Lewat Duel Tos-Tosan, Jabar Raih Medali Emas Sepakbola PON XIX
Wednesday, 28 September 2016 | 23:10
Medali emas cabang olahraga sepakbola berhasil direbut oleh tim Jawa Barat usai menaklukan Sulawesi Selatan melaui drama adu penalti. Bertempat di Stadion Si Jalak Harupat, Kamis (29/9/2016), Jawa Barat hanya bermain imbang 0-0 selama 120 menit. Dalam sesi tos-tosan, kiper Persib, Deden Natshir menjadi figur penting bagi kesuksesan Jabar berjaya di tanah legenda lewat 2 save-nya.
Jawa Barat turun dengan kekuatan terbaik mereka yang mayoritas ialah punggawa Persib U-21. Di bawah mistar, Deden Natshir mengawal gawang Jabar. Sedangkan di tengah, Ahmad Basith bersama gelandang andalan Persiba, Abdul Aziz menopang Gian Zola yang ditugaskan menjadi motor serangan. Di sektor menyerang, winger Febri Hariyadi dan andalan PS TNI, Erwin Ramdani diturunkan sejak menit pertama oleh Lukas Tumbuan.
Jawa Barat yang memburu medali emas langsung memegang kendali permainan. Penguasaan bola banyak dipegang oleh double pivot mereka, Abdul Aziz dan Ahmad Basith. Hanya saja Sulawesi Selatan tidak terpancing untuk ikut bermain terbuka dan lebih banyak menunggu tim tuan rumah masuk ke wilayah mereka untuk melakukan pressing.
Sulses juga dengan cerdik mematikan serangan Jabar dengan mengisolasi Gian Zola supaya tidak mendapat bola. Ruang gerak playmaker bernomor 10 itu dibatasi dan hampir selalu ada pemain yang mengikutinya. Kondisi tersebut memaksa Jabar banyak mengalirkan bola ke kedua flank.
Banyak ditekan, Sulses justru mampu mengejutkan pertahanan Jabar lewat aksi Asnawi di menit 30. Melalui aksi solo run, dia mencari ruang tembak di depan kotak penalti tuan rumah. Sepakan keras kaki kiri pun sempat membuat semua yang ada di Jalak Harupat terhenyak, namun bola masih menyamping di kiri gawang Deden.
Jawa Barat baru bisa memberi kejutan kepada Sulses di menit 34 lewat kaki Erwin Ramdani. Berpindah ke flank kanan, dia melakukan operan one-two dengan Angga untuk membelah lini pertahanan Sulses. Sayang di sudut sempit dia memilih melepaskan shoot memberikan umpan ke tengah dan mampu diamankan kiper.
Jabar sekali lagi mengancam gawang Sulsel melalui kaki Angga Febriyanto pada menit 36. Namun bola mengarah tepat ke penjaga gawang dan gagal merubah keadaan. Skor 0-0 pun menutup babak pertama.
Selepas turun minum, Sulses tetap stabil dengan permainan mereka yang fokus menunggu dan hanya sesakali melancarkan serangan balik. Hasilnya laga pun berjalan monoton karena kedua tim minim membuat peluang berbahaya.
Jabar pun baru bisa mendapat kans terbuka untuk mencetak gol di menit 73 setelah Febri Hariyadi lepas dari kawalan pemain Sulses. Menerima umpan terobosan dari Gian Zola usai mengelabui 2 pemain melaui aksi memutar, sepakan datar kaki kanan Febri melebar.
Berikutnya Erwin Ramdani sempat meneror pertahanan Sulses dengan tendangan saltonya di menit 83. Berawal dari wall pass kepala Sugianto, pemain bernomor punggung 93 itu lansung melakukan aksi akrobatik namun sepakannya tidak sempurna. Hingga peluit panjang dibunyikan belum ada gol dan laga harus diteruskan ke babak tambahan.
Di babak tambahan babak pertama, Jabar hanya sekali memberi ancaman lewat sundulan Erwin Ramdani pada menit 104. Menyambut sepak pojok Ahmad Basith, tandukan tipis sang penyerang belum mengarah ke gawang.
Tim asuhan Lukas Tumbuan mampu mendapat peluang terbaik di menit 108 melalui Alfath Fathier. Mendapat bola di rusuk kanan dari Zola, pemain yang pernah magang di Persib itu mengelabui pemain Sulses meski sempat dikepung. Sayang tendangan kerasnya hanya menerpa tiang gawang dan gagal menghasilkan gol. Laga pun akhirnya ditutup oleh drama adu penalti.
