Manajemen Angkat Bicara Terkait Komentar Firman Utina
Saturday, 05 December 2015 | 18:05
Manajemen Persib menolak ucapan mantan gelandang mereka, Firman Utina yang mengatakan banyak pasal-pasal merugikan di sodoran kontrak mereka. Disampaikan oleh komisaris PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB), Kuswara S. Taryono bahwa apa yang dikemukakan pemain asal Manado itu kepada media itu salah. Menurutnya tidak klausul yang menyebutkan pemain dilarang mengemukakan pendapat di media ketika mendapat masalah. Begitu juga ketika berhubungan dengan brand lain di luar sponsor Persib.
“Jadi memang tidak ada pasal-pasal yang dikatakan Firman melalui berbagai media baik elektronik maupun media massa selama ini. Dikontrak hanya tertera tata tertib,” ungkap Kuswara kepada awak media di Graha Persib, Sabtu (5/12).
Menurutnya draft kontrak yang disodorkan oleh manajemen tidak dipahami betul oleh sang pemain. Lantaran muncul pemahaman yang keliru sehingga muncul persepsi yang salah dan hal tersebut tersiar luas melalui media. Untuk itu manajemen pun merasa perlu mengklarifikasi kabar tersebut supaya anggapan miring itu bisa kembali normal.
“Jadi kontrak itu harus dibaca secara utuh, tidak bisa item per item. Makannya kita sampaikan ini ke media agar penafsirannya tidak keliru,” tuturnya.
Kuswara sendiri mengaku kecewa dengan pernyataan Firman kepada media beberapa hari yang lalu. Lantaran kini suasana tim menjadi tidak kondusif dan suasana panas pun membut bobotoh memanas. Padahal sodoran kontrak serupa sudah kerap dijumpai oleh pemain yang datang di musim 2013 lalu. Dia pun sebelumnya belum pernah mempermasalahkan tersebut.
“Kontrak ini sebenarnya sama dengan kontrak di ISL (Indonesia Super League). Pasal itu tidak berubah, Firman juga menandatanganinya,” tuturnya.
Kontrak yang ditawarkan kepada pemain sejak sebelum tim bertolak ke Surabaya itu diakui Kuswara tidak berubah dari sodoran biasanya. Hanya saja yang membedakan kontrak ISL dengan Jenderal Sudirman Cup ini hanya dari nilai yang kaitannya dengan hak-hak lain seperti halnya bonus. Selain itu durasi kontrak pun hanya berjalan selama 3 bulan sejak awal November 2015 hingga Februari 2016.

Manajemen Persib menolak ucapan mantan gelandang mereka, Firman Utina yang mengatakan banyak pasal-pasal merugikan di sodoran kontrak mereka. Disampaikan oleh komisaris PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB), Kuswara S. Taryono bahwa apa yang dikemukakan pemain asal Manado itu kepada media itu salah. Menurutnya tidak klausul yang menyebutkan pemain dilarang mengemukakan pendapat di media ketika mendapat masalah. Begitu juga ketika berhubungan dengan brand lain di luar sponsor Persib.
“Jadi memang tidak ada pasal-pasal yang dikatakan Firman melalui berbagai media baik elektronik maupun media massa selama ini. Dikontrak hanya tertera tata tertib,” ungkap Kuswara kepada awak media di Graha Persib, Sabtu (5/12).
Menurutnya draft kontrak yang disodorkan oleh manajemen tidak dipahami betul oleh sang pemain. Lantaran muncul pemahaman yang keliru sehingga muncul persepsi yang salah dan hal tersebut tersiar luas melalui media. Untuk itu manajemen pun merasa perlu mengklarifikasi kabar tersebut supaya anggapan miring itu bisa kembali normal.
“Jadi kontrak itu harus dibaca secara utuh, tidak bisa item per item. Makannya kita sampaikan ini ke media agar penafsirannya tidak keliru,” tuturnya.
