Mamic Bicara Tentang Dino
Sunday, 04 March 2012 | 18:26Beberapa waktu sebelum Persib Bandung bertolak ke Papua dua minggu lalu, terjadi sedikit disharmonisasi diantara staff pelatih. Pelatih fisik Persib Dino Sefrianto saat itu diistirahatkan pelatih kepala Drago Mamic dalam satu latihan pagi di stadion Siliwangi.
Ketika dikonfirmasi kepada Drago Mamic, saat itu ia mengatakan bahwa ini hanya masalah kecil. Dengan harapan agar menjaga konsentrasi tim dalam menghadapi tur Papua, Mamic meminta persoalan ini tidak dulu dibahas sampai mereka pulang kembali ke Bandung.
Pada saat selesai melakukan latihan pagi di hari Sabtu (3/3), Mamic memenuhi janjinya untuk berbicara kepada wartawan mengenai permasalahan ini. Dan berikut adalah pernyataan dari Mamic tentang permasalahan tersebut.
“Sudah saya katakan kepada para assisten untuk tetap loyal kepada klub. Jika mereka loyal kepada klub, mereka akan loyal kepada pelatih.”
“Saya jelaskan kepada mereka untuk bisa mengikuti program saya.”
“Saya tidak tahu alasan mengapa dia meninggalkan klub.”
“Dia sudah dikasih tahu program apa yang harus dilakukan selama bekerja bersama saya, karena saya adalah pelatih kepala yang juga tahu cara mempersiapkan stamina dan fisik, sebab saya mempunyai spesialisasi dan lulus di bagian ini.”
“Dino pergi dan tidak memberitahu siapapun, dia tidak meminta ijin sipappun. Saya harus melindunginya dan mengatakan kepada media sebelumnya dia ijin absen.”
“Setelah 2 hari, tak seorangpun tahu keberadaan dia, dan saya bereaksi layaknya pelatih pro. Untuk kepentingan klub saya katakan ini merupakan hal yang tidak professional.”
“Saya harap, siapapun yang ijin pergi, dapat memberitahukannya 2-3 hari sebelumnya untuk menerima ijin.”
“Tidak benar jika dia tidak diberi kebebasan (dalam melatih).”
“Dia diberi kebebasan di 15 menit awal latihan untuk memberi pemanasan dan 15 menit akhir. Beberapa latihan dia tidak melakukannya di akhir latihan dan saya tanyakan hal itu kepadannya.”
“Kini dia pergi karena tidak diberi waktu cukup, termasuk metode latihannya tidak terpakai. Saya bertanya, bagaimana saya memberi waktu 1 jam untuk latihan fisik jika waktu saya hanya satu jam setengah sampai satu jam 45 menit?”
“Dia hanya berkata mengenai kepentingan dirinya, bukan saya.”
“Saya harus katakan, sebenarnya dia takut terbang sehingga dari jauh hari saya putuskan untuk membawa Robby ke Papua dan Dino harus melatih pemain lain yang tidak ikut di Bandung).”
“Inilah mengapa tidak ada hubungannya kepergian ke Papua dengan masalah ini. Tetapi setelah 5 hari datang, dia tidak melatih sesuai program saya, dan dia datang hanya 3 menit sebelum latihan, makanya saya katakan apa yang harus saya sampaikan.”
“Saya ingin dia belajar dan berdaptasi dengan gaya kepelatihan saya, tapi saya tidak mengerti kenapa dia begitu marah, tapi setiap orang berhak untuk bekerja dengan seseorang atau berhenti.”
“Dan saya menghormati keputusan yang diambilnya.”

Beberapa waktu sebelum Persib Bandung bertolak ke Papua dua minggu lalu, terjadi sedikit disharmonisasi diantara staff pelatih. Pelatih fisik Persib Dino Sefrianto saat itu diistirahatkan pelatih kepala Drago Mamic dalam satu latihan pagi di stadion Siliwangi.
Ketika dikonfirmasi kepada Drago Mamic, saat itu ia mengatakan bahwa ini hanya masalah kecil. Dengan harapan agar menjaga konsentrasi tim dalam menghadapi tur Papua, Mamic meminta persoalan ini tidak dulu dibahas sampai mereka pulang kembali ke Bandung.