Jawa Barat sempat dalam posisi terjepit ketika sepakan Erwin Ramdani berhasil diamankan kiper Sulsel, Syaiful. Sedangkan 4 penendang pertama Sulsel selalu sukses memasukan bola ke gawang Deden Natshir. Namun kiper Persib itu menjelma menjadi pahlawan ketika menahan eksekutor kelima Irfan Arfandi. Ketika masuk ke fase sudden death, Deden kembali beraksi dengan menghentikan Alia Alfuad.
Dengan ini kemenangan dan medali emas melengkapi prestasi Jawa Barat yang juga merupakan juara umum di PON XIX/2016.


Jawa Barat turun dengan kekuatan terbaik mereka yang mayoritas ialah punggawa Persib U-21. Di bawah mistar, Deden Natshir mengawal gawang Jabar. Sedangkan di tengah, Ahmad Basith bersama gelandang andalan Persiba, Abdul Aziz menopang Gian Zola yang ditugaskan menjadi motor serangan. Di sektor menyerang, winger Febri Hariyadi dan andalan PS TNI, Erwin Ramdani diturunkan sejak menit pertama oleh Lukas Tumbuan.
Jawa Barat yang memburu medali emas langsung memegang kendali permainan. Penguasaan bola banyak dipegang oleh double pivot mereka, Abdul Aziz dan Ahmad Basith. Hanya saja Sulawesi Selatan tidak terpancing untuk ikut bermain terbuka dan lebih banyak menunggu tim tuan rumah masuk ke wilayah mereka untuk melakukan pressing.
Sulses juga dengan cerdik mematikan serangan Jabar dengan mengisolasi Gian Zola supaya tidak mendapat bola. Ruang gerak playmaker bernomor 10 itu dibatasi dan hampir selalu ada pemain yang mengikutinya. Kondisi tersebut memaksa Jabar banyak mengalirkan bola ke kedua flank.
Banyak ditekan, Sulses justru mampu mengejutkan pertahanan Jabar lewat aksi Asnawi di menit 30. Melalui aksi solo run, dia mencari ruang tembak di depan kotak penalti tuan rumah. Sepakan keras kaki kiri pun sempat membuat semua yang ada di Jalak Harupat terhenyak, namun bola masih menyamping di kiri gawang Deden.
Jawa Barat baru bisa memberi kejutan kepada Sulses di menit 34 lewat kaki Erwin Ramdani. Berpindah ke flank kanan, dia melakukan operan one-two dengan Angga untuk membelah lini pertahanan Sulses. Sayang di sudut sempit dia memilih melepaskan shoot memberikan umpan ke tengah dan mampu diamankan kiper.
Jabar sekali lagi mengancam gawang Sulsel melalui kaki Angga Febriyanto pada menit 36. Namun bola mengarah tepat ke penjaga gawang dan gagal merubah keadaan. Skor 0-0 pun menutup babak pertama.
Selepas turun minum, Sulses tetap stabil dengan permainan mereka yang fokus menunggu dan hanya sesakali melancarkan serangan balik. Hasilnya laga pun berjalan monoton karena kedua tim minim membuat peluang berbahaya.
Jabar pun baru bisa mendapat kans terbuka untuk mencetak gol di menit 73 setelah Febri Hariyadi lepas dari kawalan pemain Sulses. Menerima umpan terobosan dari Gian Zola usai mengelabui 2 pemain melaui aksi memutar, sepakan datar kaki kanan Febri melebar.
Berikutnya Erwin Ramdani sempat meneror pertahanan Sulses dengan tendangan saltonya di menit 83. Berawal dari wall pass kepala Sugianto, pemain bernomor punggung 93 itu lansung melakukan aksi akrobatik namun sepakannya tidak sempurna. Hingga peluit panjang dibunyikan belum ada gol dan laga harus diteruskan ke babak tambahan.
Di babak tambahan babak pertama, Jabar hanya sekali memberi ancaman lewat sundulan Erwin Ramdani pada menit 104. Menyambut sepak pojok Ahmad Basith, tandukan tipis sang penyerang belum mengarah ke gawang.
Tim asuhan Lukas Tumbuan mampu mendapat peluang terbaik di menit 108 melalui Alfath Fathier. Mendapat bola di rusuk kanan dari Zola, pemain yang pernah magang di Persib itu mengelabui pemain Sulses meski sempat dikepung. Sayang tendangan kerasnya hanya menerpa tiang gawang dan gagal menghasilkan gol. Laga pun akhirnya ditutup oleh drama adu penalti.
