
Terpilihnya Robert menjadi anggota skuat Ajax Amsterdam U-12 membuatnya begitu bersemangat untuk berlatih. Dia tak pernah melewatkan agenda latihan yang dilakukan tiap sore hari, saat anak-anak seusianya pulang sekolah. Itu semata dilakukan dia untuk memupuk asa menjadi pemain profesional.
Di setiap akhir pekan juga Robert selalu menyempatkan datang memainkan kompetisi U-12. Menurutnya dalam program pembinaan pemain muda di Belanda, digelar laga kompetitif di hari Sabtu atau Minggu. Keterampilan dalam bermain dan mental yang kuat dibangun di ajang tersebut.
“Kami berlatih empat kali seminggu. Saat pulang sekolah, saat itu saya pulang sekolah pukul 3 sore, saya menggunakan sepeda dan membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk tiba di stadion Ajax. Lapangan latihannya terletak di belakang stadion (Ajax),” kata pelatih berusia 65 tahun ini.
“Lalu saat akhir pekan, biasanya di hari Minggu, digelar laga kompetisi. Ini adalah keunggulan dari Belanda atau negara lain yang sepakbolanya kokoh, seperti di Ajax, ada kompetisi untuk pemain berusia 12 tahun setiap akhir pekannya. Jadi anak muda sudah dibiasakan bermain di level kompetitif sejak dini,” ujar dia menambahkan.
Saat itu Robert langsung terpilih menjadi komponen skuat C1. Ajax punya tiga tim di setiap kelompok umur. Ada tim kesatu, kedua dan ketiga di usia 12-14, lalu tim B junior (U-14 hingga U-16) dan tim A Junior (U-16 hingga U18). Setelah itu pemain bisa menembus tim profesional atau pergi dulu ke tempat lain untuk mencari pengalaman.
Robert beruntung terpilih di tim utama dari seleksi di setiap kelompok umur dari C junior hingga A junior. Pemain juga dapat agenda khusus ketika waktu libur sekolah tiba. Mereka diminta untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama dengan banyak sesi pemahaman soal klub.
“Lalu saat libur sekolah, seperti yang dilakukan di Ajax, kami datang setiap hari dan berada seharian di stadion. Kami diberi pelajaran soal sepakbola, tentang semua subjek dalam sepakbola. Kami berlatih di luar lapangan,” jelasnya.
Proses panjang ditempuh Robert bertahun-tahun hingga dia dapat kesempatan promosi ke tim utama Ajax. Dari generasi skuat U-12 seangkatannya, hanya dua pemain yang dikontrak oleh tim senior. Namun Robert gagal mendapat tempat reguler di skuat utama dan bersama Ajax lebih banyak menjadi cadangan.
“Saya beruntung bisa terus menjadi bagian dari tim junior Ajax yang menembus tim utama. Kontrak pertama saya didapat di usia 18. Yang menariknya, dari daftar pemain yang mengikuti seleksi sejak usia 12, hanya dua pemain yang mampu mendapatkan kontrak profesional,” kenangnya.
“Satu pemain lagi adalah Henk van Santen yang main cukup rutin bersama tim utama. Saya tidak, lebih banyak duduk di bench atau tim reserves, lebih sering bermain untuk tim kedua. Hanya dua pemain yang benar-benar mampu menembus karir profesional dari tim C (usia 12 tahun) di angkatan saya,” tutup Robert.
Komentar Bobotoh