Konate Isyaratkan Hengkang Bila Polemik Sepak Bola Indonesia Berdampak Negatif
Thursday, 07 May 2015 | 10:00
Sepak bola nasional yang sedang dirundung polemik berkelanjutan membuat Makan Konate pusing menanggapinya. Pemain andalan lini tengah Persib Bandung ini mengaku keadaan tersebut tidak baik untuk para pemain. Meskipun demikian ia tetap fokus menuju laga AFC Cup melawan Ayeyawady United Rabu (13/5) mendatang sembari menunggu solusi dari amburadulnya kompetisi.
“Lagi pusing ya sekarang sepakbola di Indonesia, lagi banyak masalah. Itu tidak bagus untuk pemain. Kita latihan saja untuk fokus di AFC sampai tunggu beres masalah PSSI dan Menpora,” tuturnya pada Rabu (6/5).
Pemain asal Mali ini pun mengkhawatirkan nasib para pemain jika sampai kompetisi tidak berjalan. Kemudian, perjuangan Persib di AFC Cup pun dibawah bayang-bayang sanksi FIFA karena kisruh sepak bola di Indonesia. “Mudah-mudahan FIFA tidak kasih sanksi. Tidak bagus, negara bisa tidak ada kompetisi 1 tahun sampai 2 tahun. Banyak pemain tidak punya pekerjaan lain,” tambahnya.
Menceritakan mengenai negarnya, Konate memaparkan federasi sepak bolanya tidak pernah mendapatkan sanksi. Kendati demikian, sepengetahuannya, sepak bola Mali sedang terjadi masalah juga pada saat ini. Namun tidak sampai menghentikan liga domestik. Pemain berusia 23 tahun inipun sedikit mengkritik petinggi-petinggi federasi atau pemerintah indonesia yang terlalu banyak rapat namun tak membuahkan hasil.
“Di Mali belum pernah disanksi, tapi sekarang sedang ada masalah di liga Mali. Tapi itu di federasinya saja, disana ada masalah tapi liga tidak berhenti. Kalau disini cuma meeting-meeting terus tapi tidak ada hasilnya,” celetuknya.
Pengalaman ini Konate akui sebagai yang pertama sepanjang perjalannya sebagai pemain.
Bila sampai polemik ini berdampak negatif bagi karirnya, Konatepun mengancam akan hijrah ke liga lain. Meskipun demikian hati ia masih berada di Persib untuk menyelesaikan kontrak yang sudah terjalin sejak awal.
“Ya ini pengalaman pertama kali, bisa berdampak positif atau negatif. Kalau negatif, itu sangat sulit bagi saya, mungkin saya pulang ke Mali atau ke negara lain,”
“Berhentinya kompetisi akan sulit, dari mana kita beli makan kalau pemain tidak digaji. Lagi nunggu dulu dan tidak tahu pindah ke negara lain atau apa, saya masih ada kontrak 2 tahun di Persib,” tandasnya.


Sepak bola nasional yang sedang dirundung polemik berkelanjutan membuat Makan Konate pusing menanggapinya. Pemain andalan lini tengah Persib Bandung ini mengaku keadaan tersebut tidak baik untuk para pemain. Meskipun demikian ia tetap fokus menuju laga AFC Cup melawan Ayeyawady United Rabu (13/5) mendatang sembari menunggu solusi dari amburadulnya kompetisi.
“Lagi pusing ya sekarang sepakbola di Indonesia, lagi banyak masalah. Itu tidak bagus untuk pemain. Kita latihan saja untuk fokus di AFC sampai tunggu beres masalah PSSI dan Menpora,” tuturnya pada Rabu (6/5).
Pemain asal Mali ini pun mengkhawatirkan nasib para pemain jika sampai kompetisi tidak berjalan. Kemudian, perjuangan Persib di AFC Cup pun dibawah bayang-bayang sanksi FIFA karena kisruh sepak bola di Indonesia. “Mudah-mudahan FIFA tidak kasih sanksi. Tidak bagus, negara bisa tidak ada kompetisi 1 tahun sampai 2 tahun. Banyak pemain tidak punya pekerjaan lain,” tambahnya.
