Kompetisi Terhenti, Kesempatan Pemain Diklat Melaju?
Wednesday, 16 December 2015 | 19:04
Melihat situasi persepakbolaan di Indonesia tanpa kompetisi, mantan pelatih Persib Junior Mustika Hadi memperhatikan akan adanya penurunan kualitas dari skuat Persib saat ini. Tak ada target, tak ada misi, tak ada emosi membuat semangat dan greget setiap pemain memudar.
Melihat situasi demikian, pelatih yang sukses membawa gelar bagi tim Persib U-21 musim 2009-2010 ini melihat kesempatan pemain Diklat melaju. Potensi karir pemain muda di Persib saat ini akan menanjak dalam kurun waktu 2 samapi 3 musim kedepan.
“Karena senior-senior yang ada sekarang sudah ada penurunan, apalagi dengan tidak adanya kompetisi sekarang. Yang jelas dua atau tiga tahun kedepan usia mereka sudah masuk di Kompetisi. Makanya harus tekun latihan dari sekarang,” beber Mustika saat diwawancarai wartawan, Rabu, (16/12) di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung.
Menurutnya, hanya iklim persainganlah membedakan pemain junior di Persib. Oleh sebabnya jam terbang dalam kompetisi Liga Indonesia harus dijejali Febri Hariyadi, Gian Zola dan Ary Ahmad yang kini berada di tim senior.
“Perbedaan iklim liga, mereka biasa berkompetisi di kelompok usia muda, berbeda dengan kompetisi Liga Indonesia. Tapi dari segi skill dan kebugaraan fitnes mereka siap, kalau mereka diikutkan dalam konpetisi saya kira mereka bisa menjadi bintang nantinya,” ucapnya.
Dirinya juga berpesan supaya generasi pemain Diklat saat ini tidak boleh berhenti berlatih. Mencetak para pemain seperti Dedi Kusnandar adalah keharusan menyongsong Maung Bandung menjadi tim yang diisi mayoritas pemain binaan sendiri.
“Terus latihan untuk pemain muda khususnya Diklat, sampai kompetisi di Indonesia jelas, sehingga kalau sudah mulai lagi mereka punya kesempatan, dan generasi mereka yang harus bermain di depan,” pesannya.
Ia mengharapkan tim kebanggaan Bobotoh ini bisa mengikuti turnamen didepannya dengan mengandalkan materi pemain muda. Sehingga saat kompetisi Liga Indonesia datang, pelatih kepala bisa memperhitungkan kualitasnya. “Mudah-mudahan nanti Persib bisa mengikuti turnamen khusus pemain-pemain pembinaan sehingga bisa menjadi tolak ukur untuk kompetisi di depan,” katanya.
“Saya berharap kalau ikut turnamen kedepan diutamakan pemain-pemain di diklat, sehingga tidak memikirkan pemain-pemain yang ada di luar, tapi yang di dalam dulu maksimalkan baru mencari keluar,” tambahnya.

Melihat situasi persepakbolaan di Indonesia tanpa kompetisi, mantan pelatih Persib Junior Mustika Hadi memperhatikan akan adanya penurunan kualitas dari skuat Persib saat ini. Tak ada target, tak ada misi, tak ada emosi membuat semangat dan greget setiap pemain memudar.
Melihat situasi demikian, pelatih yang sukses membawa gelar bagi tim Persib U-21 musim 2009-2010 ini melihat kesempatan pemain Diklat melaju. Potensi karir pemain muda di Persib saat ini akan menanjak dalam kurun waktu 2 samapi 3 musim kedepan.
“Karena senior-senior yang ada sekarang sudah ada penurunan, apalagi dengan tidak adanya kompetisi sekarang. Yang jelas dua atau tiga tahun kedepan usia mereka sudah masuk di Kompetisi. Makanya harus tekun latihan dari sekarang,” beber Mustika saat diwawancarai wartawan, Rabu, (16/12) di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung.
Menurutnya, hanya iklim persainganlah membedakan pemain junior di Persib. Oleh sebabnya jam terbang dalam kompetisi Liga Indonesia harus dijejali Febri Hariyadi, Gian Zola dan Ary Ahmad yang kini berada di tim senior.
“Perbedaan iklim liga, mereka biasa berkompetisi di kelompok usia muda, berbeda dengan kompetisi Liga Indonesia. Tapi dari segi skill dan kebugaraan fitnes mereka siap, kalau mereka diikutkan dalam konpetisi saya kira mereka bisa menjadi bintang nantinya,” ucapnya.
Dirinya juga berpesan supaya generasi pemain Diklat saat ini tidak boleh berhenti berlatih. Mencetak para pemain seperti Dedi Kusnandar adalah keharusan menyongsong Maung Bandung menjadi tim yang diisi mayoritas pemain binaan sendiri.
“Terus latihan untuk pemain muda khususnya Diklat, sampai kompetisi di Indonesia jelas, sehingga kalau sudah mulai lagi mereka punya kesempatan, dan generasi mereka yang harus bermain di depan,” pesannya.
Ia mengharapkan tim kebanggaan Bobotoh ini bisa mengikuti turnamen didepannya dengan mengandalkan materi pemain muda. Sehingga saat kompetisi Liga Indonesia datang, pelatih kepala bisa memperhitungkan kualitasnya. “Mudah-mudahan nanti Persib bisa mengikuti turnamen khusus pemain-pemain pembinaan sehingga bisa menjadi tolak ukur untuk kompetisi di depan,” katanya.
“Saya berharap kalau ikut turnamen kedepan diutamakan pemain-pemain di diklat, sehingga tidak memikirkan pemain-pemain yang ada di luar, tapi yang di dalam dulu maksimalkan baru mencari keluar,” tambahnya.

satuju pisan.
satuju.. utamikeun heula diklat kara milari ka luar