Jawa Barat sempat dalam posisi terjepit ketika sepakan Erwin Ramdani berhasil diamankan kiper Sulsel, Syaiful. Sedangkan 4 penendang pertama Sulsel selalu sukses memasukan bola ke gawang Deden Natshir. Namun kiper Persib itu menjelma menjadi pahlawan ketika menahan eksekutor kelima Irfan Arfandi. Ketika masuk ke fase sudden death, Deden kembali beraksi dengan menghentikan Alia Alfuad.
Dengan ini kemenangan dan medali emas melengkapi prestasi Jawa Barat yang juga merupakan juara umum di PON XIX/2016.

Tah ieu calon skuad persib teh
bener tah calon skuad masa depan persib,tinu juara na pasti bangga kacida warga bandung jeung jabar teh siga jaman bah tohir bareto bisa juara diisi ku mayoritas pamaen sunda..salut lah
Tah mangkana kajajaran pangurus PERSIB ti palatih katut manajemen na ! sing percaya katalenta urang Jabar teh, montong hayoh dipeuyeum wae heueuh !! tuh tingali buktina barudak diklat Persib jeng nulaina dina PON ,maranehnamah maen make getih make hate ,henteu ningali DUIT hungkul jurigggg!!! ciga pamaen PERSIB non jabar ayna hayang ngamanfaatkeun hungkul ka PERSIB teh cari muka ker latihan, pas maen mah ancurrrr gobog tehhh !! sok cokotan eta pamaen lembur soranngan teh , piceun pamaen ayna mah teboga GETIH PERSIB….!!!!!!!
wilujeung..!!!
Usul ka pengurus pers8b, cari sponshof, team pon jabar bentuk satu team terus bawa ke luar negri setahun m sewa Pep guardiola, mmta dia bentuk team pon jabar bisa terapkan tiki taka seperti barcelona. Ini investasi masa depan
Barabe wan,,,!!!
Mending keneh si Pep na sina kadieu, ngalatih tim pon jabar.
Paling pertanyaan kahiji si Pep:
“Tim anda punya stadion dan tempat latihan (milik) sendiri,,,?”
asa kamari maen teh euy rabu 28 september 2016, naha jadi kamis 29 september? Terus sulawesi selatan di singkat naha jadi sulses? Edit min ah isin. Hehe..
Ari kudunamah anu kieu anu kudu di bere bonus geus puguh ieumah mawa nama baik Jabar……..lamun persibmah ulah waka di bere bonus sababa mawa nama Jelek Jabar
kalau bisa, persib harus tarik semua pemaen pon untuk kompetisi taun depan !
cobalah belajar dari thailand, yg sukses melakukan regenerasi. banyak pemain2 muda berkualitas yg membuat thailand saat ini mulai menjadi salah satu tim kuat di asia.
ISL keras bung …tong samakeun siga pon …bisa beak saencan berkembang
ceuk saha ??
belegug sia mah…
pan eta pemaen ngora teh bakal dilatih heula, di bere persiapan, dibere waktu keur nguatkeun fisik jeung mental, saacan kompetisi.
barina oge eta pemaen-pemaen teh pan geus nyaho iklim sepak bola di indonesia, nya jelas atuh, engke oge lamun geus lila mah bakal biasa…
naha persib teh teu era kitu kamari disindir ku pemaen pon, pedah teu percaya ka pemaen ngora putra daerah???
da urang mah asa era sorangan…
Tah mangkana kajajaran pangurus PERSIB ti palatih katut manajemen na ! sing percaya katalenta urang Jabar teh, montong hayoh dipeuyeum wae heueuh !! tuh tingali buktina barudak diklat Persib jeng nulaina dina PON ,maranehnamah maen make getih make hate ,henteu ningali DUIT hungkul jurigggg!!! ciga pamaen PERSIB non jabar ayna hayang ngamanfaatkeun hungkul ka PERSIB teh cari muka ker latihan, pas maen mah ancurrrr gobog tehhh !! sok cokotan eta pamaen lembur soranngan teh , piceun pamaen ayna mah teboga GETIH PERSIB….!!!!!!!
Ngagugu kahayang maraneh mah moal Aya tung”na,hayang juara hayang Kabeh pamaen Jabar,pamaen ngora,lieur sepak bola teu sa gampil ngorong.