Komdis Menyelidiki Persib
Thursday, 04 June 2009 | 02:10Persib terancam terkena sanksi dari Komisi disiplin PSSI karena diduga mencederai nilai-nilai sportifitas pada pertandingan lanjutan LSI yang diadakan di lamongan kemarin malam.

Pada pertandingan tersebut, seringkali para pemain Persib memprotes keras keputusan wasit yang selalu mengangkat bendera offside ketika Persib melakukan serangan. Gol Christian Gonzales yang terjadi di menit ke-41 pun terkena anulir wasit Setiyono setelah asisten wasit II Kundori mengibarkan benderanya. Begitupun yang terjadi di babak kedua, kali ini giliran asisten wasit I Winarno Bahtiar yang tertular kebiasaan mengangkat bendera offside.
Puncaknya adalah ketika pada akhir-akhir pertandingan dimana para pemain Persib hanya berdiam diri dan adapula yang hanya duduk-duduk saja ditengah lapangan. Sampai ketika menit akhir, dimana penyerang Prince Bello dibiarkan mencetak gol tanpa adanya upaya sedikitpun dari seluruh pemain Persib untuk menghentikannya.
Jaya hartono yang telah berkali-kali memprotes keras dengan menghampiri pengawas pertandingan Marno mengatakan bahwa tindakan para pemainnya itu adalah bentuk puncak kekesalan pada tindakan perangkat pertandingan yang keterlaluan.
“Mau dibawa ke mana sepak bola kita. Sebagai pelatih, mantan pemain, dan pernah di tim nasional, saya menangis lihat kejadian ini. Seluruh perangkat pertandingan tidak benar. Akibatnya, pemain pun melakukan unjuk rasa di lapangan. Inilah sepak bola unjuk rasa pertama di LSI. Kita sama sekali tidak memberikan instruksi. Ini semua lantaran pemain kecewa. Masak semua bola crossing dianggap offside. Ini sangat keterlaluan,” kata Jaya pada acara konfrensi pers.
Komdis PSSI lewat wakil ketuanya Bernhard Limbong mengatakan saat ini pihaknya sedang mempelajari kasus ini. “Kami masih menunggu laporan pengawas pertandingan, terutama saat menjelang pertandingan usai, di mana pemain Persitara dengan mudahnya menjebol gawang Persib. Pemain Persib seakan sengaja membiarkan pemain Persitara menciptakan gol,” ungkapnya di Sekretariat PSSI.
Selain dinilai mencederai nilai-nilai sportivitas, ada beberapa pengurus Persib yang terancam sanksi dari Komdis. “Komdis juga akan memeriksa daftar beberapa ofisial yang layak berada di bench pemain, jika nanti tidak sesuai dengan yang didaftarkan, maka ofisial yang melakukan protes keras kepada aparat pertandingan akan dikenai sanksi,” jelasnya.
Menurutnya, yang bisa melakukan protes adalah kapten kesebelasan karena pertandingan masih berlangsung. “Selain itu, bolehlah pelatih Persib yang melakukan protes, tetapi harus dengan jalur resmi, tidak menunjukkan perlakuan yang emosional,” katanya seperti berita yang dilansir oleh kompas.
Dilain pihak manajemen Persib sepertinya sudah menyerah dengan cara-cara yang disarankan oleh komdis. Seperti pada kemarin sesaat setelah pertandingan, Jaya Hartono meminta manajemen untuk mengajukan protes tertulis kepada PSSI tentang kejadian ini. Namun, Umuh Muchtar hanya mengomentarinya dengan sinis. “Kami tidak akan protes. Selama ini juga tidak pernah didengar dan akan terus begitu,” kata Umuh yang berencana tidak akan lagi mengurusi sepakbola.

Persib terancam terkena sanksi dari Komisi disiplin PSSI karena diduga mencederai nilai-nilai sportifitas pada pertandingan lanjutan LSI yang diadakan di lamongan kemarin malam.
