Mamic: Yang Penting Memenangkan Pertandingan
Tuesday, 24 January 2012 | 19:45
Sempat tertinggal 0-1 lewat gol Patrice Nzekou dari PSPS Pekanbaru di babak pertama, Persib Bandung akhirnya berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 sampai suara peluit panjang wasit Djumadi Effendi berbunyi. Adalah gol dari kaki Jajang Sukmara dan tendangan bebas Miljan Radovic di babak kedua yang menyelamatkan muka Persib di depan pendukungnya. Dengan kemenangan ini, untuk sementara membawa Persib ke urutan 4 klasemen Liga Super Indonesia 2011/12.
Pelatih kepala Persib Bandung, Drago Mamic dalam konfrensi pers setelah pertandingan mengatakan bahwa gol lawan di menit ke-18 sempat membuat mental bertanding anak asuhnya berantakan sehingga bermain tanpa arah di sisa babak pertama. Namun dengan segala instruksi dan koreksi di ruang ganti saat jeda babak, akhirnya Persib bisa mencetak dua gol di babak kedua.
“Saat kita tertinggal satu gol, kondisi mental memburuk. Saya punya tugas untuk mengangkat mental mereka. Saat istirahat, setelah instruksi dan beberapa koreksi, tim lalu mempunyai reaksi yang bagus, kita dapat mencetak gol balasan dan seperti yang bisa dilihat, akhirnya kita memenangkan pertandingan,” kata Drago Mamic ketika dimintai komentarnya tentang pertandingan.
“Hal yang paling penting hari ini adalah memenangkan pertandingan. Dan kita dapat hasil yang excelent,” lanjutnya.
Persib Bandung mengawali pertandingan dengan sangat hati-hati. Tanpa 3 pemain yang terkena hukuman akumulasi kartu dan Gaspar yang masih cedera, Mamic memasang formasi 4-4-2. Sementara tim tamu PSPS Pekanbaru arahan pelatih Mundari Karya memakai formasi 4-5-1 dengan bomber andalannya Dzumafo Epandi yang sudah mencetak 6 gol di depan.
Lima menit pertama, 2 crossing berbahaya sudah dilancarkan PSPS ke depan mulut gawang Jandri Pitoy, namun belum berhasil dicapai Dzumafo. Berselang 9 menit, bek kiri Persib, M Nasuha harus digotong keluar lapangan karena cedera, Mamic lalu memasukan Jajang Sukmara untuk mengisi posisi tersebut. Tak lama, atau tepatnya pada menit ke-18, berawal dari sebuah crossing dari sisi yang ditinggalkan M Nasuha tersebut, Patrice Nzekou yang muncul dari lini kedua berhasil memenangkan duel dengan dua pemain Persib sekaligus yaitu Maman Abdurahman dan Hendra Ridwan.
Dengan sekali kontrol, tembakan kerasnya mampu bersarang di sisi kiri gawang Jandri Pitoy yang tidak sempat bergerak. Tim tamu unggul sementara 1-0.
Satu-satunya tendangan yang mengarah ke gawang PSPS terjadi di menit ke-31. Sempat mengontrol bola di dalam kotak penalti lawan, Airlangga menendang bola melewati sela-sela kaki bek PSPS. Namun sayang, bola masih dapat ditepis penjaga gawang Fance Hariyanto.
Di babak kedua, beberapa kali tendangan bebas dekat kotak penalti lawan didapat Persib. Dan dua diantaranya berhasil dikonversi menjadi gol. Gol pertama Persib didapat ketika bola hasil tembakan bebas Radovic disapu oleh Dzumafo Epandi. Bola diambil Atep yang langsung mengirim umpan lambung ke dalam kotak penalti. Menerima bola dari Atep, Aliyudin melihat beberapa pemain Persib tanpa kawalan dalam posisi lebih menguntungkan untuk mencetak gol, dan akhirnya di menit ke-50 Jajang Sukmara yang berhasil menggapai umpan Aliyudin untuk mencetak gol profesional pertamanya. Baik Aliyudin dan Jajang dalam posisi tidak offside.
Kemenangan Persib ditentukan oleh gol Miljan Radovic lewat spesialisasinya mengeksekusi tendangan bebas pada menit ke-60.
