Kiprah Kuartet Legendaris Persib Bandung (Bagian 1)
Monday, 15 June 2020 | 19:51
Kesuksesan Persib menjadi jawara Indonesia Super League 2014 tidak lepas dari peran kuartet pemain lokal berpengalaman di dalam tim. Empat sekawan, Firman Utina, Muhammad Ridwan, Supardi dan Achmad Jufriyanto adalah deretan amunisi kuncian Djadjang Nurdjaman lantaran mereka punya mental juara yang tidak perlu diragukan lagi.
Pertemanan keempat pemain ini bukan hanya punya chemistry kuat di dalam lapangan, namun ketika di luar lapangan juga mereka begitu kompak. Sehingga tidak aneh ketika melihat mereka kerap bermain di satu tim yang sama selama bertahun-tahun. Ketika satu berganti kostum, para sahabatnya pun pergi mengikuti.
Di awal karir masing-masing, Firman, Ridwan, Supardi dan Jufriyanto tumbuh bersama klub dari wilayah tempat mereka tumbuh. Secara usia, Jufriyanto memang terbilang lebih junior daripada ketiga ‘kakaknya’ ini. Mereka benar-benar berkumpul bersama ketika membela Pelita Jaya pada kompetisi musim 2009/2010.
Firman Utina memulai petualangan di kompetisi profesionalnya pada Liga Indonesia 1999/2000 bersama Persema Manado. Dia lalu bersinar penampilannya ketika tampil bersama Persita dan Arema sebelum direkrut pada kompetisi musim 2008 oleh Pelita Jaya. Dia menjadi kepercayaan pelatih, Fandi Ahmad dan menjadi pemimpin di dalam tim.
Lalu Supardi, pemain asal Bangka tersebut memulai karir di PS Palembang dan mulai mendapat kesempatan bermain di kompetisi kasta tertinggi pada musim 2004/2005 bersama PSPS. Nama Supardi lalu bersinar sebagai bek kanan agresif ketika membela PSMS dan tempat di tim nasional pada tahun 2007. Bersama Firman, ia juga sama-sama didaratkan oleh Pelita Jaya di musim yang sama.
Selanjutnya, Muhammad Ridwan juga mulai menemukan kesempatan bermain bersama kedua pemain yang akhirnya menjadi sahabatnya tersebut di musim 2008. Winger kanan yang memiliki akselerasi tinggi itu berkibar performanya bersama tim asal tempat kelahirannya, PSIS Semarang. Dia lalu berkumpul bersama dengan Firman dan Supardi di klub yang lahir di era Galatama itu.

Trio ini sebenarnya sudah kerap bertemu ketika menjalankan tugas bersama tim nasional, lalu mereka semakin kompak ketika satu musim bermain untuk Pelita Jaya. Di musim 2009, Achmad Jufriyanto menyusul untuk membela Pelita setelah direkrut dari Arema. Dari sana dia mengenal Firman Utina, Supardi dan Muhammad Ridwan.
Pertemanan mereka lalu makin menguat. Di bawah komando Fandi Ahmad sebagai pelatih, dan Djadjang Nurdjaman sebagai asisten pelatih, chemistry keempat pemain itu makin menguat baik ketika di lapangan dalam latihan maupun pertandingan serta saat berada di mes. Mereka lantas menjadi paket yang selalu bersama kemana-mana.
Meski tidak mempersembahkan gelar juara bersama Pelita, tapi keempat pemain ini mempunyai rekam jejak yang mumpuni. Hal itu yang membuat Sriwijaya tertarik untuk merekrut mereka satu paket ke Palembang. Fondasi tim juara dibentuk demi mengembalikan Laskar Wong Kito merebut gelar juara kembali.
Firman dan kawan-kawan lalu benar-benar membuat Sriwijaya bertaring lagi pada musim kompetisi 2011/2012. Kas Hartadi yang menjadi pelatih punya komposisi pemain yang tangguh karena empat pemain ini ada di dalam skuatnya. Achmad Jufriyanto kerap menempati posisi bek tengah dan slot gelandang bertahan bersama Lim Jun Sik.
Firman Utina tetap menjadi dinamo di lini tengah dengan umpan akurat dan visi bermain di atas rata-rata. Sedangkan duet Supardi-Ridwan tetap menjadi jaminan kekuatan flank kanan, mereka sama-sama kuat saat bertahan dan menyerang. Mereka memang dikenal dengan dua sosok yang seakan punya telepati ketika bermain.
Pada penghujung kompetisi musim 2012, Sriwijaya pun keluar sebagai juara dengan memuncaki klasemen akhir. Dari 34 pertandingan yang dimainkan, Sriwijaya sukses memenangi 25 laga dan 4 hasil imbang dan hanya 5 kali kekalahan yang ditelan. Koleksi 79 poin pun menjadi tidak mampu dikejar oleh kontestan lainnya.
Catatan ini membuat Persib tertarik untuk memboyong ‘kuartet jaminan prestasi’ ini. Di musim 2013, Persib asuhan Djadjang Nurdjaman yang sudah paham dengan kualitas mereka memboyong trio Firman, Supardi dan Ridwan. Baru di musim 2014, Jufriyanto menyusul dan kehadiran empat pemain ini membuktikan mampu membuat tim mempunyai mental juara.