Pada pertandingan tersebut, seringkali para pemain Persib memprotes keras keputusan wasit yang selalu mengangkat bendera offside ketika Persib melakukan serangan. Gol Christian Gonzales yang terjadi di menit ke-41 pun terkena anulir wasit Setiyono setelah asisten wasit II Kundori mengibarkan benderanya. Begitupun yang terjadi di babak kedua, kali ini giliran asisten wasit I Winarno Bahtiar yang tertular kebiasaan mengangkat bendera offside.
Puncaknya adalah ketika pada akhir-akhir pertandingan dimana para pemain Persib hanya berdiam diri dan adapula yang hanya duduk-duduk saja ditengah lapangan. Sampai ketika menit akhir, dimana penyerang Prince Bello dibiarkan mencetak gol tanpa adanya upaya sedikitpun dari seluruh pemain Persib untuk menghentikannya.
Jaya hartono yang telah berkali-kali memprotes keras dengan menghampiri pengawas pertandingan Marno mengatakan bahwa tindakan para pemainnya itu adalah bentuk puncak kekesalan pada tindakan perangkat pertandingan yang keterlaluan.
“Mau dibawa ke mana sepak bola kita. Sebagai pelatih, mantan pemain, dan pernah di tim nasional, saya menangis lihat kejadian ini. Seluruh perangkat pertandingan tidak benar. Akibatnya, pemain pun melakukan unjuk rasa di lapangan. Inilah sepak bola unjuk rasa pertama di LSI. Kita sama sekali tidak memberikan instruksi. Ini semua lantaran pemain kecewa. Masak semua bola crossing dianggap offside. Ini sangat keterlaluan,” kata Jaya pada acara konfrensi pers.
Komdis PSSI lewat wakil ketuanya Bernhard Limbong mengatakan saat ini pihaknya sedang mempelajari kasus ini. “Kami masih menunggu laporan pengawas pertandingan, terutama saat menjelang pertandingan usai, di mana pemain Persitara dengan mudahnya menjebol gawang Persib. Pemain Persib seakan sengaja membiarkan pemain Persitara menciptakan gol,” ungkapnya di Sekretariat PSSI.
Selain dinilai mencederai nilai-nilai sportivitas, ada beberapa pengurus Persib yang terancam sanksi dari Komdis. “Komdis juga akan memeriksa daftar beberapa ofisial yang layak berada di bench pemain, jika nanti tidak sesuai dengan yang didaftarkan, maka ofisial yang melakukan protes keras kepada aparat pertandingan akan dikenai sanksi,” jelasnya.
Menurutnya, yang bisa melakukan protes adalah kapten kesebelasan karena pertandingan masih berlangsung. “Selain itu, bolehlah pelatih Persib yang melakukan protes, tetapi harus dengan jalur resmi, tidak menunjukkan perlakuan yang emosional,” katanya seperti berita yang dilansir oleh kompas.
Dilain pihak manajemen Persib sepertinya sudah menyerah dengan cara-cara yang disarankan oleh komdis. Seperti pada kemarin sesaat setelah pertandingan, Jaya Hartono meminta manajemen untuk mengajukan protes tertulis kepada PSSI tentang kejadian ini. Namun, Umuh Muchtar hanya mengomentarinya dengan sinis. “Kami tidak akan protes. Selama ini juga tidak pernah didengar dan akan terus begitu,” kata Umuh yang berencana tidak akan lagi mengurusi sepakbola.

jackjerk : mun jadi KOMDES sarua jeung ngaran urang atuh……… hehehehehe…
tapi angger uing teu satuju persib dikieukeun………. sabenerna nu teu sportif teh saha??????