Dua puluh menit terakhir menjadi menit-menit yang menegangkan buat bobotoh karena pertahanan Persib terus ditekan PSPS. Namun tidak ada gol lagi yang tercipta sampai tambahan waktu habis.

Sempat tertinggal 0-1 lewat gol Patrice Nzekou dari PSPS Pekanbaru di babak pertama, Persib Bandung akhirnya berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 sampai suara peluit panjang wasit Djumadi Effendi berbunyi. Adalah gol dari kaki Jajang Sukmara dan tendangan bebas Miljan Radovic di babak kedua yang menyelamatkan muka Persib di depan pendukungnya. Dengan kemenangan ini, untuk sementara membawa Persib ke urutan 4 klasemen Liga Super Indonesia 2011/12.
Pelatih kepala Persib Bandung, Drago Mamic dalam konfrensi pers setelah pertandingan mengatakan bahwa gol lawan di menit ke-18 sempat membuat mental bertanding anak asuhnya berantakan sehingga bermain tanpa arah di sisa babak pertama. Namun dengan segala instruksi dan koreksi di ruang ganti saat jeda babak, akhirnya Persib bisa mencetak dua gol di babak kedua.
“Saat kita tertinggal satu gol, kondisi mental memburuk. Saya punya tugas untuk mengangkat mental mereka. Saat istirahat, setelah instruksi dan beberapa koreksi, tim lalu mempunyai reaksi yang bagus, kita dapat mencetak gol balasan dan seperti yang bisa dilihat, akhirnya kita memenangkan pertandingan,” kata Drago Mamic ketika dimintai komentarnya tentang pertandingan.
“Hal yang paling penting hari ini adalah memenangkan pertandingan. Dan kita dapat hasil yang excelent,” lanjutnya.
Persib Bandung mengawali pertandingan dengan sangat hati-hati. Tanpa 3 pemain yang terkena hukuman akumulasi kartu dan Gaspar yang masih cedera, Mamic memasang formasi 4-4-2. Sementara tim tamu PSPS Pekanbaru arahan pelatih Mundari Karya memakai formasi 4-5-1 dengan bomber andalannya Dzumafo Epandi yang sudah mencetak 6 gol di depan.
Lima menit pertama, 2 crossing berbahaya sudah dilancarkan PSPS ke depan mulut gawang Jandri Pitoy, namun belum berhasil dicapai Dzumafo. Berselang 9 menit, bek kiri Persib, M Nasuha harus digotong keluar lapangan karena cedera, Mamic lalu memasukan Jajang Sukmara untuk mengisi posisi tersebut. Tak lama, atau tepatnya pada menit ke-18, berawal dari sebuah crossing dari sisi yang ditinggalkan M Nasuha tersebut, Patrice Nzekou yang muncul dari lini kedua berhasil memenangkan duel dengan dua pemain Persib sekaligus yaitu Maman Abdurahman dan Hendra Ridwan.
Dengan sekali kontrol, tembakan kerasnya mampu bersarang di sisi kiri gawang Jandri Pitoy yang tidak sempat bergerak. Tim tamu unggul sementara 1-0.
Satu-satunya tendangan yang mengarah ke gawang PSPS terjadi di menit ke-31. Sempat mengontrol bola di dalam kotak penalti lawan, Airlangga menendang bola melewati sela-sela kaki bek PSPS. Namun sayang, bola masih dapat ditepis penjaga gawang Fance Hariyanto.
Di babak kedua, beberapa kali tendangan bebas dekat kotak penalti lawan didapat Persib. Dan dua diantaranya berhasil dikonversi menjadi gol. Gol pertama Persib didapat ketika bola hasil tembakan bebas Radovic disapu oleh Dzumafo Epandi. Bola diambil Atep yang langsung mengirim umpan lambung ke dalam kotak penalti. Menerima bola dari Atep, Aliyudin melihat beberapa pemain Persib tanpa kawalan dalam posisi lebih menguntungkan untuk mencetak gol, dan akhirnya di menit ke-50 Jajang Sukmara yang berhasil menggapai umpan Aliyudin untuk mencetak gol profesional pertamanya. Baik Aliyudin dan Jajang dalam posisi tidak offside.
