Komentar Atep Soal Wacana Dipanggil Persib Lagi
Friday, 25 January 2019 | 16:12
Wacana Persib mempertimbangkan keputusan mendepak Atep muncul setelah Umuh Muchtar mengemukakan gagasan tersebut. Pria asal Cianjur itu pun angkat bicara mengenai keinginan sang manajer. Dirinya mengakui sudah tidak terlalu berharap ditarik kembali oleh Maung Bandung jika melihat komposisi pemain di tim.
“Mungkin agak berat karena saya juga sadar diri. Banyak teman-teman yang secara kualitas di atas saya, pemain muda, apalagi diberikan selalu target juara,” tutur Atep ketika diwawancara usai menghadapi acara penghargaan oleh VPC, kemarin.
Persib di musim ini banyak mendatangkan banyak winger sebagai suksesor Atep di area flank. Dari situasi tersebut Atep sudah bisa menerka dirinya memang tak lagi masuk dalam rencana klub. Kalaupun dia bergabung kembali, perannya di dalam tim berubah karena sudah tidak lagi menjadi tumpuan.
“Artinya butuh pemain-pemain yang secara kualitas sangat baik. Kalau saya berada di situ juga saya sebagai pelengkap saja. Ya tentunya saya berterima kasih kalau ada rencana seperti itu,” kata pemain berusia 33 tahun tersebut.
Atep yang mengabdi selama 10 tahun bersama Persib dilepas bak anak kemarin sore oleh manajemen. Dia menerima kabar tak akan diperpanjang kontraknya oleh manajemen cuma melalui sambungan telepon. Atep pun berharap kejadian serupa tidak dialami oleh rekan-rekan seperjuangannya yang kini masih berada di klub.
“Ini pelajaran saja kepada manajemen. Bukan karena saya ingin diperlakukan spesial tetapi saya ingin melindungi teman-teman saya yang masih ada di tim, yang sama-sama berjasa cukup lama ada Hariono, ada bang Made, ada Supardi,” jelasnya.
Atep dan beberapa pemain lain pernah berjasa memberikan trofi kompetisi kasta tertinggi di Indonesia pada musim 2014 silam. Saat itu kemenangan adu penalti menghadapi Persipura Jayapura membuat Maung Bandung mengakhiri dahaga juara selama 19 tahun. Dia berharap jasa pemain bisa lebih dihargai petinggi klub.
“Kalau nanti tak dibutuhkan lagi jangan diperlakukan hal yang sama. Ya kita sama-sama pernah memberikan gelar untuk Persib, pernah berjuang untuk Persib. Ya artinya biar cukup saya yang terakhir,” tukasnya.

Wacana Persib mempertimbangkan keputusan mendepak Atep muncul setelah Umuh Muchtar mengemukakan gagasan tersebut. Pria asal Cianjur itu pun angkat bicara mengenai keinginan sang manajer. Dirinya mengakui sudah tidak terlalu berharap ditarik kembali oleh Maung Bandung jika melihat komposisi pemain di tim.
“Mungkin agak berat karena saya juga sadar diri. Banyak teman-teman yang secara kualitas di atas saya, pemain muda, apalagi diberikan selalu target juara,” tutur Atep ketika diwawancara usai menghadapi acara penghargaan oleh VPC, kemarin.
Persib di musim ini banyak mendatangkan banyak winger sebagai suksesor Atep di area flank. Dari situasi tersebut Atep sudah bisa menerka dirinya memang tak lagi masuk dalam rencana klub. Kalaupun dia bergabung kembali, perannya di dalam tim berubah karena sudah tidak lagi menjadi tumpuan.
“Artinya butuh pemain-pemain yang secara kualitas sangat baik. Kalau saya berada di situ juga saya sebagai pelengkap saja. Ya tentunya saya berterima kasih kalau ada rencana seperti itu,” kata pemain berusia 33 tahun tersebut.
Atep yang mengabdi selama 10 tahun bersama Persib dilepas bak anak kemarin sore oleh manajemen. Dia menerima kabar tak akan diperpanjang kontraknya oleh manajemen cuma melalui sambungan telepon. Atep pun berharap kejadian serupa tidak dialami oleh rekan-rekan seperjuangannya yang kini masih berada di klub.
“Ini pelajaran saja kepada manajemen. Bukan karena saya ingin diperlakukan spesial tetapi saya ingin melindungi teman-teman saya yang masih ada di tim, yang sama-sama berjasa cukup lama ada Hariono, ada bang Made, ada Supardi,” jelasnya.
Atep dan beberapa pemain lain pernah berjasa memberikan trofi kompetisi kasta tertinggi di Indonesia pada musim 2014 silam. Saat itu kemenangan adu penalti menghadapi Persipura Jayapura membuat Maung Bandung mengakhiri dahaga juara selama 19 tahun. Dia berharap jasa pemain bisa lebih dihargai petinggi klub.
“Kalau nanti tak dibutuhkan lagi jangan diperlakukan hal yang sama. Ya kita sama-sama pernah memberikan gelar untuk Persib, pernah berjuang untuk Persib. Ya artinya biar cukup saya yang terakhir,” tukasnya.

Memang pemutusan lewat telp oleh manajemen layak dikritisi, tapi tak perlu dibesar-besarkan, dan alangkah lebih tidak professional buat klub jika yang telah diputuskan keluar (dengan pertimbangan teknis dan usia) tiba2 kembali hadir, akan memunculkan suasana tidak kondusif dari sisi persaingan yg dianggap tidak sehat mengingat ada orang ‘spesial’ yg sudah kalah bersaing tapi masih dipertahankan, saran saya jika ingin tetap bersama person, tingkatkan kemampuan di sisi yg lain seperti kepelatihan atau yg lainnya, punteun
Cerdas kang.intina berpikirlah maju kedepan jgn kebelakang demi perkembangan PERSIB BANDUNG.
Cakep wa, akur, putusan geus kaluar, kumaha2na teu kudu larut ku handeueulna, move on…. Pait emang pait tapi show must go on… Nungguan carita Lord selanjutna
Atep ulah baperan, coba ngalih ka PSGC, atw jadi pelatih we di Persib nu U-19 dan U yang lainnya
Nu komen teh blo’on kabeh lain baperan ontohod cik silaing nu ngarasaken na ges be2akan demi persib mang taun2 ai cilikitik via TELEPON d pts kontrak na. Teu bs ngobrol langsung? Managemen teh jiga budak TK teu ngarti etika. Komo ieu lain sataun dua taun berjuang ker persib na. MIKIR.
Ah masa, ti baheula ge managemen mah geus teu profesional, matak tong baperan teuing…
baper satehh…siga awewe wae lah
Siga budak TK maneh teh. Dimana maen oge atep mah maenna individual teuing teu maen secara tim. Fighting spirit na euweuhan. Makana diputus kontrak. Taun kamari ge ku GOMEZ teu kapake. Ngarti.!!!
ahhhh pabeuliuut
Lain baper..ontohod….maneh mikir jelema nu ngabdi gs 10 tahun, naha cukup ukur di wa ku si Teddy..jng si Kuswara.
Bari nu ngagantina kurang alus dedikasina.
Wajar kecewa mah da si Atep oge sarua jng maraneh JELEMA.
Lain kudu kaleuleuwihi tapi ngomong atuh..da gableg biwir. Jiga nu kecing, borangan wae.
Tenjo jasana leuwih hade hargaan jasana lain ku duit tapi ku tingkah nu merenah, lamun ngarasa urang sunda.
Manajemena kurang santuy