB untuk merambah coverage yang lebih luas, kesempatan untuk memperkenalkan diri pada region yang baru. Memang beberapa orang asing telah menunjukan ketertarikan terhadap bolasepak Indonesia, namun yang mereka tau ialah fakta bahwa pernah ada dualisme di liga kita, atau hal negative lainya. Ini jadi sebuah tantangan serta kesempatan bagi PERSIB untuk menjadi ambassador Indonesia. Dengan berpartisipasi di kancah Asia mungkin akan lebih banyak orang asing yang mengenal PERSIB tanpa harus susah payah menggunakan Google translate.
Sebuah harapan pula apabila hal hal di luar lapangan hijau semacam pembinaan serta sporting insfrastruktur seperti yang di syaratkan AFC, bisa lebih baik. Kemandirian PERSIB juga bisa lebih terlihat. Apabila PERSIB terbiasa menggunakan jasa pihak ke tiga dalam menyelenggarakan International Friendly match, maka mungkin ke depan akan nada satu divisi International Relations dari PERSIB untuk lebih mengglobalkan klub. Bayangkan bila PERSIB menyelenggarakan sebuah internasional turnamen yang klub undangan nya di pilih sendiri dengan mempertimbangkan kebutuhan klub seperti gaya permainan ataupun market, tentu akan menjadi sebuah poin plus. Perlu juga belajar dari penyelenggaraan turnamen segitiga, yang entah kenapa banyak yang memplesetkan menjadi “Trollfeo”, beberapa waktu lalu, dengan kepastian bahwa setiap tim yang berpartisipasi akan menjadi juara, mungkin tim tim yang telah lama tidak juara sseperti Liverpool, AC Milan, Brescia maupun timnas Indonesia akan antusias untuk ikut bergabung. Tentu ini adalah sebuah hal yang bagus.
Ini Momentum Asia SIB!
Ditulis oleh @SidiqFachrul

bener kang, sistem resgistrasi di game FM 2015 juga sepertinya sama dengan real registrasi dibuka setiap playoff sebelum menuju babak grup, dan seterusnya.. semoga sama dengan pengalaman maen Football Manager 2015, pakai team persib menjadi juara ACL pada tahun 2015, komposisi pemain hampir sama cuman 1 penyerang dari thailand dan beberapa pemain wonderkids indonesia. (ya mudah2an sj tidak hanya di game tapi di dunia real juga jadi juara) Bravo Persib
boleh betul bisa digunakeun ku management yeuh
Langkah pertama yg wajib dilakukan Jose Mourinho from Majalengka adalah kalahkan dulu Hanoi, kalo lolos, striker asing dapat di daftarkan. Kelihatannya regulasi LCA ini fleksibel, nggak kaku
Keren ulasannya.. Semoga bs diterjemahkan peluang ini dengan baik oleh Tim Persib. Bagaimanapun jg, sebuah aturan diupayakan untuk dapat merangkai bagian2 yang terserak.. Semoga Persib bisa memanfaatkannya. Ditunggu ulasan berikut nya @SidiqFachrul