Kesuksesan Persib menjadi jawara Indonesia Super League 2014 tidak lepas dari peran kuartet pemain lokal berpengalaman di dalam tim. Empat sekawan, Firman Utina, Muhammad Ridwan, Supardi dan Achmad Jufriyanto adalah deretan amunisi kuncian Djadjang Nurdjaman lantaran mereka punya mental juara yang tidak perlu diragukan lagi.
Pertemanan keempat pemain ini bukan hanya punya chemistry kuat di dalam lapangan, namun ketika di luar lapangan juga mereka begitu kompak. Sehingga tidak aneh ketika melihat mereka kerap bermain di satu tim yang sama selama bertahun-tahun. Ketika satu berganti kostum, para sahabatnya pun pergi mengikuti.
Di awal karir masing-masing, Firman, Ridwan, Supardi dan Jufriyanto tumbuh bersama klub dari wilayah tempat mereka tumbuh. Secara usia, Jufriyanto memang terbilang lebih junior daripada ketiga ‘kakaknya’ ini. Mereka benar-benar berkumpul bersama ketika membela Pelita Jaya pada kompetisi musim 2009/2010.
Firman Utina memulai petualangan di kompetisi profesionalnya pada Liga Indonesia 1999/2000 bersama Persema Manado. Dia lalu bersinar penampilannya ketika tampil bersama Persita dan Arema sebelum direkrut pada kompetisi musim 2008 oleh Pelita Jaya. Dia menjadi kepercayaan pelatih, Fandi Ahmad dan menjadi pemimpin di dalam tim.
Lalu Supardi, pemain asal Bangka tersebut memulai karir di PS Palembang dan mulai mendapat kesempatan bermain di kompetisi kasta tertinggi pada musim 2004/2005 bersama PSPS. Nama Supardi lalu bersinar sebagai bek kanan agresif ketika membela PSMS dan tempat di tim nasional pada tahun 2007. Bersama Firman, ia juga sama-sama didaratkan oleh Pelita Jaya di musim yang sama.
Selanjutnya, Muhammad Ridwan juga mulai menemukan kesempatan bermain bersama kedua pemain yang akhirnya menjadi sahabatnya tersebut di musim 2008. Winger kanan yang memiliki akselerasi tinggi itu berkibar performanya bersama tim asal tempat kelahirannya, PSIS Semarang. Dia lalu berkumpul bersama dengan Firman dan Supardi di klub yang lahir di era Galatama itu.
Trio ini sebenarnya sudah kerap bertemu ketika menjalankan tugas bersama tim nasional, lalu mereka semakin kompak ketika satu musim bermain untuk Pelita Jaya. Di musim 2009, Achmad Jufriyanto menyusul untuk membela Pelita setelah direkrut dari Arema. Dari sana dia mengenal Firman Utina, Supardi dan Muhammad Ridwan.
Pertemanan mereka lalu makin menguat. Di bawah komando Fandi Ahmad sebagai pelatih, dan Djadjang Nurdjaman sebagai asisten pelatih, chemistry keempat pemain itu makin menguat baik ketika di lapangan dalam latihan maupun pertandingan serta saat berada di mes. Mereka lantas menjadi paket yang selalu bersama kemana-mana.
Meski tidak mempersembahkan gelar juara bersama Pelita, tapi keempat pemain ini mempunyai rekam jejak yang mumpuni. Hal itu yang membuat Sriwijaya tertarik untuk merekrut mereka satu paket ke Palembang. Fondasi tim juara dibentuk demi mengembalikan Laskar Wong Kito merebut gelar juara kembali.
Firman dan kawan-kawan lalu benar-benar membuat Sriwijaya bertaring lagi pada musim kompetisi 2011/2012. Kas Hartadi yang menjadi pelatih punya komposisi pemain yang tangguh karena empat pemain ini ada di dalam skuatnya. Achmad Jufriyanto kerap menempati posisi bek tengah dan slot gelandang bertahan bersama Lim Jun Sik.
Firman Utina tetap menjadi dinamo di lini tengah dengan umpan akurat dan visi bermain di atas rata-rata. Sedangkan duet Supardi-Ridwan tetap menjadi jaminan kekuatan flank kanan, mereka sama-sama kuat saat bertahan dan menyerang. Mereka memang dikenal dengan dua sosok yang seakan punya telepati ketika bermain.
Pada penghujung kompetisi musim 2012, Sriwijaya pun keluar sebagai juara dengan memuncaki klasemen akhir. Dari 34 pertandingan yang dimainkan, Sriwijaya sukses memenangi 25 laga dan 4 hasil imbang dan hanya 5 kali kekalahan yang ditelan. Koleksi 79 poin pun menjadi tidak mampu dikejar oleh kontestan lainnya.
Catatan ini membuat Persib tertarik untuk memboyong ‘kuartet jaminan prestasi’ ini. Di musim 2013, Persib asuhan Djadjang Nurdjaman yang sudah paham dengan kualitas mereka memboyong trio Firman, Supardi dan Ridwan. Baru di musim 2014, Jufriyanto menyusul dan kehadiran empat pemain ini membuktikan mampu membuat tim mempunyai mental juara.
