Ketua Umum PSSI Puas Dengan Gelaran Elite Pro Academy
Thursday, 25 November 2021 | 21:26
Berakhir sudah gelaran Elite Pro Academy U-16 dan U-18. Kompetisi ini digelar terpusat di kawasan Bandung Raya dengan melibatkan enam stadion. Untuk final, Stadion Si Jalak Harupat yang dipilih sebagai venue penentuan tim mana yang keluar sebagai juara.
Di kelompok usia di bawah 16 tahun, PSM Makassar keluar sebagai juara. Sedangkan untuk Elite Pro Academy U-18, Bali United yang menjadi nomor satu. Sedangkan runner up di dua kelompok usia ini disematkan kepada Persib yang harus menelan pil pahit di final.
Mochamad Iriawan selaku Ketua umum PSSI mengatakan puas terhadap gelaran kompetisi usia dini tersebut. Pasalnya dari satu bulan event ini terselenggara, banyak dampak positif yang didapat. Para talenta muda jadi punya ajang untuk unjuk kemampuan sebagai calon pemain masa depan.
“Hari ini hampir sebulan kita melaksanakan EPA U-16 dan U-18. Ada banyak pembelajaran yang didapatkan dan barang tentu mereka adalah pemain yang disiapkan untuk menjadi profesional baik itu di dalam maupun di luar negeri dan mengikuti kakak-kakaknya,” kata pria yang akrab disapa Iwan Bule tersebut ketika diwawancara.
Pemain-pemain ini juga nantinya disiapkan sebagai pemain di gelaran Piala Dunia U-20 2023. Mengingat Indonesia yang menjadi tuan rumah akan ambil bagian di event mancanegara tersebut. Para jebolan Elite Pro Academy akan digabung dengan anggota tim nasional U-18 yang saat ini tengah menjalani pemusatan latihan.
“Pada 2023 kita akan melaksanakaan Piala Dunia U-20 dan yang akan main tentunya mereka-mereka ini. Anak-anak ini tentunya yang akan bermain karena kita akan ambil. Kata coach Danurwindo, mereka kita siapkan untuk Piala Dunia nanti meski sudah ada yang kita berangkatkan ke Turki,” jelasnya.
Dia juga mengaku puas melihat performa yang ditunjukkan pemain-pemain muda di final U-16 dan U-18. Gol-gol yang tercipta membuatnya bisa tersenyum lebar. Namun di satu sisi, kematangan bermain anak muda ini juga masih belum maksimal dan harus dibenahi lagi untuk ke depannya.
“Tadi saya melihat mereka bermain dengan sangat cantik, tembakannya juga menghasilkan gol yang bagus. Meski ada passing yang masih salah tetapi kita akan memoles terus bersama coach Danur. Membentuk tim yang bagus tentu tak bisa sekaligus, dibutuhkan waktu lama 3-5 tahun dan itu yang kita sedang lakukan saat ini,” tuturnya.
Gelaran Elite Pro Academy sendiri disorot soal kebijakan penyelenggara melakukan penjadwalan. Karena setiap tim bermain dalam jumlah yang banyak namun waktu kompetisi hanya sebentar. Seperti Persib U-18, Dimas Juliono dan kawan-kawan tampil lebih dari 20 kali dalam satu bulan.
Namun menurutnya itu tidak menyalahi aturan, apalagi durasi laga juga tidak 90 menit. “Jadwalnya memamg sudah kita putuskan dalam aturan FIFA dan AFC. Persiaoan waktu seperti itu U-18 dan U-16 tidak apa-apa kan tidak full makanya jadwal jadi padat,” ujar dia memungkasi.

Berakhir sudah gelaran Elite Pro Academy U-16 dan U-18. Kompetisi ini digelar terpusat di kawasan Bandung Raya dengan melibatkan enam stadion. Untuk final, Stadion Si Jalak Harupat yang dipilih sebagai venue penentuan tim mana yang keluar sebagai juara.
Di kelompok usia di bawah 16 tahun, PSM Makassar keluar sebagai juara. Sedangkan untuk Elite Pro Academy U-18, Bali United yang menjadi nomor satu. Sedangkan runner up di dua kelompok usia ini disematkan kepada Persib yang harus menelan pil pahit di final.
Mochamad Iriawan selaku Ketua umum PSSI mengatakan puas terhadap gelaran kompetisi usia dini tersebut. Pasalnya dari satu bulan event ini terselenggara, banyak dampak positif yang didapat. Para talenta muda jadi punya ajang untuk unjuk kemampuan sebagai calon pemain masa depan.
“Hari ini hampir sebulan kita melaksanakan EPA U-16 dan U-18. Ada banyak pembelajaran yang didapatkan dan barang tentu mereka adalah pemain yang disiapkan untuk menjadi profesional baik itu di dalam maupun di luar negeri dan mengikuti kakak-kakaknya,” kata pria yang akrab disapa Iwan Bule tersebut ketika diwawancara.
Pemain-pemain ini juga nantinya disiapkan sebagai pemain di gelaran Piala Dunia U-20 2023. Mengingat Indonesia yang menjadi tuan rumah akan ambil bagian di event mancanegara tersebut. Para jebolan Elite Pro Academy akan digabung dengan anggota tim nasional U-18 yang saat ini tengah menjalani pemusatan latihan.
“Pada 2023 kita akan melaksanakaan Piala Dunia U-20 dan yang akan main tentunya mereka-mereka ini. Anak-anak ini tentunya yang akan bermain karena kita akan ambil. Kata coach Danurwindo, mereka kita siapkan untuk Piala Dunia nanti meski sudah ada yang kita berangkatkan ke Turki,” jelasnya.
Dia juga mengaku puas melihat performa yang ditunjukkan pemain-pemain muda di final U-16 dan U-18. Gol-gol yang tercipta membuatnya bisa tersenyum lebar. Namun di satu sisi, kematangan bermain anak muda ini juga masih belum maksimal dan harus dibenahi lagi untuk ke depannya.
“Tadi saya melihat mereka bermain dengan sangat cantik, tembakannya juga menghasilkan gol yang bagus. Meski ada passing yang masih salah tetapi kita akan memoles terus bersama coach Danur. Membentuk tim yang bagus tentu tak bisa sekaligus, dibutuhkan waktu lama 3-5 tahun dan itu yang kita sedang lakukan saat ini,” tuturnya.
Gelaran Elite Pro Academy sendiri disorot soal kebijakan penyelenggara melakukan penjadwalan. Karena setiap tim bermain dalam jumlah yang banyak namun waktu kompetisi hanya sebentar. Seperti Persib U-18, Dimas Juliono dan kawan-kawan tampil lebih dari 20 kali dalam satu bulan.
Namun menurutnya itu tidak menyalahi aturan, apalagi durasi laga juga tidak 90 menit. “Jadwalnya memamg sudah kita putuskan dalam aturan FIFA dan AFC. Persiaoan waktu seperti itu U-18 dan U-16 tidak apa-apa kan tidak full makanya jadwal jadi padat,” ujar dia memungkasi.