Geus ti baheula..sok kitu da PSSI-blis mah ka Persib teh sok dengdek topi. Tingali pemain nasional , sakitu alus Gilang Angga sugan ay kapanggil? lapur! boro2 Gilang, Ajat oge baheula nepi ka pundung. Mun ay masalah heug Persib korban na, dibolak-balik faktana siga Persib anu salah.Persib juara Perserikatan tahun 86 ribut ceunah geus nyogok Perseman. geus juara rek dikirim ka turnamen brunei, ribut ceunah teu layak, ari pek teh juara na sapisan! ribut ceunah eta mah kabeneran..
Nu kudu diselidiki mah persitara n wasitna oge atuh..lieeeuurrrrrr
Lur, Sim kuring menelusuri wasit setiyono via google, geuning loba pisan cawadeunana, tapi kunaon dipake wae ku PSSI nya? cobi telusur geura…,Kanggo Persib sing sabar wae, yakin Gusti Allah mah tara sare, masih aya kasempetan kanggo ikhtiar lajeng tawakal…
komdis teu aya padamelan…
PERSIB GAK HRUZ DBERI SANKSI,TP WASIT NA GE*O……..
SABAR SIB,MSING DI LICIKAN KU WASIT GE……..
PKONA WASIT GOBL*G……..
Teu ngarti uing,,cik atuh ka pssi lalajoanan ath LSI teh, jadi nyaho saha nu kudu di hukum, komdis ulah so arintelek ath geura make ‘adeuh’ ari rek ngabacot..nu simpel we nu simpel LALAJOANAN tuluy buktikeun saha ath nu kuduna di sangsi teh. . .kabinabina teuing,,
Dasar KOMDIS Anjrit……………..
Dasar PSSI Anjrit……………
g’ bisa bedain mana yg baek & mana yg buruk………….
teuing kunanon atuh ari ka PERSIB teh meni ciga nu kararekih ny! TEU SAHA-SAHA…nya sing sabar we lah..nu pentingmah tunjukeun prestasi nu alus.. kanggo PSSI+KOMDIS+wasit-wasit indonesia..aranjeun mah ti baheula ge da….
kayaknya lain kali Persib harus punya merekam setiap pertandingannya sendiri, tidak cuma mengandalkan rekaman dari TV swasta. Selain bisa digunakan untuk evaluasi intern juga buat bukti kalau ada kasus2 seperti ini lagi, dimana pertandingan tidak disiarkan TV. Orang komdis juga manusia biasa yg punya team favorit dan sentimen kedaerahan, jadi tidak bisa terlalu diharapkan objektifitasnya.
kayaknya wasit satu ini salah ambil jurusan. mestinya ambil jurusan musik aja, di sana ngga cuma bisa tiup peluit, tapi banyak salah satunya tiup pantat ayam juga. Mungkin setiyono lagi asik asiknya maen peluit kale, tapi inget anak istri dirumah mas. Ntar kalo pensiun dini mo di kasih semur peluit ma sayur rumput stadion ?????
euh meni raribut.. teu maca peraturan jeung pedoman wasit indonesia sih.. da emang kudu kitu wasit mah..
eusi pedoman wasit oge :
1. bersedia di suap
2. melakukan tindakan tidak sportif untuk keuntungan penyuap
3. harga :
– memberikan penalti = Rp. 10.000.000,-
– memberikan offside kepada lawan = Rp. 5.000.000,-
– memberi pelanggaran kepada lawan = Rp. 750.000,-
– memberi kartu kuning kepada lawan = Rp. 1000.000,-
– memberi kartu merah kepada lawan = Rp. 3000.000,-
– menganulir gol lawan = Rp. 5.500.000,-
BONUS TANPA BAYARAN :
– berlari lari di lapangan
– meniup peluit
– memakai dua jam tangan
– tersenyum
ahh lieur sepakbola indonesia mah……
terus aj klub yg kena sanksi…
ngaca atuhhhhh PSSI…..
bikin jadwal pertandingan aja masih berantakan…
klub lagi yang kena getahnya….
RIWEUHHHHHHHHH….
pokona sepak bola indonesia paling kacaw sa dunia…?