Kuncinya Meminimalisir Kesalahan
Monday, 30 January 2012 | 09:15
Salah satu faktor keberhasilan Persib Bandung mengalahkan Persija Jakarta adalah meminimalisir kesalahan. Hal ini diungkapkan pelatih Persib Bandung Drago Mamic dalam konferensi pers setelah pertandingan, Minggu (29/1). pelatih berkebangsaan Kroasia ini mengatakan hal ini sebagai satu-satunya cara memenangkan sebuah partai antara dua klub yang mempunyai kualitas yang sama.
“Kita mendapat tekanan yang besar karena tradisi pertandingan ini. Kita bermain dengan meminimalisir kesalahan sendiri. Inilah satu-satu-satunya cara untuk memenangkan pertandingan dengan pemain berkualitas sama. Dan saya rasa kami berhasil melewatinya dan menang,” ucap Mamic di Stadion Si Jalak Harupat Kab Bandung.
Lagi-lagi mengenai pergantian pemain terutama di akhir babak II, Mamic menjelaskan hal ini sebagai dilema. Dia menghitung akibat yang ditimbulkan jika terjadi pergantian pemain, terutama di saat Persib sedang unggul. Mantan pelatih Myanmar ini tidak mau kemenangan yang ada di depan mata, tiba-tiba hilang karena adanya pergantian pemain.
“Mendapat tekanan sesuatu yang normal. Dan setiap pergantian pemain selalu menjadi dilema. Jika saya melakukan perubahan lebih awal di saat menang, biasanya sesuatu terjadi misalnya kebobolan. Maka akan ada yang berkata coach mengapa melakukan pergantian yang kurang bagus yang menyebabkan kita kebobolan. Itulah mengapa saya melakukan pergantian di 3 menit terakhir pada pertandingan tadi,” papar Mamic.

Salah satu faktor keberhasilan Persib Bandung mengalahkan Persija Jakarta adalah meminimalisir kesalahan. Hal ini diungkapkan pelatih Persib Bandung Drago Mamic dalam konferensi pers setelah pertandingan, Minggu (29/1). pelatih berkebangsaan Kroasia ini mengatakan hal ini sebagai satu-satunya cara memenangkan sebuah partai antara dua klub yang mempunyai kualitas yang sama.
“Kita mendapat tekanan yang besar karena tradisi pertandingan ini. Kita bermain dengan meminimalisir kesalahan sendiri. Inilah satu-satu-satunya cara untuk memenangkan pertandingan dengan pemain berkualitas sama. Dan saya rasa kami berhasil melewatinya dan menang,” ucap Mamic di Stadion Si Jalak Harupat Kab Bandung.
Lagi-lagi mengenai pergantian pemain terutama di akhir babak II, Mamic menjelaskan hal ini sebagai dilema. Dia menghitung akibat yang ditimbulkan jika terjadi pergantian pemain, terutama di saat Persib sedang unggul. Mantan pelatih Myanmar ini tidak mau kemenangan yang ada di depan mata, tiba-tiba hilang karena adanya pergantian pemain.
“Mendapat tekanan sesuatu yang normal. Dan setiap pergantian pemain selalu menjadi dilema. Jika saya melakukan perubahan lebih awal di saat menang, biasanya sesuatu terjadi misalnya kebobolan. Maka akan ada yang berkata coach mengapa melakukan pergantian yang kurang bagus yang menyebabkan kita kebobolan. Itulah mengapa saya melakukan pergantian di 3 menit terakhir pada pertandingan tadi,” papar Mamic.

sipp lah..
daa sayah mah cmn jadi BOBOTOH
teu jadi BOBOTOH nu so tw
apapun keputusan MAMIC
itu yg terbaik buat PERSIB
dan hasil nya…TERBUKTI tah ku sararea…
keun we serahkeun sadayana ku mamic nu ngatur
sing JUARA PERSIB taun ayeuna..AMIIIINNN
Catatan Pertandingan ke 10
Alhamdulillah. Itulah kata yang saya ucapkan ketika pertandingan antara Persib melawan Persija berakhir. Ya, meskipun hanya berhasil menyarangkan gol semata wayang-itupun meski melalui finalti-kemenangan ini patut disyukuri oleh Persib dan juga bobotoh, termasuk saya, karena sebagaimana kita ketahui Persib sangat sulit mengalahkan musuh bebuyutannya itu dalam situasi apapun, baik kandang maupun tandang. Kemenangan ini selain beraroma keberuntungan juga karena adanya eks“pasukan Macan Kemayoran” di tubuh Maung Bandung. Sedikitnya ada 7 pemain Persib yang pernah membela Persija pada musim lalu, diantaranya Yendri Pitoy, Aliyudin, M Ilham, M Nasuha, Tony Sucipto, Abanda Herman dan Atep. Keberadaan mereka setidaknya merupakan separuh kekuatan Persija di musim lalu, dan keberadaan mereka sekarang di Persib sungguh sangat membantu.