Menceritakan mengenai negarnya, Konate memaparkan federasi sepak bolanya tidak pernah mendapatkan sanksi. Kendati demikian, sepengetahuannya, sepak bola Mali sedang terjadi masalah juga pada saat ini. Namun tidak sampai menghentikan liga domestik. Pemain berusia 23 tahun inipun sedikit mengkritik petinggi-petinggi federasi atau pemerintah indonesia yang terlalu banyak rapat namun tak membuahkan hasil.
“Di Mali belum pernah disanksi, tapi sekarang sedang ada masalah di liga Mali. Tapi itu di federasinya saja, disana ada masalah tapi liga tidak berhenti. Kalau disini cuma meeting-meeting terus tapi tidak ada hasilnya,” celetuknya.
Pengalaman ini Konate akui sebagai yang pertama sepanjang perjalannya sebagai pemain.
Bila sampai polemik ini berdampak negatif bagi karirnya, Konatepun mengancam akan hijrah ke liga lain. Meskipun demikian hati ia masih berada di Persib untuk menyelesaikan kontrak yang sudah terjalin sejak awal.
“Ya ini pengalaman pertama kali, bisa berdampak positif atau negatif. Kalau negatif, itu sangat sulit bagi saya, mungkin saya pulang ke Mali atau ke negara lain,”
“Berhentinya kompetisi akan sulit, dari mana kita beli makan kalau pemain tidak digaji. Lagi nunggu dulu dan tidak tahu pindah ke negara lain atau apa, saya masih ada kontrak 2 tahun di Persib,” tandasnya.

Kontrak 2 tahun nya konate eta?
kaleuumm
Tah baca !!! bangsa deungeun wae mikirkeun, naha ari bangsa aing sorangan ngararti teu???
Nya ieu aya pihak anu embung diatur ku pemerintah kang, demi kepentingan “POLITIK” dan “PRIBADI” 😀 ayeunamah katinggali anu jentel sareng anu teu jentel ningan kang. ngadoa mah anu terbaik weh jang INDONESIA pada umum na, percuma oge ari aya sababaraha pihak anu dirugikeun mah.
Rek dimana wae sing sukses. Tong poho solat lima waktu.
mun bener di sanksi fifa,teu naon lah konate rek maen di negara mana ge nu penting pas persib butuh kudu siap,maen deui jeung persib
Keburu tunduh ary liga diundur2 wae. Meningkatkan pindah ka spanyol sib. Bae divisi 10 ge nu penyunting bisa dasar sang jeung ngidul cikopi .ringgit malay
Punten aa eta seeur nu lepat. mening jadi meningkatkan,penting jadi penyunting, dahar sangu jadi dasar sang, teras nginum jadi ngidul..cobi seting ketikan sms na gura aya nu lepat,,hihihi
keun atuh kang sawios lepat2 saalitmah. bebas berekperimen… eh, berekspresi. HPna enggal keneh panginten. 🙂
Ceuk beja lamun Fifa memberi sanksi Persib jeung Persipura moal bisa neruskeun maen Di Afc…..inilah taahun 2015 hidup Pssi akan mati di tahun ini
Tang kumeli kentang ngekngek !
Punten ieu mah aa Sanes pesimis tapi urg kudu realistis ningali permainan persib nu Kamari2 di afc tong terlalu berharap banyak,Kamari eta mah lawana ecek2 keneh,pasti ke mah lewih tareas. tnanaon lah Ayena kena sanksi oge ker kamajuan tajongbal urg kapayuna mah. lepas ti pengurus2 pssi nu ayna nu loba skandalna. Nya minimal aya perubahan lah langkah benar ti menpora ayena bari jeung susuganan eta ge.