
Persiapan maksimal sudah dilakukan kontingen Kota Bandung untuk tampil di Porprov XIV/2022 Jawa Barat. Ketua Umum KONI Kota Bandung, Nuryadi mengatakan bahwa keseriusan dilakukan dengan melakukan latihan intensif selama tiga tahun. Atlet dibina untuk siap tampil maksimal di tahun ini.
Keseriusan juga ditunjukan dengan menjadi daerah dengan jumlah atlet terbanyak di Porprov kali ini. Setelah empat kali melalui proses seleksi dan verifikasi, tercatat ada 1211 atlet yang berpartisipasi. Selain itu, Kota Bandung juga turun di 77 disiplin cabang olahraga dari total 78 yang tersedia.
“Saya kira proses ini (persiapan) sudah berlangsung cukup panjang ya, sejak 2019. Jadi kami berbasis kepada proses pembinaan dan tidak potong kompas pada akhir tahun saja. Dari apa yang dirintis sejak 2019, cabor-cabor memilih atlet yang terbaik,” kata Nuryadi ketika diwawancara di Kantor KONI Kota Bandung.
Semula ada kesepakatan bahwa yang akan diberangkatkan ke Porprov adalah atlet yang berpotensi emas saja. Tetapi akhirnya setelah melalui verifikasi empat kali, cabor-cabor penambahan atlet yang berpartisipasi. Diharapkan mereka bisa melakukan yang terbaik supaya bisa mendapat medali emas.
“Kami tidak mengunci di situ saja, dari verifikasi satu hingga empat itu lah kawan-kawan cabor tetap menghendaki ada pengiriman atlet yang medali perunggu dan calon medali perak. Siapa tahu yang perunggu bisa jadi perak atau yang perunggu menjadi emas, di dalam pertandingan kan begitu,” ujar Nuryadi melanjutkan.
Besar harapan juga atlet yang diproyeksi mendapat medali emas bisa berhasil sesuai rencana. Untuk itu dia memberi sorotan kepada atlet untuk tidak hanya memperhatikan dari sisi teknis tapi juga mental. Bagaimana mereka mengontrol tekanan agar bisa tampil all out terutama pada debutan di nomor perorangan.
“Jadi kami meyakini betul apa yang dilakukan kawan-kawan di cabang olahraga bisa menuai prestasi meski di tengah jalan nanti hambatan, tantangan dan situasi akan berbeda. Apalagi ada beberapa atlet yang baru bertanding terutama di nomor perorangan, itu cukup riskan,” ujarnya.
Menurutnya ada perbedaan ketika bertanding di kejuaraan multi event dengan single event. Meski statusnya adalah pernah menjadi juara di Kejurnas atau event internasional tapi ajang seperti Porprov tentu berbeda. Bisa saja dari sisi mental atlet rontok saat melihat semangat pesaing-pesaing dari daerah lain.
“Karena beda dong single event dengan multi event seperti Porprov. Saya harap kawan-kawan di cabang olahraga harus mengawal terutama di atlet-atlet yang baru berpartisipasi di Porprov ini. Jangan sampai kecolongan. Beda kan single event, misalnya sudah juara saat Kejurnas atau Kejuaraan dunia tapi kan di Porprov itu baru pertama kali dan lain nuansanya, lain semangatnya apalagi melihat lawan daerah lain. Saya kira itu yang harus diantisipasi,” ujarnya.
“Karena kalau dari proses latihan ya saya percaya kawan-kawan cabor sudah mempersiapkan diri dari kondisi fisik dan teknis lainnya. Tapi untuk urusan mental terutama itu harus antisipasi karena sekali lagi, multi event berbeda dengan single event,” tandas Nuryadi.
Komentar Bobotoh