Ketua VPC Pahami Kepolisian Tak Beri Izin Pertandingan
Tuesday, 22 October 2019 | 13:44
Perwakilan beberapa kelompok Bobotoh bertemu dengan manajemen Persib dan Kapolda Jawa Barat. Pada kesempatan ini kepolisian bersilaturahmi serta meminta maaf belum bisa memberikan restu Persib berlaga di Bandung. Ada beragam alasan hingga akhirnya Irjen Pol Drs. Rudy Sufahriadi tidak memberikan izin.
Heru Djoko selaku Ketua Viking Persib Club (VPC) pun menyebut pihaknya memahami kebijakan yang diambil kepolisian. Dia juga menghargai itikad bagi pihak Kapolda yang mau bertemu Bobotoh dan meminta maaf atas sulitnya memberi izin. Menurutnya wajar jika beberapa laga kandang Persib harus dipindah ke kota lain.
“Jadi apresiasi yang besar yah, Pak Kapolda dengan minta maaf itu berarti menghargai Bobotoh, hebat dan mengapresiasi besar. Saya memahami keadaan dan kondisi dan saya juga lihat ke sana ternyata memang kondisinya itu kurang bagus.” jelas Heru pada wawancara di Graha Persib, Selasa (22/10).
“Jadi kami paham dengan keadaan. Kami berharap segera saja, diteruskan program dari Pak Kapolda dan kalau situasi sudah bagus dan perintah Kapolda, saya harap pertandingan ya jalan lagi,” lanjut Heru.
Kebijakan dari jajaran Kepolisian yang fokus menjaga keamanan karena situasi Jawa Barat tidak kondusif pun memancing reaksi dari Bobotoh. Banyak yang kecewa akan keputusan itu. Lantaran mereka tidak bisa mendukun timnya langsung ketika menghadapi Persebaya dan Persija yang dikenal sebagai duel klasik.
Heru pun berupaya untuk memberi pengertian kepada Bobotoh di akar rumput. Menurutnya wajar jika suporter merasa kecewa dan marah karena laga kontra Persija adalah partai penuh gengsi. Para pentolan suporter juga sudah berupaya namun situasi dari Bandung dan Jawa Barat memang tidak memungkinkan.
“Upaya kita banyak dan susah kan, akar rumput itu kan memang sudah cinta, ngebully bukan karena benci, tetapi mereka ingin mendukung timnya, itu panggilan jiwanya, saya paham semua itu lah,” jelas Heru.
“Kita bekerja, kita terus mengupayakan, ke Kapolres, melihat keadaan langsung dan kondisinya memang mengkhawatirkan seperti Pilkades itu. Kita juga terus dari Viking, The Bombs, Bomber melihat langsung keadaan dan memang keadaannya seperti itu,” tutupnya.

Perwakilan beberapa kelompok Bobotoh bertemu dengan manajemen Persib dan Kapolda Jawa Barat. Pada kesempatan ini kepolisian bersilaturahmi serta meminta maaf belum bisa memberikan restu Persib berlaga di Bandung. Ada beragam alasan hingga akhirnya Irjen Pol Drs. Rudy Sufahriadi tidak memberikan izin.
Heru Djoko selaku Ketua Viking Persib Club (VPC) pun menyebut pihaknya memahami kebijakan yang diambil kepolisian. Dia juga menghargai itikad bagi pihak Kapolda yang mau bertemu Bobotoh dan meminta maaf atas sulitnya memberi izin. Menurutnya wajar jika beberapa laga kandang Persib harus dipindah ke kota lain.
“Jadi apresiasi yang besar yah, Pak Kapolda dengan minta maaf itu berarti menghargai Bobotoh, hebat dan mengapresiasi besar. Saya memahami keadaan dan kondisi dan saya juga lihat ke sana ternyata memang kondisinya itu kurang bagus.” jelas Heru pada wawancara di Graha Persib, Selasa (22/10).
“Jadi kami paham dengan keadaan. Kami berharap segera saja, diteruskan program dari Pak Kapolda dan kalau situasi sudah bagus dan perintah Kapolda, saya harap pertandingan ya jalan lagi,” lanjut Heru.
Kebijakan dari jajaran Kepolisian yang fokus menjaga keamanan karena situasi Jawa Barat tidak kondusif pun memancing reaksi dari Bobotoh. Banyak yang kecewa akan keputusan itu. Lantaran mereka tidak bisa mendukun timnya langsung ketika menghadapi Persebaya dan Persija yang dikenal sebagai duel klasik.
Heru pun berupaya untuk memberi pengertian kepada Bobotoh di akar rumput. Menurutnya wajar jika suporter merasa kecewa dan marah karena laga kontra Persija adalah partai penuh gengsi. Para pentolan suporter juga sudah berupaya namun situasi dari Bandung dan Jawa Barat memang tidak memungkinkan.
“Upaya kita banyak dan susah kan, akar rumput itu kan memang sudah cinta, ngebully bukan karena benci, tetapi mereka ingin mendukung timnya, itu panggilan jiwanya, saya paham semua itu lah,” jelas Heru.
“Kita bekerja, kita terus mengupayakan, ke Kapolres, melihat keadaan langsung dan kondisinya memang mengkhawatirkan seperti Pilkades itu. Kita juga terus dari Viking, The Bombs, Bomber melihat langsung keadaan dan memang keadaannya seperti itu,” tutupnya.

Eta jalma katanya nyaleg, jadi ngga? Males banget liat orang yg memanfaatkan PERSIB untuk kepentingan politik