Pada saat selesai melakukan latihan pagi di hari Sabtu (3/3), Mamic memenuhi janjinya untuk berbicara kepada wartawan mengenai permasalahan ini. Dan berikut adalah pernyataan dari Mamic tentang permasalahan tersebut.
“Sudah saya katakan kepada para assisten untuk tetap loyal kepada klub. Jika mereka loyal kepada klub, mereka akan loyal kepada pelatih.”
“Saya jelaskan kepada mereka untuk bisa mengikuti program saya.”
“Saya tidak tahu alasan mengapa dia meninggalkan klub.”
“Dia sudah dikasih tahu program apa yang harus dilakukan selama bekerja bersama saya, karena saya adalah pelatih kepala yang juga tahu cara mempersiapkan stamina dan fisik, sebab saya mempunyai spesialisasi dan lulus di bagian ini.”
“Dino pergi dan tidak memberitahu siapapun, dia tidak meminta ijin sipappun. Saya harus melindunginya dan mengatakan kepada media sebelumnya dia ijin absen.”
“Setelah 2 hari, tak seorangpun tahu keberadaan dia, dan saya bereaksi layaknya pelatih pro. Untuk kepentingan klub saya katakan ini merupakan hal yang tidak professional.”
“Saya harap, siapapun yang ijin pergi, dapat memberitahukannya 2-3 hari sebelumnya untuk menerima ijin.”
“Tidak benar jika dia tidak diberi kebebasan (dalam melatih).”
“Dia diberi kebebasan di 15 menit awal latihan untuk memberi pemanasan dan 15 menit akhir. Beberapa latihan dia tidak melakukannya di akhir latihan dan saya tanyakan hal itu kepadannya.”
“Kini dia pergi karena tidak diberi waktu cukup, termasuk metode latihannya tidak terpakai. Saya bertanya, bagaimana saya memberi waktu 1 jam untuk latihan fisik jika waktu saya hanya satu jam setengah sampai satu jam 45 menit?”
“Dia hanya berkata mengenai kepentingan dirinya, bukan saya.”
“Saya harus katakan, sebenarnya dia takut terbang sehingga dari jauh hari saya putuskan untuk membawa Robby ke Papua dan Dino harus melatih pemain lain yang tidak ikut di Bandung).”
“Inilah mengapa tidak ada hubungannya kepergian ke Papua dengan masalah ini. Tetapi setelah 5 hari datang, dia tidak melatih sesuai program saya, dan dia datang hanya 3 menit sebelum latihan, makanya saya katakan apa yang harus saya sampaikan.”
“Saya ingin dia belajar dan berdaptasi dengan gaya kepelatihan saya, tapi saya tidak mengerti kenapa dia begitu marah, tapi setiap orang berhak untuk bekerja dengan seseorang atau berhenti.”
“Dan saya menghormati keputusan yang diambilnya.”

Kang dino teh boga pagawean anyar!ngalatih fisik tukang galian kabel!
intina mah teu “PROFESIONAL”
Tah kitu kalemahan bangsa urang teh can bisa nyaimbangan ka di splinan orang asing matak iraha rek majuna kajeun teuing pasea daripada nurut biasana kitu.
cnah ngranna PELATIH, tpi teu bsa mere conto nu alus ka pamaaen, lalieur khed th…
dino baheula ge pernah di persib, poho teuing pas jaman jayhar ato saha kitu lah.. nyempet aya masalah oge jeung pelatih basa eta.. tp mun bisa mah di rangkul dieu ku menejemen soalna si eta salah satu pelatih fisik terbaik di indonesia DENGAN CATATAN dia mau mengkaui kesalahan dgn profesional dan gentleman dan mau berubah.. 🙂
dino mh IWAK PEYEK aaaaach.mental na teu sakuat fisikna.
naon sih kang ari IWAK PEYEK teh..ha….ha…ha…
Ayolah managmt persib,kumaha?
Sdah 13 prtndgan trlwti,qta trtggal jauh dri pimpnan klasmen,.
Persib harus bgkit,managmt persib hrus trsu2n rapi,..
nu kira kira matak rudet piceun karungan kalautkeun