Kuswara sendiri mengaku kecewa dengan pernyataan Firman kepada media beberapa hari yang lalu. Lantaran kini suasana tim menjadi tidak kondusif dan suasana panas pun membut bobotoh memanas. Padahal sodoran kontrak serupa sudah kerap dijumpai oleh pemain yang datang di musim 2013 lalu. Dia pun sebelumnya belum pernah mempermasalahkan tersebut.
“Kontrak ini sebenarnya sama dengan kontrak di ISL (Indonesia Super League). Pasal itu tidak berubah, Firman juga menandatanganinya,” tuturnya.
Kontrak yang ditawarkan kepada pemain sejak sebelum tim bertolak ke Surabaya itu diakui Kuswara tidak berubah dari sodoran biasanya. Hanya saja yang membedakan kontrak ISL dengan Jenderal Sudirman Cup ini hanya dari nilai yang kaitannya dengan hak-hak lain seperti halnya bonus. Selain itu durasi kontrak pun hanya berjalan selama 3 bulan sejak awal November 2015 hingga Februari 2016.

Selama ini persib selalu menjadi contoh pengelolaan klub paling baik. Mungkin itu dari sisi bisnisnya. Tapi har diingat bahwa sepal bola itu bukan hanya sekedar bisnis. Ada masalah sosial, budaya dan sejarah yang panjang d sana. Jd menagement PBB jgn diisi oleh ora2 yang hanya mikirin bisnis sj tapi jg yang memahami pemain dan sepaknola yang sebenarnya.
Ieu pisan kang, hayoh we bisnis, loyalitas profersionalisme waduk!!!
Mun bicara bisnis nya bicara profesionalisme. Loyalitas euweuh urusanna jeung profesionalisme, etamah masalah mentalitas. Sebagai contoh, Ibrahimovic itu profesional tp tdk loyal, Francesco Totti, Steven Gerrard itu loyal. Darangkal pisan sih komen teh. Piraku kata per kata kudu dibere conto heula.
Saha nu nyambungkeun propesional jeung loyalitas???hahaha belegug baca sing benerrr sambungkeun ka luhur. Teu kudu ku didinya jelaskeun ge uing ngarti. Inti na lain saukur bisnis nu profesional maenbal mah… Aya nu menta loyal ka pemaen tapi manajemen na teu loyal. Sigana didinya manajemen nyaaa??? Sieun di gerus
Lo yg harus bnyak di kasih contoh conk !!!
Sesuai apa kata komentar firman utina , kalau persib mau berjaya lagi,cepat perbaiki klousul kontrak,itu berarti dia msh ker masih ssiap untuk persib
Klau memang draft kontrk itu benar ada ada keberanian dri pihak manajemn sok ath terbuka tinggal bgian yg berhubungan dgn nominal uang di sensor sja..
Mna cba ingn thu draft kontrak pmain th..
Memang itu confendential tp untk mluruskan kn untuk memperbaiki ke dpn
Knpa tdk toh itu jg buat kbaikan persib
Rasanya mah cukup jelas yg disampaikan pak Kuswara. Kalo mau minta liat kontrak, minta sama Firman yg sudah koar2, bukan sama manajemen. Bobotoh mah ttp bobotoh sampai kapanpun. Jangan lupa, itu manajemen yang sama ketika Persib mengangkat 4 trophy di 3 tahun terkahir. JANGAN LUPA.
Tuh kan ieu mah manajemen, “geus we bobotoh mah cicing weeee terimakeun kalakuan aing manajemen, teu kudu kritis teu kudu protes, ku aing urus sagalana” pasti kitu mikirna. “Pemain datang dan perg, persib tetap besar” padahal kaciri sombong jeung legeg na manajemen, nepikeun ka pemain malabur, jamaknya, lain 1-2 pemain.
Yang terdahulu eka ramdani, maman abdulrahman, ferdinand sinaga salah satu contoh pemain yang bermasalah dengan manajemen.
Nu penting mah lur dihate tetep persib salawasna keun urang doakeun ameh persib jaya terus hidup persib bangkit dan buat bobotoh bagja