Pertanyaannya adalah kenapa cuma satu gol yang bersarang? Kenapa pula harus lewat finalti? Tercatat empat kali Persib membukukan gol ke gawang lawan yang berbuah kemenangan melalui finalti. Secara kualitas seluruh pemain Persib adalah para pemain nomor wahid di negeri ini, mereka langganan timnas, para pemain terbaik, ditambah lagi kehadiran para legiun asing yang jempolan dan sarat pengalaman di liga-liga terkenal, serasa sempurna dengan polesan pelatih berlisensi Pro A Europa dan mantan pelatih Myanmar Drago Mamic. Tapi pertanyaan tadi tetap menggelayut dibenak para bobotoh, hingga pertandingan semalam, pertandingan yang ke sepuluh, permainan persib terasa kurang “menggigit”.
Drago mamic dalam pertandingan semalam menerapkan pola andalannya 4-2-3-1, dimana menempatkan striker tunggal di depan yang didukung tiga gelandang serang. Pola ini disebut-sebut sebagai pola sepak bola modern, Real Madrid sering menerapkan pola ini. Tapi hingga pertandingan yang kesepuluh, pola ini belum benar-benar menampakan hasil yang mengagumkan, para pemain sering terlihat kebingungan dalam bertanding. Kalaupun Persib menang, selalu dengan kemenangan tipis.
Bisa dilihat dalam pertandingan semalam melawan Persija, permainan Persib hanya lima belas menit menampilkan permainan atraktif, menyerang dan berpola, tapi menit-menit selanjutnya mereka keteteran menghadapi gempuran persija. Saya melihat “harusnya” Persija yang memenangkan duel ini, serangan mereka yang cepat dan menusuk sangat berbahaya tapi sekaligus enak untuk dilihat, tapi untungnya Persib punya Yendri Pitoy, yang harus jatuh bangun menahan gempuran para pemain Persija.
Pola 4-2-3-1 yang diterapkan Drago Mamic saya lihat kurang pas untuk pertandingan malam tadi, pasalnya striker tunggal yang dipasang pelatih sangat minim kontribusi pada pertandingan dimana kemenangan adalah sebuah kewajiban. Moses Sakyi, hampir tidak bisa bergerak dalam pengawalan ketat pemain belakang Persija, padahal dia adalah seorang targetman. Hasilnya bisa dilihat, para gelandang serang dan pemain tengah tampak kebingungan ketika mendapatkan bola, harus diover kemana, sedangkan Moses tidak berkutik? Akhirnya para pemain banyak berputar-putar dan memainkan bola di daerah sendiri. Kalau saja pola yang dipake 4-4-2, maka para penyuplai bola punya pilihan striker lain untuk diumpan ketika striker satunya dalam pengawalan ketat.
Moses Sakyi saya yakin bukanlah seorang striker kacangan, bukan seorang pesepakbola yang baru kemarin sore bermain bola, tapi memang dilihat dari permainan semalam, kontribusi dia sangatlah minim, saya mencatat ada dua peluang yang mestinya berbuah gol, tapi dia sia-siakan. Ditambah berat badan yang dia miliki, 82 kilogram, membuat dia sangat lamban dalam bergerak, bandingkan dengan Bambang Pamungkas atau Javier yang begitu lincah dalam pergerakannya. Tadinya saya mengira Mr. Mamic akan memasangkan Moses dengan Airlangga Sucipto mengingat kelincahannya dalam mengobrak-abrik pertahanan musuh. Meski bertubuh kecil Airlangga sangat gesit dan eksplosif dengan pergerakan yang sulit diikuti lawan.
Overall, dari setiap pertandingan Persib hingga ke pertandingan yang ke sepuluh semalam tampak mengalami kemajuan, dari kengototannya, dari konsentrasinya dan dari fisiknya. Saya mengagumi empat pemain dalam pertandingan semalam, mereka adalah Jajang Sukmara, Hariono, Maman Abdurrahman dan Yendri Pitoy. Jajang Sukmara sukses bukan hanya menjadi pemain belakang, tapi dia juga telah berani menusuk ke jantung pertahanan musuh, pergerakannnya cukup cepat, dalam menghadang laju pemain musuhpun dia begitu lugas dan tanpa kompromi, Hariono bagaikan banteng yang takkenal lelah, dialah benteng pertahanan bagian tengah Persib, sangat jarang lawan yang berhasil melewatinya. Maman sebagai penyelamat gawang Persib, dua kali dia melakukan bloking jitu dari serangan lawan. Yendri Pitoy, sang pahlawan di garis akhir, kalaulah bukan dia, entah sudah berapa gol yang bersarang di gawang persib.