Kemenangan Persib ditentukan oleh gol Miljan Radovic lewat spesialisasinya mengeksekusi tendangan bebas pada menit ke-60.
Dua puluh menit terakhir menjadi menit-menit yang menegangkan buat bobotoh karena pertahanan Persib terus ditekan PSPS. Namun tidak ada gol lagi yang tercipta sampai tambahan waktu habis.

Pak Umuh Yth
Semoga kembalikan persib kejalan yang benar…….
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) menunjuk Kadir Halid sebagai salah satu anggota Komite Pemilihan dalam KLB PSSI versi KPSI. Nama Kadir yang bergabung sebagai komite penyelamat sepak bola dibacakan langsung oleh Sekjen KPSI, Hinca Panjaitan dalam pra-Kongres yang berlangsung akhir pekan lalu.
Tidak pelak, siapa Ketua Umum PSSI versi KPSI ditentukan lewat mekanisme pemilihan yang digawangi Kadir Halid cs. Langkah KPSI ini menuai kecaman luas dari sejumlah pihak. Pengamat sepak bola, Rayana Djakasurya menilai, inilah tabir sesungguhnya KPSI yang masih belum rela dengan kejatuhan rezim Nurdin Halid.
Menurutnya, komposisi KPSI yang dihuni oleh sejumlah eks pengurus PSSI Nurdin ditambah masuknya Kadir Halid, menguak usaha sejumlah kalangan untuk kembali mencengkram sepak bola nasional. “KPSI ini sebenarnya dagelan. Mengaku mau menyelamatkan sepak bola padahal semua juga tahu siapa itu mereka. Ada pula adiknya Nurdin Halid di sana (KPSI),” ujar Rayana saat dihubungi Rabu (24/1).
Dia mengaku pernyataan KPSI yang mengaku diri sebagai penyelamat sepak bola, adalah lelucon besar. Menurutnya, sepak bola Indonesia tidak bisa diselamatkan oleh orang-orang yang telah terbukti menghancurkan sepak bola itu sendiri. ”Hanya masyarakat, wartawan, dan FIFA yang mampu menyelamatkan nasib sepak bola. Bukan justru orang yang berpolitik organisasi,” tegas pria yang lama bermukim di Italia tersebut.
Rayana merujuk bagaimana tim nasional Irak yang tidak memiliki federasi sepakbola karena negaranya dilanda perang. Saat itu, FIFA lah yang tampil sebagai penyelamat dengan memberikan kemudahan sehingga Irak pun bisa berprestasi di Olimipade 2004 dan Piala Asia 2007. “FIFA itu mengamati tiap anggotanya. Merekalah yang menyelamatkan anggotanya tanpa kepentingan sedikitpun. Bukannya KPSI yang terdiri dari orang-orang rezim masa lalu,”
Rayana pun mengaku heran dengan langkah KPSI yang coba memutarbalik isi surat FIFA. FIFA, kata dia, tidak bodoh dan bisa dimanipulasi oleh pernyataan PSSI ataupun PSSI. “Dan hasilnya FIFA dalam suratnya sama sekali tidak menyebut KPSI dan justru meminta PSSI untuk menggelar kongres tahunan bukan KLB,”
Dalam kesempatan itu, dia juga mempertanyakan mengapa KPSI begitu ngotot dalam mengusung masuknya rezim Nurdin ke kegiatan sepak bola nasional. Hal itu, kata dia, harus ditelusuri motifnya. Jika perlu diadakan audit keuangan besar-besaran untuk mengetahui ada tidaknya praktik haram yang pernah dilakukan oleh rezim PSSI masa lalu.
Dia pun mengajak masyarakat berpikir logis. Apakah mau percaya dengan KPSI dengan anggotanya seperti Toni Aprilani, Hinca Panjaitan, serta Kadir Halid cs. Atau lebih memegang KONI, dan sejumlah intelektual macam Anis Baswedan, Komaruddin Hidayat, dan Todung Mulya Lubis. “Silahkan saja masyarakat yang menilai secara logis.”
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Abdullah Sammy
yang terpenting mah ikutan dapat jatah kursi dan duit,.. da gak akan ada yang bener. yang bener gimana caranya menyelamatkan kedudukan dan duit. sepak bola dijadikan ikambing hitam karena kambing putih udan pada dikorbankan pas idul adha.