Kisah David Laly Hingga Menjadi Pemain Profesional
Wednesday, 27 January 2016 | 20:35
David Laly banyak menghaturkan rasa terimakasih kepada eks. pelatihnya saat masa remaja. Dia adalah sosok Yohannes pelatihnya semasa Sekolah Sepak Bola (SSB) tepatnya di SSB MSYK. Yohannes berjasa mempromosikannya ke klub junior Persipura Jayapura U-15.
Laly menceritakan bila sang pelatih sampai bertamu kerumahnya menyusul untuk memberi tahu agar Laly mengikuti seleksi. Kala itu pemain kelahiran Wamena tersebut memang dikenal paling menonjol dan berpotensi memiliki karir baik berkat kerja kerasnya.
“Kalau dulu ada Pak Yohannes waktu SSB, yang latih dia. Waktu ada seleksi Persipura U-15 dia datang ke rumah aku, ngasih tahu kalau ada seleksi dan nanti kamu (Laly) harus ikut kesana katanya,” tutur Laly menceritakan.
Pelatih yang sempat memperkuat klub asal Kota Bontang tersebut, dianggap Laly hingga kini sangat berjasa. Dirinya sampai kini mampu merumput dengan empat klub profesional berbeda. Diantaranya Persipura (2009-2012), Persidafon (2012-2013), Pelita Bandung Raya (2013-2015), Persib (2016). “Mantan pemain bola juga, dia (Yohannes) sempat di Bontang juga, kalau dari awal dia yang paling berjasa,” sebutnya.
Lebih lanjut, ia menceritakan kisah uniknya semasa kecil. Saking memiliki hobi terhadap olahraga sepak bola ia sering bermain bola sejak pagi hingga sore di lapangan sekitar rumahnya. Hingga waktu magrib tiba, ia sering disusuli orang tua untuk segera pulang dan bergegas mandi.
“Waktu kecil kalau saya sering main bola dari pagi sampai sore, orang tua kan kadang enggak tahu saya main bola, kadang orang tua datang ke sana (ke lapangan) dan langsung disuruh pulang lebih jam 6 disuruh mandi kan,” celotehnya.
Hingga ia beranjak dewasa perlahan David Laly sudah sering dilepas menentukan karirnya. Mulai dari melepasnya menonton sebuah pertandingan sendirian hingga mesngikuti SSB dan tanpa disangka lolos seleksi Persipura U-15. Disitulah karir dan potensinya mampu terangkat hingga bisa menjadi pemain profesional. “Pas sudah besar sering diizinkan ke lapangan nonton, main,” katanya.
Tak lupa eks. pemain Persidafon dan Persipasi Bandung Raya ini menyebutkan legenda France sebagai pemain favoritnya, dialah Zinedine Zidane. Permainan kapten France ini cukup menginspirasi permainannya. Tim terakhir Zidane yakni Real Madrid menjadi klub yang di sukainya.
“Dari dulu sering nonton Liga Champions, saya suka sama Zidane saya suka nonton Real Madrid. Liga Champions pas real madrid main pasti nonton,” ucapnya.

David Laly banyak menghaturkan rasa terimakasih kepada eks. pelatihnya saat masa remaja. Dia adalah sosok Yohannes pelatihnya semasa Sekolah Sepak Bola (SSB) tepatnya di SSB MSYK. Yohannes berjasa mempromosikannya ke klub junior Persipura Jayapura U-15.
Laly menceritakan bila sang pelatih sampai bertamu kerumahnya menyusul untuk memberi tahu agar Laly mengikuti seleksi. Kala itu pemain kelahiran Wamena tersebut memang dikenal paling menonjol dan berpotensi memiliki karir baik berkat kerja kerasnya.
“Kalau dulu ada Pak Yohannes waktu SSB, yang latih dia. Waktu ada seleksi Persipura U-15 dia datang ke rumah aku, ngasih tahu kalau ada seleksi dan nanti kamu (Laly) harus ikut kesana katanya,” tutur Laly menceritakan.
Pelatih yang sempat memperkuat klub asal Kota Bontang tersebut, dianggap Laly hingga kini sangat berjasa. Dirinya sampai kini mampu merumput dengan empat klub profesional berbeda. Diantaranya Persipura (2009-2012), Persidafon (2012-2013), Pelita Bandung Raya (2013-2015), Persib (2016). “Mantan pemain bola juga, dia (Yohannes) sempat di Bontang juga, kalau dari awal dia yang paling berjasa,” sebutnya.
Lebih lanjut, ia menceritakan kisah uniknya semasa kecil. Saking memiliki hobi terhadap olahraga sepak bola ia sering bermain bola sejak pagi hingga sore di lapangan sekitar rumahnya. Hingga waktu magrib tiba, ia sering disusuli orang tua untuk segera pulang dan bergegas mandi.
“Waktu kecil kalau saya sering main bola dari pagi sampai sore, orang tua kan kadang enggak tahu saya main bola, kadang orang tua datang ke sana (ke lapangan) dan langsung disuruh pulang lebih jam 6 disuruh mandi kan,” celotehnya.
Hingga ia beranjak dewasa perlahan David Laly sudah sering dilepas menentukan karirnya. Mulai dari melepasnya menonton sebuah pertandingan sendirian hingga mesngikuti SSB dan tanpa disangka lolos seleksi Persipura U-15. Disitulah karir dan potensinya mampu terangkat hingga bisa menjadi pemain profesional. “Pas sudah besar sering diizinkan ke lapangan nonton, main,” katanya.
Tak lupa eks. pemain Persidafon dan Persipasi Bandung Raya ini menyebutkan legenda France sebagai pemain favoritnya, dialah Zinedine Zidane. Permainan kapten France ini cukup menginspirasi permainannya. Tim terakhir Zidane yakni Real Madrid menjadi klub yang di sukainya.
“Dari dulu sering nonton Liga Champions, saya suka sama Zidane saya suka nonton Real Madrid. Liga Champions pas real madrid main pasti nonton,” ucapnya.

Wilujeng sumping David Laly. Kajeun ngarana Lali tapi kuring yakin manehna lain jelema pohoan. Tapi menurut peng-suy mah ngarana mending diganti David Ojolali ameh tong poho ngagolkeun ka gawang lawan