Yang dibutuhkan Persib saat ini kalau menurut saya adalah seorang striker dan play maker. Striker yang haus gol, lincah dan memiliki finishing bagus. Tadinya kehadiran Moses Sakyi sempat menumbuhkan harapan yang besar publik sepak bola Bandung, tapi ternyata hingga pertandingan kesepuluh dia belum bisa mewujudkan harapan itu. Kebutuhan kedua adalah play maker, setelah hengkangnya Eka Ramdani, Persib belum juga memiliki pengganti sepadan, pos ini sering diisi Radovic dan Hariono, meskipun mereka sesunggungnya adalah gelandang bertahan dan gelandang serang. Persib membutuhkan play maker sekelas Eka Ramdani, sehebat Lorenzo Cabanas, yang bisa mengatur tempo permainan, yang bisa memanjakan para penyerang.
Kendala terbesar ketika memiliki pelatih asing adalah faktor bahasa, ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi Drago Mamic seputar bahasa ketika dia coba menerangkan sebuah instruksi, mungkin faktor ini pula yang menyebabkan semua taktik kurang terserap sempurna. Tapi sepak bola memiliki bahasa universal yang bisa dipahami oleh setiap pesepak bola profesional, saya yakin seiring berlalunya waktu kendala itu akan teratasi, asal setiap waktu selalu dibangun kesepahaman antara pemain dan pelatih, takperlu lagi evalusi yang berujung pergantian pelatih dan pemain, sekali lagi hanya tinggal kesepahaman dalam berproses, Alex Ferguson, pelatih Manchester United, butuh lima tahun untuk mempersembahkan trofi pertamanya. Semuanya butuh proses, butuh kesepahaman dan satu visi, tidak ada yang instan dalam meraih prestasi.
Sepak bola adalah kerjasama tim, kerja keras sebelas orang yang memiliki visi dan misi yang sama, memiliki tujuan yang sama, maka dari itu diperlukan kesepahaman dalam setiap gerak dan langkah sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, yaitu kemenangan. Itu pula yang kami harapkan dari Persib.
Jayalah selalu Persibku!
tinggal nunggu waktu buat kekompakan pemain,soalna kmren msh bermain individu tanpa respon alias loba molohok….sok atuh preesna d mantep keun deui supaya lawan linglung ….jeung hareupna kudu d asah lagi supaya jadi seukeut……..BRAVO..PERSIB
tonk nghujat tonk loba ngomong lmun nyaah jeung cinta ka PERSIB dukung lur cing ikhlas cing ridho kaluar tina hate lain tina biwir wungkul
Persib ayeuna mah mirip jiga basa zaman inda thohir. Maen offensif teh pas skor keur draw/seri hungkul. Lamun geus unggul 1-0/2-0 langsung bertahan.
Lah, kawas geus boga lisensi pelatih weh make nganilai offensif henteuna. Make uteuk heula atuh ari ningali perkembangan tim teh. Wayahna lah rada ditambihan wawasan teh…
Lini depannya kurang Ganas,cari striker deui atuh..!
Kesalahan yang gak perlu harus di kurangi lagi..!
Moses Sakyi lumpatna beurat pisan, asa pernah cedera, beda jeung nu di Youtube euy!!!!!
kan mr. mamic sdh prnh blg kan kang klo moses sblm k persib dy sudah tdk berlatih brsma klub selama 3-4 bln sehingga kondisi fisikny menurun.. sehingga ketika itu abah mamic prnh blg bhwa moses sakyi baru akan siap brtnding dlm 3-4minggu kdpan (ketika itu) agar komdisi fisikny kembali prima..
namun,, mungkin krn permintaan dr manajemen yg ingin segera melihat permaenan sakyi.. ternyata sakyi sdh d maenkan ketika lawan psap (pdhal baru beberapa hr d indonesia).. alhsil permaenan sakyi kurang optimal dan mungkin akan agk lama utk menemukan peak performance ny…
jaya terus persib…..
Salawasna aya di hate,,,,
na aneh urg mah,eleh di popoyok,menang di kritik,
syukur kitu ge geus menang kehed tong loba cocot,
nu ngalatih teh lain lisensi TARKAM tp lisensi A PRO EROPA,
percaya w ath…
hidup persib!
Wajar klu yg komen bnyak yg mengkritik,itu tandanya permainan persib blm maksimal masih jauh dari harapan kita smua,terutama msh minim dlm mencetak goal,kerja sama antar lini masih kurang solid..mudah2n kedepanya lbh baik lg.bravo persib.